KSP Bentuk Layanan Kesehatan Jiwa di Tengah COVID-19

Masyarakat bisa manfaatkan layanan hotline untuk konsultasi

Jakarta, IDN Times - Tak hanya berdampak bagi kesehatan fisik seseorang, wabah virus corona atau COVID-19 juga berdampak bagi kualitas kesehatan mental masyarakat. Sebab, sejak pandemik COVID-19 menyerang, kehidupan sehari-hari serba tidak menentu.

Terkait situasi tersebut, Kantor Staf Presiden (KSP) berinisiatif untuk membuat sistem layanan nasional untuk kesehatan jiwa. Hal itu disampaikan oleh Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, dalam rapat mengenai Sistem Layanan Nasional untuk Kesehatan Jiwa Selama Masa Pandemik COVID-19 di Gedung Bina Graha, Jakarta, Selasa (21/4).

Baca Juga: Eits, Masalah Kesehatan Jiwa Beda Lho dengan Gangguan Jiwa

1. Moeldoko sebut pandemik virus corona mengganggu kesehatan mental masyarakat

KSP Bentuk Layanan Kesehatan Jiwa di Tengah COVID-19Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko di Kompleks Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis 12 Maret 2020 (IDN Times/Teatrika Handiko Putri)

Moeldoko menyampaikan, selama masa pandemik berlangsung, banyak masyarakat gelisah sehingga berujung pada keputusasaan dan stres. Oleh karena itu, KSP berinisiatif membuat sistem pendamping untuk kesehatan mental masyarakat.

"Saya menginginkan adanya satu sistem layanan nasional yang dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat yang membutuhkan pendampingan,” ujarnya.

2. Kesehatan jiwa sempat dibahas di dalam ratas

KSP Bentuk Layanan Kesehatan Jiwa di Tengah COVID-19Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko di Gedung KSP, Jakarta Pusat, Senin 2 Maret 2020 (IDN Times/Teatrika Handiko Putri)

Moeldoko juga menjelaskan, masalah kesehatan jiwa selama masa pandemik COVID-19 ini mendapat perhatian dari Presiden, dan dibahas dalam rapat terbatas.

“Kita seharusnya tidak mengabaikan dampak kesehatan mental dari wabah ini. Ada banyak ketakutan dan kecemasan dan itu dapat mendorong perilaku yang merugikan diri sendiri,” ucapnya.

3. Layanan kesehatan mental mencakup edukasi publik, konsultasi, dan pendampingan

KSP Bentuk Layanan Kesehatan Jiwa di Tengah COVID-19Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko di Gedung KSP, Jakarta Pusat, Jumat 20 Januari 2020 (IDN Times/Teatrika Handiko Putri)

Nantinya layanan kesehatan mental tersebut mencakup tiga langkah strategis yaitu edukasi publik, konsultasi awal dan pendampingan. Edukasi publik mengenai kesehatan mental kepada publik melalui sarana konten website, press conference di media center, webinar berkala di YouTube Gugus Tugas, SMS Blast, dan infografis untuk disebar melalui jaringan WAG serta media sosial.

Kemudian, untuk konsultasi awal psikologi yang dapat diakses publik melalui kanal chatbot, layanan telemedicine, call center, dan aplikasi. Untuk upaya ini dibutuhkan tim psikologi bertugas menjawab panggilan 24 jam dan perlu ada shift bertugas dari tim psikolog.

Upaya pendampingan yang diberikan kepada masyarakat atau pasien yang membutuhkan konsultasi secara berkala, dilakukan dengan perjanjian dengan psikologi via telepon atau video conference meeting. Khusus kasus KDRT, HIMPSI dapat bekerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA).

4. Layanan hotline bisa dimanfaatkan untuk konsultasi

KSP Bentuk Layanan Kesehatan Jiwa di Tengah COVID-19Buruh pabrik di Cikupa Tangerang (ANTARA FOTO/Fauzan)

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Gugus Tugas HIMPSI untuk COVID-19 Andik Matulessy menjelaskan, pihaknya sudah menyiapkan psikolog yang akan memberikan training of trainer (ToT) dan para relawan dari kalangan mahasiswa Fakultas Psikologi yang akan mendukung program ini.

Menurut Andik, sudah tersedia Standard Operation Procedure (SOP) pelayanan konsultasi secara berjenjang dan panduan konten untuk konsultasi.

“Kita akan menggunakan hotline dan aplikasi,” ujar Andik.

Sedangkan Dirjen Aptika Kominfo Sammy Pangarepan menyarankan, untuk jangka pendek bisa memanfaatkan call centre dengan kesiapan operator yang tersambung secara jarak jauh. Kemudian, untuk langkah berikutnya perlu dibuatkan aplikasi agar alurnya lebih teratur.

Sementara itu, Direktur Infomedia Nusantara, Riri menjelaskan, ada dua hotline yang dapat digunakan yaitu 119 dan 117. Pada saluran 119 sekitar 60 persen penelepon menanyakan mengenai COVID-19, sehingga layanan call centre juga bisa dimanfaatkan sebagai layanan psikologi.

Baca Juga: Pemprov DKI Terima 1.108 Konsultasi Jiwa dan Mental Selama COVID-19

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya