3 Kritikan 'Pedas' Komisi I DPR pada Perwakilan Facebook Indonesia

Facebook Indonesia gak dikasih ampun

Jakarta, IDN Times - DPR RI menggelar Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) bersama Facebook Indonesia, di Gedung DPR RI Selasa kemarin, 17 April 2018. Anggota Komisi I DPR RI sepertinya tak ingin kehilangan kesempatan untuk menyampaikan kritikan mereka pada perusahaan media sosial terbesar itu.

Dalam rapat tersebut, satu per satu Anggota Komisi I pun diberi kesempatan memberikan pendapat dan pertanyaan yang diajukan kepada tim Facebook Indonesia.

1. Anggota Komisi I tak puas dengan jawaban perwakilan Facebook

3 Kritikan 'Pedas' Komisi I DPR pada Perwakilan Facebook IndonesiaANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

Sebelum memasuki sesi pendapat fraksi, Kepala Kebijakan Publik Facebook Indonesia Ruben Hattari memaparkan presentasinya mengenai kebocoran data yang terjadi di perusahaanya. Rupanya, presentasi tersebut tak membuat puas anggota Dewan.

Seperti anggota Komisi I DPR RI Evita Nursanty yang menyampaikan rasa tidak puasnya terhadap jawaban dari perwakilan Facebook Indonesia tersebut.

“Secara pribadi jawaban Anda tidak memuaskan. Menurut saya, saya gak bisa yakin bahwa Facebook mampu mengamankan data pribadi kita,” ujar Evita.

Evita mengatakan, seharusnya Facebook memberikan audit yang detail terkait investigasi kebocoran data tersebut.

“Sebelum saya lupa, saya ditelepon Pak Rudiantara, Menkominfo. Dia nanya, mana janjinya Facebook mau memberikan audit yang detail. Jadi kalau pemerintah yang minta, itu tolong ya diperhatikan, jangan dianggap enteng,” ujar Evita.

Baca juga: Data Pengguna Bocor, Facebook Indonesia Minta Maaf

2. Facebook dianggap sebagai makhluk suci tak berdosa

3 Kritikan 'Pedas' Komisi I DPR pada Perwakilan Facebook IndonesiaANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

Kritikan ‘pedas’ lainnya datang dari anggota Komisi I DPR RI Sukamta. Dia menanggapi pemaparan yang disampaikan Ruben. Menurut dia, melihat paparan Ruben, seolah-olah Facebook menanggapi masalah kebocoran datang dengan santai.

“Saya mau menanggapi dulu apa yang tadi dipaparkan. Kalau melihat paparan yang anda lakukan ini, seolah-olah Facebook ini seperti santai, jadi makhluk suci yang tidak ada salah sama sekali,” kata Sukamta.

Tuntutan yang dilakukan Facebook, kata Sukamta, tidak disertai bukti kuat bahwa memang benar Aleksandr Kogan dan Cambridge Analytica melakukan pelanggaran kebijakan. Masalah ini menjadi sorotan Sukamta, karena Facebook tidak bisa menunjukkan perjanjian di antara Facebook dan Kogan mengenai kebocoran data.

“Menurut saya, ini bukan alasan yang bagus anda tidak bisa menghadirkan ini. Anda bisa kontak dalam waktu dua detik, sudah sampai sini. Dan ini sudah berjalan satu setengah jam. Jadi bukan alasan yang bagus,” tutur Sukamta.

3. Facebook ditagih audit detail

3 Kritikan 'Pedas' Komisi I DPR pada Perwakilan Facebook IndonesiaANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

Anggota Komisi I Andi Rio Idris juga tak mau ketinggalan memberikan kritikannya pada Facebook. Andi mengatakan Facebook terlihat tidak konsisten antara mengaku salah dan tidak.

“Dari tadi Facebook ini kadang-kadang mengakui dia salah, kadang dia juga mengakui tidak salah. Dia mengatakan kalau tidak terjadi kebocoran data dari sistem Facebook, habis itu dia minta maaf berkali-kali, bingung saya pak. Yang mana? Bagusnya apa nih?” kata Andi.

Ia lalu menagih janji Facebook yang akan memberikan audit detail terkait kebocoran data. Namun, hingga saat ini, Facebook belum juga memberikan detailnya.

“Facebook ini berkali-kali menjanjikan audit detail terkait penyalahgunaan data pengguna Facebook di Indonesia, sampai saat ini audit detail ini mana? Janji-janji ini mana?” kata dia.

Tak hanya itu, Andi juga mengimbau Facebook agar tidak menyepelekan hukum di Indonesia. Apabila satu juta orang tersebut melaporkan mengenai kebocoran data, Facebook terancam bisa ditutup, bahkan dijatuhi hukuman.

Baca juga: Facebook Terancam Diblokir Jika Tak Lakukan Perubahan

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya