Jokowi: Kita Beruntung Memilih Kebijakan PSBB, Bukan Lockdown

Masih boleh aktivitas, tapi dibatasi

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo mengatakan Indonesia beruntung sejak awal memilih kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) bukan lockdown atau karantina wilayah. 

"Kita beruntung sejak awal memilih kebijakan PSBB bukan lockdowm atau karantina wilayah," kata Jokowi dalam keterangan pers yang diunggah di channel YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (7/5).

1. Aktivitas masih boleh, tapi jangan berkerumun

Jokowi: Kita Beruntung Memilih Kebijakan PSBB, Bukan LockdownANTARA FOTO/Abriawan Abhe

Jokowi mengatakan, PSBB adalah pembatasan kegiatan di tempat umum atau fasilitas umum dalam bentuk pembatasan jumlah orang dan pengaturan jarak antar orang. Meski diterapkan PSBB, masyarakat masih bisa beraktivitas tapi harus dibatasi.

"Artinya dengan PSBB, masyarakat masih bisa beraktivitas tapi memang dibatasi, dan masyarakat juga harus sadar membatasi diri, tidak boleh berkumpul dalam skala besar," ujar Jokowi.

2. Jokowi mendapat laporan masyarakat masih suka bergerombol di kampung-kampung

Jokowi: Kita Beruntung Memilih Kebijakan PSBB, Bukan LockdownDok. Biro Pers Kepresidenan

Meskipun pemerintah sudah memberikan imbauan untuk pembatasan aktivitas, Jokowi mengaku mendapatkan laporan bahwa masyarakat masih bergerombol di kampung-kampung. Jokowi pun mengingatkan agar aktivitas interaksi fisik harus dikurangi dan masyarakat disiplin ikuti protokol COVID-19.

"Saya melihat di beberapa daerah dari informasi yang saya terima, jalan sepi tetapi di kampungnya masih berkerumun rame, banyak yang bergerombol ramai. Padahal interaksi fisik harus dikurangi," tutur Jokowi.

"Harus jaga jarak, harus kenakan masker, harus sering cuci tangan sehabis kegiatan. Upaya ini harus dilakukan untuk menghambat penyebaran COVID-19," lanjutnya.

3. Jokowi ingin kasus virus corona turun di bulan Mei

Jokowi: Kita Beruntung Memilih Kebijakan PSBB, Bukan LockdownDok. Biro Pers Kepresidenan

Sebelumnya, Jokowi meminta jajarannya fokus menghadapi penanganan virus corona atau COVID-19. Jokowi menginginkan kurva penyebaran virus corona harus turun di bulan Mei.

Jokowi menginstruksikan hal itu saat memberikan arahan di Sidang Kabinet Paripurna yang digelar secara virtual di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu (6/5).

Jokowi mengingatkan kepada menteri kabinet dan jajarannya agar target pemerintah untuk mengurangi kasus positif virus corona tercapai pada Mei. Ia mengatakan target itu harus tercapai dengan cara apa pun.

"Target kita di bulan Mei ini harus betul-betul tercapai, sesuai dengan target yang kita berikan yaitu kurvanya sudah harus turun dan masuk posisi sedang di Juni. Di Juli harus masuk posisi ringan. Dengan cara apa pun," perintah Jokowi yang disiarkan langsung di channel YouTube Sekretariat Presiden.

Jokowi melanjutkan, instruksi tersebut ia berikan bukan hanya kepada Tim Gugus Tugas penanganan COVID-19 saja, melainkan elemen bangsa lainnya.

"Jajaran pemerintahan, organisasi sosial kemasyarakatan, relawan, parpol, dan swasta. Ini harus diorkestrasi dengan baik," ucap Jokowi menambahkan.

Baca Juga: Sri Mulyani Usul ke Jokowi: Tukang Bakso Cs Dapat Keringanan Kredit

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya