Bersedia Memaafkan Moeldoko, AHY: Bila Beliau Menyadari Kekeliruannya

"Apa yang dilakukannya menyakiti kader Demokrat."

Jakarta, IDN Times - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan dirinya tidak memiliki masalah pribadi dengan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. Namun ia kecewa lantaran Moeldoko terlibat dalam kudeta partainya.

"Saya kecewa karena suka atau tidak suka beliau terlibat dalam gerakan pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat," kata AHY dalam keterangan pers yang disiarkan langsung di channel YouTube Agus Yudhoyono, Senin (8/3/2021).

1. AHY bersedia memaafkan Moeldoko

Bersedia Memaafkan Moeldoko, AHY: Bila Beliau Menyadari KekeliruannyaKetua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY menyampaikan keterangan kepada wartawan terkait Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat yang dinilai ilegal di Jakarta, Jumat (5/3/2021). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Meski mengaku kecewa lantaran Moeldoko ikut terlibat, namun AHY mengatakan akan memaafkan mantan Panglima TNI di era ayahnya itu. Sebab manusia tak luput dari salah.

"Tetapi sebagai manusia biasa, tentu kita semua ada kurang dan salahnya, untuk itu apabila beliau menyadari kekeliruannya, saya pribadi tentu memaafkannya," ungkap dia.

Baca Juga: Cerita Gatot Nurmantyo Diajak Seseorang untuk Gulingkan AHY

2. AHY minta Moeldoko mengakui kesalahan

Bersedia Memaafkan Moeldoko, AHY: Bila Beliau Menyadari KekeliruannyaKepala Staf Presiden, Moeldoko (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

AHY juga menyampaikan, sebagai mantan prajurit, ia berusaha menjunjung tinggi tradisi keprajuritan. AHY meminta Moeldoko menyadari kesalahan yang dibuatnya.

"Kami bermohon kebesaran hati untuk bisa menyadari bahwa apa yang telah terjadi dan apa yang dilakukannya memang telah menyakiti ratusan ribu, bahkan jutaan, kader dan simpatisan Partai Demokrat," kata AHY.

3. Polemik kepemimpinan Demokrat

Bersedia Memaafkan Moeldoko, AHY: Bila Beliau Menyadari KekeliruannyaKetua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan keterangan kepada wartawan usai rapat dengan Ketua DPD Partai Demokrat se-Indonesia terkait Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat, Jakarta, Minggu (7/3/2021). Dari hasil rapat tersebut seluruh Ketua DPD Demokrat di 34 Provinsi menolak KLB yang berlangsung di Deli Serdang, Sumatera Utara dan tetap mendukung AHY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah

Perseteruan perebutan kursi pimpinan Partai Demokrat antara Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Moeldoko menjadi sorotan publik. Polemik tersebut muncul ketika AHY mulai menyebut ada orang di lingkar Presiden Joko "Jokowi" Widodo yang ingin melakukan kudeta kepemimpinannya di Partai Demokrat.

Nama Moeldoko mulai muncul setelah Kepala Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Andi Arief menyebut nama Kepala Staf Kepresidenan tersebut. Moeldoko sempat membantah merencanakan kudeta kepemimpinan AHY.

Kemudian, situasi semakin panas setelah Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Deli Serdang, Sumatra Utara, memutuskan Moeldoko menjadi ketua umum partai yang digawangi AHY itu. Moeldoko juga sempat menanggapi keterpilihnya dia sebagai Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB melalui sambungan telepon.

"Dengan demikain saya menghargai dan menghormati permintaan saudara untuk kita terima menjadi ketua umum,” kata Moeldoko lewat sambungan telepon, Jumat (6/3/2021).

Hal itu pun membuat AHY dan SBY gerah, sehingga mereka membuka suara. Dalam keterangan persnya, AHY menyebut bahwa KLB yang dilakukan di Sumatra Utara itu adalah abal-abal. Sebab, AHY menegaskan bahwa dirinya adalah Ketua Umum Partai Demokrat sah yang dipilih pada Kongres V Partai Demokrat 2020 lalu.

"Saya berdiri disini karena telah mendapatkan mandat dan amanah dari seluruh kader yang memiliki hak suara yang sah, yang telah mereka gunakan dan berikan dalam Kongres V Partai Demokrat pada tanggal 15 Maret 2020 lalu kongres yang sah, kongres yang demokrasi dan juga telah disahkan oleh negara, oleh pemerintah oleh Kementerian Hukum dan HAM," ujar AHY melalui konferensi pers virtual, Jumat (5/3/2021).

Untuk itu, ia menekankan, Moeldoko adalah Ketua Umum Partai Demokrat abal-abal karena kongres luar biasa (KLB) di Deli Sedang, Sumatra Utara, hari ini adalah kegiatan ilegal. Ia juga menilai tindakan Moeldoko menerima keputusan KLB 'bodong; tersebut adalah bukti Moeldoko bermain dalam agenda KLB di Sumut.

"Saya mengatakan bahwa apa yang ia (Moeldoko) sampaikan selama ini ia pungkiri sendiri, melalui kesediaannya menjadi Ketua Umum Partai Demokrat abal-abal versi KLB ilegal," katanya melalui siaran langsung channel YouTube Susilo Bambang Yudhoyono, Jumat (5/3/2021).

Selain itu, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga mengungkapkan kekecewaannya atas adanya KLB di Deli Serdang. Ia juga menyayangkan KLB tersebut yang menobatkan Moeldoko untuk menggantikan AHY.

“Seorang pejabat pemerintahan aktif, berada di lingkar dalam lembaga kepresidenan, bukan kader Partai Demokrat alias pihak eksternal partai menjadi ketua umum Partai Demokrat, mendongkel dan merebutnya dari ketua umum Partai Demokrat yang sah, yang setahun yang lalu diresmikan oleh negara dan pemerintah,” ujar SBY.

Baca Juga: [FOTO] Kilas Balik Kedekatan SBY-Moeldoko, Sebelum Kudeta Demokrat

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya