Intip Sejarah Museum Wayang, Bekas Gereja Belanda di Kota Tua

Museum Wayang, cagar budaya yang oke buat kamu kunjungi!

Jakarta, IDN Times - Daerah Khusus Ibukota Jakarta, menjadi kota dengan lokasi museum terbanyak di Indonesia. Salah satunya ialah Museum Wayang, yang menjadi wisata sejarah yang cukup terkenal di kawasan Jakarta.

Museum Wayang Jakarta berlokasi di kawasan wisata Kota Tua, tepatnya di Jalan Pintu Besar Utara Nomor 27, DKI Jakarta. Museum Wayang merupakan salah satu museum yang dikelola Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta.

Yuk simak sejarah singkat Museum Wayang ini, bisa menjadi destinasi wisata!

Baca Juga: Info Museum Puri Lukisan, Museum Seni Rupa Paling Tua di Bali

1. Awalnya merupakan Gereja Belanda pada 1640

Intip Sejarah Museum Wayang, Bekas Gereja Belanda di Kota TuaGedung-gedung yang berlokasi di Kawasan Kota Tua, Jakarta Barat (IDN Times/Besse Fadhilah)

Awalnya museum ini merupakan Gereja Belanda atau de Oude Holandsche Kerk yang dibangun pada 1640. Pada tahun 1732 gedung ini diperbaiki dan diganti namanya menjadi de Nieuw Holandsche Kerk. Bangunan ini pernah hancur total akibat gempa bumi.

Lalu pada 1939, gedung ini dijadikan museum dengan nama Oude Bataviasche Museum oleh Stichting Oud Batavia (Lembaga Batavia Lama).

Melansir laman Museum Jakarta, tak lama setelah Indonesia merdeka, gedung diserahkan pada Lembaga Kebudayaan Indonesia pada 1954. Gedung ini kemudian ini diberikan pada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada 1962. Pada 1970, bangunan tersebut sempat digunakan sebagai kantor Wali Kota Jakarta Barat.

Lalu pada 13 Agustus 1975, Museum Wayang diresmikan Gubernur DKI Jakarta saat itu, Ali Sadikin. Gedung tersebut dijadikan sebagai Museum Wayang agar wayang lebih dikenal oleh masyarakat dan melestarikan budaya asli Indonesia.

Baca Juga: Komunitas Wayang Merdeka Kenalkan Wayang secara Menyenangkan

2. Ada sebanyak 6.800 koleksi di Museum Wayang

Intip Sejarah Museum Wayang, Bekas Gereja Belanda di Kota TuaSiswa jurusan seni pedalangan SMK Negeri 8 Solo mementaskan wayang secara estafet untuk memperingati Hari Wayang Dunia di sekolah setempat, di Solo, Jawa Tengah. ANTARA FOTO/Maulana Surya

Museum ini menyimpan ragam koleksi wayang, baik dari Indonesia maupun mancanegara. Cakupan dari luar negeri ada boneka dari negara seperti Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Myanmar. Ada juga dari Cina, India, Perancis, bahkan Suriname.

Dikutip dari Antara museum ini memiliki total koleksi sebanyak 6.800. Beragam jenis koleksi mulai dari Wayang Kulit, Wayang Beger, Wayang Klitik, Wayang Boger, Wayang Golek terpampang di setiap sudut tembok Museum Wayang.

Selain wayang ada pula koleksi lainnya, yaitu Patung Blencong, Boneka Si Unyil, serta lukisan dan topeng. Tidak lupa di sini juga memiliki alat musik tradisional dari Jawa, yaitu gamelan.

Di museum ini memiliki wayang Intan yang ada sejak 1870 dari Muntilan, Jawa Tengah merupakan salah satu wayang tertua yang berada di museum ini. Wayang ini dibuat satu set dengan alat musik gamelan. Namun Wayang Intan di pajang terpisah dengan gamelannya, karena gamelan dijadikan satu dengan alat musik yang lainnya.

Baca Juga: 10 Wisata Urban Jakarta, ada di Kawasan Kota Tua dan Glodok

3. Setiap Senin, museum ini tutup

Intip Sejarah Museum Wayang, Bekas Gereja Belanda di Kota TuaPribadi

Untuk jam buka, Museum Wayang Jakarta buka setiap hari Selasa hingga Minggu mulai pukul 09.00 WIB hingga 17.00 WIB. Untuk tarifnya, orang dewasa dikenakan biaya Rp5 ribu, sedangkan pelajar Rp3 ribu dan anak-anak Rp2 ribu. 

Museum Wayang ini tidak hanya menampilkan wayang, patung, lukisan melainkan terdapat berbagai kegiatan, kegiatan ini tidak hanya melihat pameran wayang saja tetapi ada pelatihan (workshop) wayang janur yang dikenakan biaya tambahan sebesar Rp15.000.

Setiap hari minggu terdapat kegiatan pagelaran wayang yang berada di dalam museum dan tidak dikenakan biaya tambahan. Tak hanya itu, museum ini juga menggelar pagelaran publik semalam suntuk ke wilayah-wilayah.

Tersedia fasilitas seperti toilet, mushola, ruangan ber-AC, ruang pagelaran wayang, dan pemandu tur. Bila pengunjung ingin meminta pemandu tur, silahkan menghubungi loket tiket bila datang langsung, atau menghubungi sekretarian jika datang rombongan. Jasa ini tidak dipungut biaya dan tersedia selama jam buka museum.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya