Film Tentang Peserta Aksi 212 Diputar di Monas

Wah, seperti apa ya filmnya?

Jakarta, IDN Times - Dalam acara reuni 212, para peserta disajikan sebuah film yang diproduksi oleh Front TV. Di dalam film pendek tersebut, diperlihatkan bagaimana perjuangan para peserta 212 saat dua tahun lalu, hingga kini.

"Kami memutuskan untuk menggelar aksi ketiga," ujar cuplikan dialog di dalam film tersebut.

Kemudian, di dalam cuplikan film tersebut juga ada pendapat masyarakat yang menganggap gerakan 212 hanyalah kepentingan politik semata.

"Saya anggap aksi ini hanyalah politis. Karena mendekati Pilkada. Saya anggap itu berlebihan dan hanya cari sensasi," ungkap sebuah suara di dalam cuplikan film itu.

Lalu, film kembali menceritakan tentang gerakan 212. Hingga ada seorang tokoh yang menceritakan pikirannya tentang para peserta 212. Di dalam film, ia mengatakan bahwa para peserta tampak lelah namun tidak ada paksaan di wajah mereka.

"Apa mereka berlebihan? Aku rasa tidak. Apa mereka ingin tujuan politik? Aku rasa tidak. Tidak semua mencapai tujuan dengan cara-cara itu," kata dia di dalam cuplikan film.

Usai mengungkapkan pemikirannya tentang para peserta aksi 212, si tokoh utama pun diceritakan pergi ke masjid untuk menunaikan sholat. Lalu, para peserta 212 pun meminta sang tokoh utama untuk menjadi imam. Di situ lah ia mulai menitikkan air mata.

"Aku tak pantas menjadi imam mereka. Kata mereka, agama hanya toleransi, pluralis, dan bla bla bla. Walau ada hinaan ke agamaku, aku harus tetap elegan dan berpikiran terbuka," lanjut dia di dalam film.

Akhir film pun ditutup dengan kesadaran sang tokoh utama usai melaksanakan sholat bersama peserta aksi 212.

Baca Juga: Titiek Soeharto Sholat Subuh Berjamaah Bersama Alumni 212

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya