Update Terbaru Kasus Tewasnya Brigadir J, Keluarga Diintimidasi 

Kapolri didesak copot Karo Paminal dan Kapolres Metro Jaksel

Jakarta, IDN Times - Sebelas hari setelah kematian Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J, Polri akhirnya mengizinkan keluarga untuk melakukan autopsi ulang jenazah. Namun, keluarga harus mengajukan ekshumasi terlebih dahulu.

Brigadir J tewas bersimbah darah pada Jumat, 8 Juli 2022, di rumah dinas atasannya, mantan Kadiv Propam Polri Irjen (Pol) Ferdy Sambo, di perumahan Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan. Polisi menyebutkan telah melakukan autopsi, tapi tanpa meminta persetujuan keluarga.

Dalam keterangan pada hari ini, Selasa (19/7/2022), Polri mengungkapkan, akan segera menyampaikan hasil autopsi versi mereka ke keluarga Brigadir J pada Rabu, 19 Juli 2022. Hasil itu akan disampaikan tim dokter forensik bersama Komnas HAM.

Apa saja update terbaru yang terjadi selama hari Selasa (19/7/2022) terkait misteri kematian Brigadir J? Berikut rangkumannya.

Baca Juga: Update Terbaru Kasus Tewasnya Brigadir J, Diduga Pembunuhan Berencana 

1. Disebut mengintimidasi, pengacara Brigadir J desak Kapolri copot Karo Paminal Brigjen Hendra Kurniawan, dan Kapolres Metro Jaksel

Pengacara keluarga Brigadir J, Johnson Pandjaitan mengatakan, sempat ada intimidasi kepada keluarga dari Kepala Biro Pengamanan Internal (Karo Paminal) Propam Polri Brigjen Hendra Kurniawan. Oleh karena itu, pihak keluarga juga meminta agar Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit turut menonaktifkan Hendra.

"Karena dia yang melakukan pengiriman mayat dan melakukan tekanan kepada keluarga untuk pelarangan membuka peti mayat," ujar Johnson, Selasa (19/7/2022).

Pengacara keluarga Brigadir J yang lain, Kamaruddin Simanjuntak, menyebut Karo Paminal sempat memberikan perintah yang terkesan seperti intimidasi terhadap keluarga Brigadir J.

"Memojokkan keluarga sampai memerintah untuk tidak boleh memfoto, merekam, pegang HP, masuk ke rumah tanpa izin langsung menutup pintu," ujarnya.

Karena itu, pengacara meminta Kapolri mencopot karo Paminal dan juga Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi, seperti Ferdy Sambo yang sudah dicopot pada Senin, 18 Juli 2022.

Kamaruddin menilai, Kapolres Jaksel bertanggung jawab karena bekerja tidak sesuai prosedur dalam proses pengungkapan tindak pidana pembunuhan Brigadir J, dan terkesan ikut merekayasa cerita-cerita yang bergulir.

Menjawab desakan ini, Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Dedi Prasetyo mengatakan, Polri mempertimbangkan hal ini.

2. Adik Brigadir J dimutasi ke Polda Jambi tapi Polda Jambi mengaku belum tahu

Dedi menegaskan, penyidikan kasus penembakan Brigadir J akan terus berlanjut. Selain mengumpulkan bukti, polisi juga akan menggali keterangan saksi hingga mengundang ahli. Terkait permintaan agar mobil Ferdy Sambo disita, hal itu akan diserahkan kepada penyidik.

Adik Brigadir J, Bripda LL Hutabarat, dimutasi ke Polda Jambi. Namun, Polri tidak mengungkapkan alasan mutasi. Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo hanya mengatakan, menyerahkan perkembangannya ke Humas Polda Jambi. Secara terpisah, Kabid Humas Polda Jambi Kombes Mulia Prianto malah mengaku belum tahu soal itu dan akan mengeceknya.

 

3. Detik-detik sebelum tewasnya Brigadir J, dan tiba-tiba WA serta Facebook keluarga tidak bisa dibuka

Dalam program Catatan Demokrasi yang tayang di TVOne, Selasa (19/7/2022) malam, ayah Brigadir J, Samuel Hutabarat, mengungkap detik-detik saat berkomunikasi dengan sang anak.

Samuel menjelaskan, sebelum mendapat kabar kematian Brigadir J, anak perempuan pertamanya sempat bersenda gurau dengan Brigadir J melalui chat WhatsApp. Saat itu Samuel bersama keluarganya sedang ziarah ke kampung halaman di Jambi. Dalam chat itu terjadi keanehan, karena Brigadir J selalu menanyakan posisi keluarganya di Jambi.

Tak lama setelah itu, pihak keluarga mendapat kabar bahwa Brigadir J meninggal dunia. Masih belum percaya, tiba-tiba WhatsApp seluruh keluarga inti tak bisa dibuka. Ada tulisan 'Nomor Anda Tidak Aktif di WhatsApp' serta tak bisa membuka Facebook. Samuel mengira hal tersebut merupakan bentuk peretasan.

"Yang terjadi HP kami memang diretas, yang pertama sekali diretas istri saya, beserta anak saya tiga, dan HP saya. Saya pun rasa HP (saat ini) masih disadap," tuturnya.

Samuel tak percaya anaknya melakukan tindak asusila kepada istri Ferdy Sambo, apalagi di rumah sang jenderal. Sebab, selama ini Brigadir J dikenal sebagai anak berbakti, santun, dan hormat kepada atasannya. Dia juga dikenang sebagai sosok yang taat beragama. Menurut Samuel, anaknya punya kedekatan dengan keluarga Ferdy Sambo. Bahkan Brigadir J sangat menghormati keluarga Ferdy Sambo.

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya