Dikritik Sering Ganti Aturan, Jokowi: Lha Wong Virusnya Berubah-ubah

Jokowi sebut strategi pemerintah ikut varian COVID-19

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengakui pemerintah  kerap mengubah aturan dalam penanganan COVID-19. Namun perubahan itu bukan tanpa alasan. Sebab virus COVID-19 mengalami mutasi, sehingga pemerintah harus mengubah strategi mengikuti varian yang berkembang.

“Banyak yang bertanya ini kok pemerintah ini kayak bingung, berubah-ubah. Lha wong penyakitnya, virusnya, juga berubah-ubah kok. Bermutasi, berubah-ubah. Kalau strategi kita tetap, ya ditinggal sama virusnya kita,” tutur Jokowi dalam arahannya pada Kepala Satuan Wilayah Tahun 2021, yang ditayangkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (3/12/2021).

“Kenapa kita mengubah strategi lapangan karena virusnya ini bermutasi, berubah-ubah. Pakai cara ini tidak bisa, pakai cara ini tidak bisa. Selalu berubah,” lanjutnya.

Ada beberapa kebijakan yang diterapkan Jokowi dalam menangani COVID-19, mulai dari pemberlakuan  Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

1. Jokowi minta testing dan tracing diperkuat

Dikritik Sering Ganti Aturan, Jokowi: Lha Wong Virusnya Berubah-ubahPetugas kesehatan mengambil sampel tes usap PCR pelajar di SD Negeri Kestalan 5, Solo, Jawa Tengah, Selasa (23/11/2021). (ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)

Untuk mencegah adanya lonjakan kasus lagi, mantan gubernur DKI Jakarta ini meminta agar testing dan tracing terus ditingkatkan. Ia mengingatkan apabila ada masyarakat yang terbukti positif, maka harus langsung di karantina.

“Hati-hati 17 kabupaten/kota di 8 provinsi yang mengalami naik selama 2-3 minggu terakhir ini. Naik sedikit saja segera antisipasi. Walaupun masih hitungan puluhan per minggu tapi tetap harus segera diantisipasi,” ucap Jokowi.

Baca Juga: Fakta Virus Omicron, Menular 500 Kali Lebih Cepat

2. Jokowi minta jajaran TNI-Polri genjot vaksinasi lagi

Dikritik Sering Ganti Aturan, Jokowi: Lha Wong Virusnya Berubah-ubahSejumlah warga antre saat mengikuti vaksinasi massal COVID-19 di Aula Mapolres Kabupaten Serang, Banten, Senin (21/6/2021). ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman.

Jokowi pun meminta jajaran TNI-Polri untuk menggenjot kembali vaksinasi. Apalagi target RI di akhir tahun ini vaksinasi mencapai 70 persen.

“Saya minta ini sekali lagi Pak Kapolri dan seluruh jajaran. Panglima TNI beserta semua jajaran vaksinasi ini segera kita selesaikan. Secepat-cepatnya. Artinya, terus digencarkan, terus. Sampai hari ini sudah divaksin sudah 240 juta dosis. Dosis pertama 67,8 persen. Dosis kedua 46,9 persen,” ucap Jokowi.

Meski Jokowi telah berikan target pencapaian vaksin 70 persen di akhir tahun, namun angka vaksinasi saat ini masih jauh dari target. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini pun meminta jajarannya untuk kerja keras lagi.

“Masih jauh dari keinginan kita untuk masuk ke dosis 1, 2 itu sudah ke 70 persen. Ini masih butuh kerja keras. Dan provinsi-provinsi mana yang masih harus digencarkan,” ungkapnya.

3. Jokowi sebut Indonesia menjadi salah satu negara yang masuk level 1

Dikritik Sering Ganti Aturan, Jokowi: Lha Wong Virusnya Berubah-ubahPresiden Joko "Jokowi" Widodo (Dok. Biro Pers Sekretariat Negara)

Kendati, Jokowi bersyukur lantaran kasus COVID-19 di Indonesia sudah menurun. Dari awalnya 56 ribu kasus per hari pada Juli lalu, kini menjadi 311 kasus per hari. “Ini sebuah capaian luar biasa dan tidak semua negara mengalami ini,” kata Jokowi.

Pria kelahiran Solo ini kemudian menyebut Indonesia menjadi satu dari negara yang berada di level 1. Selain Indonesia ada juga China dan Jepang.

“Yang di level 1 sekarang ini Indonesia, China, India, Jepang dan Taiwan. Ini negara besar sekali. Gede banget. Tapi bisa mengendalikan itu. Itu yang kita harus benar-benar bersyukur. Tapi, ancaman ini belum selesai,” ujarnyanya.

“Kita boleh bersyukur, boleh berbangga tapi tetap harus waspada,” Jokowi menambahkan.

Baca Juga: Jokowi Peringatkan Jajarannya Agar Tak Kecolongan Varian Omicron

Topik:

  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya