Libya-Indonesia Sepakat Saudi Harus Dengar Masukan soal Layanan Haji

Biaya jemaah haji Libya sekitar Rp102 juta

Jeddah, IDN Times - Usai Misi Haji Malaysia, kini giliran Misi Haji Libya yang menemui Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Indonesia. 

Pertemuan berlangsung di Kantor Urusan Haji (KUH) KJRI, Jeddah, Sabtu 8 Juli 2023.

Dalam pertemuan tersebut, Libya dan Indonesia membahas soal perlunya Pemerintah Arab Saudi mendengar masukan dari berbagai negara pengirim jemaah, terkait pentingnya peningkatan kualitas layanan haji.

Pemerintah Saudi diharapkan dapat melibatkan negara-negara pengirim jemaah haji dalam proses perbaikan layanan tersebut.

“Indonesia dan Libya mempunyai perspektif yang sama tentang perlu adanya upaya perbaikan layanan yang dilakukan oleh Arab Saudi,” ujar Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Hilman Latief.

“Kami juga sepakat bahwa Saudi perlu menerima masukan dan melibatkan negara-negara pengirim jemaah dalam proses peningkatan kualitas layanan haji,” sambungnya.

Baca Juga: Temui PPIH, Petugas Haji Malaysia Sebut Belajar Banyak dari Indonesia

1. Biaya jemaah haji Libya sekitar Rp102 juta

Libya-Indonesia Sepakat Saudi Harus Dengar Masukan soal Layanan HajiMisi Haji Libya bertemu PPIH di Jeddah (Dok. Kemenag)

Pemimpin delegasi Misi Haji Libya yakni Ali M.A Hammuda yang juga Kepala Badan Penyelenggara Haji dan Umrah Libya mengatakan, sengaja berkunjung ke KUH KJRI Jeddah untuk bertemu PPIH dalam rangka belajar dan bertukar pikiran dengan misi haji Indonesia.

Menurutnya, jumlah jemaah haji Libya sebanyak 7.800 orang dengan biaya $6.800 (sekitar Rp102 juta dengan kurs dolar sebesar Rp15.000).

“Masa tinggal kami di Madinah selama empat hari, tidak ada Arbain,” ujar Ali di Jeddah.

2. Libya juga alami masalah dalam layanan di Masyair

Libya-Indonesia Sepakat Saudi Harus Dengar Masukan soal Layanan HajiArea maktab ujung tombak Mina, Makkah (IDN Times/Sunariyah)

Dia juga mengeluhkan pelayanan saat puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina).

“Kami juga mengalami masalah yang sama dengan Indonesia dan jemaah haji negara lainnya, dalam pelaksanaan layanan di Masyair pada tahun ini,” jelas Ali.

Adapun syarikah (perusahaan) yang bertanggung jawab menyiapkan layanan untuk jemaah haji Libya adalah Duwal al-‘Arabiyah.

Baca Juga: Jemaah Haji Wafat di Saudi Tembus 527 Orang, Terbanyak Surabaya-Solo

3. Libya tentukan jemaah berangkat haji dengan cara diundi

Libya-Indonesia Sepakat Saudi Harus Dengar Masukan soal Layanan HajiJemaah haji saat berjalan di King Fahd Road Mina, Arab Saudi menuju Jamarat. (IDN Times/Sunariyah)

Selama musim haji, jemaah haji Libya mendapat layanan katering sebanyak dua kali sehari. Layanan itu diberikan dalam bentuk sarapan dan makan malam. Katering ini diberikan di luar layanan Masyair yang disiapkan Syarikah Duwal al-‘Arabiyah.

“Untuk penentuan jemaah haji yang berangkat dalam setiap tahunnya, kami lakukan dengan cara pengundian,” ujarnya.

Dalam pertemuan ini, Ali didampingi Konsul Jenderal Libya di Jeddah Abdur Razaq Ibrahim, Kepala Biro Media Hatim Al-Laafy, Kepala Biro Pembinaan Muhammad as-Sakit, dan Kepala Biro Pelayanan Abdullah al-'Uqaily.

Sementara Dirjen PHU Prof Hilman Latief didampingi oleh Ketua PPIH Arab Saudi 1444 H/2023 yang juga Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Subhan Cholid, Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri Saiful Mujab, Direktur Bina Haji Arsad Hidayat, Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Nur Arifin, serta Konsul Haji KJRI Jeddah Nasrullah Jasam

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya