BIN: Millennial Jadi Target Utama Jaringan Teroris, Orang Tua Waspada
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Deputi VII Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Hari Purwanto mengatakan, jaringan terorisme saat ini memang tengah mengincar generasi millennial untuk diajak bergabung bersama mereka. Alasannya, karena generasi millennial masih terbilang labil dan lebih emosional, sehingga dijadikan target utama jaringan teroris.
"Kalau rekrutmen kan orang-orang baru terus masuk, terutama kan generasi millennial karena masih labil. Millennial tidak banyak tanggungan, kemudian keberaniannya lebih, lebih emosional dan lebih berpikir pragmatis, apalagi ada iming-iming masuk surga dan lain-lain," kata Wawan dalam diskusi Polemik MNC Trijaya, Sabtu (3/4/2021).
Baca Juga: Geledah Rumah Terduga Teroris di Bantul, Densus 88 Temukan Peluru
1. Masyarakat yang tak kritis bisa menjadi sasaran jaringan teroris
Menurut Wawan, isu intoleransi akan dijadikan metode untuk merekrut anggota-anggota baru. Biasanya, masyarakat yang tidak kritis akan menelan mentah-mentah isu tersebut.
"Maka kita selalu menyampaikan kepada kaum millennial maupun masyarakat second liner di luar millennial itu untuk selalu melakukan re-check, serta juga tanyakan pada ahlinya dengan maksud supaya kajian ini komprehensif," tutur Wawan.
2. BIN minta orang tua kontrol apa yang dibaca oleh anak-anaknya
Editor’s picks
Karena itu, lanjut Wawan, bacaan dari para generasi millennial harus dikontrol oleh orang tua. Karena, orang tua juga yang tahu watak dari anak-anaknya, sehingga mereka yang mengetahui jika ada perubahan perilaku pada anaknya.
"Karena dia di-drive di situ untuk melakukan apa pun yang mereka bisa lakukan, terkait dengan entah itu perakitan bom dan juga diisi dari pemikiran-pemikiran yang keliru, dan juga pembenaran dari gerakannya itu," ucap Wawan.
3. BIN patroli 24 jam di media sosial
Oleh sebab itu, lanjut Wawan, pihaknya terus melakukan patroli 24 jam di media sosial. Media sosial juga disebutnya menjadi metode baru bagi jaringan teroris untuk merekrut anggota.
"Kita terus melakukan upaya patroli 24 jam untuk melihat yang berselancar di dunia maya seperti apa. Banyak juga yang kita ingatkan," kata Wawan lagi.
Baca Juga: Marak Aksi Terorisme, Ini Saran Mantan Kepala BIN Sutiyoso