Jakarta, IDN Times - Anggota komisi I DPR, TB Hasanuddin sempat mempertanyakan soal lima usulan resolusi damai yang disampaikan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto di forum keamanan dan pertahanan, IISS Shangri-La Dialogue pada akhir pekan lalu. Menurut pensiunan jenderal TNI AD itu, usulan resolusi Prabowo terdengar janggal.
"Pertama, substansi usulan itu tidak sesuai dengan kebiasaan dan etika menyelesaikan problem-problem pertempuran di lapangan. Kedua, usulan Indonesia agar militer (Rusia-Ukraina) mundur di teritori Ukraina, itu rasanya sedikit aneh," ungkap TB Hasanuddin di ruang rapat komisi I DPR, Senayan pada Senin (5/6/2023).
Pernyataan itu disampaikan politisi PDI Perjuangan tersebut berdasarkan pengalamannya ketika ditugaskan sebagai pengamat militer oleh PBB. Ketika itu, ia masih berpangkat kolonel TNI AD dan ditugaskan membantu upaya gencatan senjata di perang Irak-Kuwait.
"Saya ditugaskan di sana untuk memundurkan pasukan Kuwait dan Irak. Kedua militer wajib mundur sesuai keputusan Dewan Keamanan PBB ke garis batas. Kuwait mundur lima kilometer dari garis batas, Irak waktu itu dihukum bukan hanya mundur lima kilometer tetapi harus mundur 10 kilometer, karena kalau mundur lima kilometer, kemampuan senjata meriamnya masih memungkinkan," jelas TB Hasanuddin.
TB Hasanuddin sempat bertanya kepada Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang berada di ruang rapat, apakah usulan resolusi gencatan senjata Ukraina-Rusia itu menjadi kebijakan resmi pemerintah.