Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tangan-Tangan yang Merajut Harapan Pulang di Balik Tembok Lapas

WhatsApp Image 2025-07-24 at 15.23.53_580ac6fa.jpg
Pada Kamis (24/7/2025) pagi Direktur Jenderal Pemasyarakatan Mashudi melakukan inspeksi mendadak ke tiga Unit Pelaksana Teknis (UPT) di wilayah Tangerang yakni di Lapas Kelas IIA Tangerang, Lapas Pemuda Kelas IIA Tangerang, dan Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas I Tangerang (Dok/Ditjenpas)
Intinya sih...
  • Peninjauan Direktur Jenderal Pemasyarakatan ke Lapas dan LPKA di Tangerang
  • Pemenuhan hak warga binaan atas bahan makanan dan produktivitas Lapas Pemuda Tangerang
  • Pendidikan formal, pelatihan keterampilan, dan penekanan pentingnya pemberian hak dasar bagi Napi anak di LPKA Kelas I Tangerang

Jakarta, IDN Times - Di balik tembok tinggi dan jeruji besi Lapas dan LPKA di Tangerang, ada tangan-tangan yang menolak diam. Mereka masih ada di sana menambal mimpi yang sempat koyak.

Dari tempat berjeruji yang kerap dipandang menakutkan, sesungguhnya ada ruang-ruang kecil tempat mereka, para warga binaan berproses. Menjahit, mengukir, membordir, menanam, hingga meracik kopi. Mereka tengah mencicil mimpi tentang pulang. Ada juga anak binaan, para calon generasi masa depan yang masih berkesempatan mengukir cita-citanya. Dari tiap tetes tinta pena di lapas, mereka terus berlari menorehkan ilmu.

Pada Kamis (24/7/2025) pagi Direktur Jenderal Pemasyarakatan Mashudi melakukan inspeksi mendadak ke tiga Unit Pelaksana Teknis (UPT) di wilayah Tangerang, yakni Lapas Kelas IIA Tangerang, Lapas Pemuda Kelas IIA Tangerang, dan Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas I Tangerang. Sorot matanya menembus setiap sudut dapur, blok hunian, ruang kerja, hingga lahan kosong yang disiapkan untuk kebun pelatihan.

1. Lauk dan nasi hangat bagi para warga binaan

WhatsApp Image 2025-07-24 at 15.23.54_2cd1b9db.jpg
Pada Kamis (24/7/2025) pagi Direktur Jenderal Pemasyarakatan Mashudi melakukan inspeksi mendadak ke tiga Unit Pelaksana Teknis (UPT) di wilayah Tangerang yakni di Lapas Kelas IIA Tangerang, Lapas Pemuda Kelas IIA Tangerang, dan Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas I Tangerang (Dok/Ditjenpas)

Di Lapas Kelas IIA Tangerang, Mashudi meninjau langsung kondisi dapur yang akan menyajikan makanan bagi para warga penghuni lapas agar bisa mengisi energi untuk melanjutkan kegiatan. Di dapur itulah nampan warna-warni diisi lauk dan nasi hangat. pemenuhan hak warga binaan atas bahan makanan terus dijaga agar tetap sehat dan berkualitas.

Dia juga meninjau Induk Koperasi Pemasyarakatan Indonesia (Inkopasindo) Lapas dan area laundry yang berada di luar Lapas. 

“Saya kira penyediaan bahan makanan di sini memenuhi standar. Kebersihan dan kerapian blok hunian juga cukup baik. Tentu ini menjadi komitmen yang perlu terus dijaga dan ditingkatkan,” kata Mashudi.

2. Lapas modern yang produktif bagi narapidana pemuda

WhatsApp Image 2025-07-24 at 15.23.57_56f31a48.jpg
Pada Kamis (24/7/2025) pagi Direktur Jenderal Pemasyarakatan Mashudi melakukan inspeksi mendadak ke tiga Unit Pelaksana Teknis (UPT) di wilayah Tangerang yakni di Lapas Kelas IIA Tangerang, Lapas Pemuda Kelas IIA Tangerang, dan Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas I Tangerang (Dok/Ditjenpas)

Berpindah ke Lapas Pemuda Kelas IIA Tangerang, ruangan bordir menjadi saksi bagaimana benang warna-warni bersatu seolah mengikat harapan para pembuatnya. Mesin bordir berderak, puluhan warga binaan bergantian memasang pola dan memeriksa hasil jahitan. Dari seragam dinas, bordir atribut, batik eco-print, hingga celengan karakter. Semuanya lahir dari kerja tangan orang-orang yang sedang menebus dosa masa lalu.

Seorang warga binaan tampak menekuni detail pembuatan celengan karakter dari koran bekas. Dengan telaten, kuas kecil menari di sela-sela huruf koran yang masih terbaca.

Dalam kunjungannya, Mashudi sempat mencicipi Jape Coffee, kopi racikan para warga binaan yang diproduksi di sudut Bale Kongkow.

“Lapas Pemuda Tangerang sudah menjadi lapas modern yang produktif. Produk-produknya tidak kalah dari produk luar, baik pakaian, kerajinan tangan, bahkan kopi yang diracik warga binaan. Tugas kita bagaimana agar pemasaran produk ini semakin luas sehingga lebih dikenal masyarakat dan bisa memberikan manfaat ekonomi nyata bagi warga binaan,” kata Mashudi.

3. Napi anak menjadi pribadi yang tetap diisi ilmu di lapas

WhatsApp Image 2025-07-23 at 13.14.28_24621ea7.jpg
Kegiatan Anak di beberapa LPKA (Dok/Ditjenpas Kemenimipas)

Sidak tak berhenti di sana. Di LPKA Kelas I Tangerang, dia meninjau lahan 17 x 68 meter yang akan digunakan anak binaan untuk pelatihan kemandirian. Di salah satu dinding, terpajang jadwal Kejar Paket A, B, dan C. Pendidikan formal, pelatihan keterampilan, kebun produktif, bukan sekadar program yang rutin mereka kerjakan, tetapi jadi jembatan mereka ketika bebas nanti.

Bekal itu akan menjadi langkah mereka agar tak lagi tersandung masa lalu. Mereka menjadi pribadi yang tetap terisi ilmu, tetap terpapar pengetahuan dan dunia luar dari lembar kertas buku pelajaran.

“Tugas kita bukan hanya menjaga, tetapi memastikan setiap anak binaan memperoleh hak dasarnya, termasuk pendidikan dan pelatihan keterampilan. Ini bekal agar mereka bisa bangkit dan membangun masa depan yang lebih baik,” ujar Mashudi.

Mashudi berpesan agar para petugas terus menjaga soliditas, komunikasi terbuka, dan koordinasi yang kuat. Pelayanan pemasyarakatan yang humanis, tertib, dan profesional, katanya, hanya bisa lahir jika semua unsur bekerja kompak.

Share
Topics
Editorial Team
Deti Mega Purnamasari
EditorDeti Mega Purnamasari
Follow Us