BST ke-1 Tak Sesuai Target, Mensos: Banyak Daerah Belum Penuhi Kuota

Kurang lebih baru 73,3 persen dari target 9 juta keluarga

Jakarta, IDN Times - Menteri Sosial Juliari Batubara mengatakan Bantuan Sosial Tunai (BST) tahap pertama memang belum memenuhi target, karena adanya sejumlah kendala. Kini, penyaluran BST sudah memasuki tahap kedua.

"Realisasi per hari ini kurang lebih 73,3 persen dari target 9 juta, yakni 6,5 juta keluarga atau senilai Rp3,96 triliun yang sudah diserahkan kepada keluarga yang masuk dalam data kami," ujar Juliari dalam keterangan pers, yang disiarkan langsung di channel YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (17/6).

1. Beberapa daerah ada yang belum terpenuhi

BST ke-1 Tak Sesuai Target, Mensos: Banyak Daerah Belum Penuhi KuotaMenteri Sosial RI Juliari P Batubara menyerahkan Bansos Sembako Presiden RI kepada Keluarga Besar FKPPI, Selasa (16/6) Dok. Kemensos)

Juliari menjelaskan, pada tahap pertama penyaluran BST, realisasinya belum mencapai 6 juta keluarga, karena masih banyak daerah yang belum memenuhi alokasi atau kuota yang diberikan. Sehingga pada tahap kedua, ia berharap data sudah terkumpul.

"Kami harap di tahap kedua dan ketiga, data 9 juta sudah tergenapkan. Sebagai informasi, data yang masuk di Kemensos ada 8,4 juta keluarga, masih kurang 640 ribu keluarga yang kami minta ke daerah," tutur Mensos.

Baca Juga: Kemensos Salurkan Bansos Tunai Tahap Pertama kepada 28.572 Keluarga 

2. Pemerintah alihkan sisa kuota BST kepada daerah yang lebih siap

BST ke-1 Tak Sesuai Target, Mensos: Banyak Daerah Belum Penuhi KuotaMenteri Sosial RI Juliari P Batubara menyerahkan Bansos Sembako Presiden RI kepada Keluarga Besar FKPPI, Selasa (16/6) Dok. Kemensos)

Juliari menerangkan adanya daerah yang belum memenuhi kuota memang menjadi salah satu kendala. Sehingga pemerintah harus mengalihkan sisa kuota kepada daerah yang lebih siap.

"Kami koordinasi dengan Mendagri, beberapa waktu lalu sudah terbitkan telegram kepada beberapa daerah yang belum lakukan perbaikan data, khususnya untuk percepatan bansos tunai di daerah," kata dia.

3. Di kantor Pos tak boleh ada antrean panjang dan desak-desakan

BST ke-1 Tak Sesuai Target, Mensos: Banyak Daerah Belum Penuhi KuotaKemensos.go.id

Selain data di daerah ada yang belum terpenuhi, Juliari juga mengungkan kendala lainnya dalam penyaluran BST. Ia mengatakan pemerintah juga harus memperhatikan protokol kesehatan saat penyaluran di kantor Pos. Sehingga, kantor Pos tidak bisa dibiarkan terjadi antrean panjang dan berdesak-desakan.

"Upaya kami kepada Pos, kami meminta mereka membuka jam operasional sampai jam 10 malam, dan kami meminta untuk membuka loket pembayaran di luar kantor Pos, seperti di kantor kelurahan atau balai desa," ucap Mensos.

4. BST ada yang diberikan langsung tiga tahap sekaligus

BST ke-1 Tak Sesuai Target, Mensos: Banyak Daerah Belum Penuhi KuotaKPK awasi pembagian bansos di DKI Jakarta (Dok. Kemensos)

Kendala lainnya, lanjut Juliari, penyaluran BST di daerah remote area dilakukan tiga tahap sekaligus. Sehingga tidak diberikan per tahap kepada penerima manfaat.

"Jadi tidak pertahap, khusus untuk beberapa daerah. Sehingga orang atau keluarga yang mendapat bantuan, langsung kami berikan tiga kali Rp600 ribu menjadi Rp1,8 juta, sehingga tak perlu kembali ke loket atau kantor Pos untuk menerima bansos," ujar Mensos.

Baca Juga: Bansos Tunai Dikurangi Jadi Rp300 Ribu per Bulan hingga Desember

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya