Rapat Dengar Pendapat (RDP) dan Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) di KomisiII DPR RI, Jakarta, Selasa (18/11/2025). (Dok. Pemkot Surabaya)
Pada waktu yang sama, Wakil Ketua DPR RI, Adies Kadir, menyampaikan dukungan penuh terhadap percepatan penyelesaian masalah ini. Ia menilai regulasi pemblokiran dan pelayanan pertanahan di daerah perlu dibenahi.
"Regulasinya memang harus kita benahi. Pemblokiran itu harus jelas betul, dasar-dasarnya harus kuat. Tidak bisa serta-merta memblokir hanya dengan surat kepada BPN,” tegasAdies.
Ia juga menggarisbawahi perjuangan panjang warga lima kelurahan di Surabaya yang telah berupaya mendapatkan hak atas tanah sejak 2010. "Insyaallah kami akan pertemukan dengan Pertamina. Syukur-syukur bisa langsung dilepaskan," katanya.
Usai RDP di Komisi II DPR RI, pembahasan mengenai polemik klaim tanah EV di Kota Surabaya kembali dilanjutkan dalam pertemuan di Gedung Nusantara III DPR RI, Rabu (19/11/2025). Rapat dipimpin oleh Wakil Ketua DPR RI, Adies Kadir, serta dihadiri oleh jajaran Pimpinan Komisi II dan Komisi VI, perwakilan Pertamina, Kementerian ATR/BPN, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, dan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.
"Alhamdulillah, Dirut Pertamina menyampaikan bahwa atasarahan Bapak Presiden Republik Indonesia, permasalahan ini akan diselesaikan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Insyaallah warga Surabaya akan mendapatkan hasil yang luar biasa," kata Wali Kota Eri Cahyadi di Gedung Nusantara III DPR RI Jakarta, Rabu (19/11/2025).
Karena itu, Wali Kota Eri menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam pembahasan hingga tingkatpusat. Ia menilai, perkembangan positif dalam penyelesaian polemik EV merupakan hasil dari sinergi dan komitmen bersama dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat.
"Matur nuwun (terima kasih) Wakil Ketua DPR RI, Pak Adies Kadir. Matur nuwun Ketua dan seluruh Anggota Komisi II DPR. Matur nuwun Ketua dan Anggota Komisi VI DPR. Matur nuwun Dirut Pertamina dan jajarannya, matur nuwun, Mas Wagub (Wakil Gubernur)," tuturnya.