Mengais Puing Sisa Kebakaran di Tambora

Sebanyak 40 rumah hangus terbakar

Jakarta, IDN Times - Mentari mulai bersinar, hari pun berganti. Namun, bau asap sisa kebakaran pada Sabtu malam (21/4) itu masih tercium. Air mata Yayah pun telah habis. Amukan di jago merah di permukiman Jalan Jembatan Besi II, Tambora, Jakarta Barat, itu meluluhlantahkan tempat tinggalnya.

Yayah bersama 165 kepala keluarga lainnya yang tinggal di 40 rumah mau tidak mau harus mengikhlaskan harta bendanya ludes terbakar.   

“Kalau ingat kebakaran semalam... rasanya merinding...,” ucap Yayah, di antara puing-puing rumahnya saat ditemui IDN Times, Minggu (22/4).

1. Warga mengais sisa harta bendanya

Mengais Puing Sisa Kebakaran di TamboraIDN Times/Teatrika Putri

Banyak warga mondar-mandir di dua gang kecil menuju lokasi kebakaran. Sebagian warga juga ada yang berjaga di ujung gang, dan sebagian lainnya memenuhi bahu Jalan Jembatan Besi II.

Dua mobil pemadam kebakaran juga masih terlihat di sekitar lokasi kebakaran. Beberapa petugas pemadam kebakaran pun masih melakukan pendinginan di beberapa rumah yang sudah tak terlihat bentuknya itu.

Tapi Yayah dan beberapa warga lainnya memilih berada di puing-puing bangunan rumahnya, sisa kebakaran semalam. Mereka mengais-ngais puing bangunan dan berharap masih ada sisa harta benda yang bisa diselamatkan.

Perasaan sedih bercampur bingung pun tak bisa ditutupi di wajah Yayah dan warga lainnya. Karena tidak ada barang berharga yang terselamatkan.

“Semua (hangus). Gak ada yang bisa diselamatkan, cuma baju yang dipakai doang,” tutur Nita, warga lainnya yang juga korban kebakaran.

Baca juga: Pasca Kebakaran Hebat, Warga Taman Kota Mulai Bangun Lagi Tempat Tinggal Mereka

2. Petugas pemadam masih bekerja di lokasi kebakaran

Mengais Puing Sisa Kebakaran di TamboraIDN Times/Teatrika Putri

Komandan Pleton Kompi A Damkar Sektor Tambora Jakarta Barat Sardi mengungkapkan, petugas kebakaran yang berada di lokasi kebakaran memang mendapat tugas pagi. Mereka bertugas merobohkan dinding rumah bekas kebakaran, karena berbahaya jika dibiarkan.

“Yang dilakuin tadi dari Pak Sekel (Sekretaris Lurah) untuk merobohkan gedung ini. Kebetulan masih ada nyala api sedikit, cuma kami padamkan,” ujar Sardi yang berseragam biru dan helm putih itu.

Sardi bersama timnya juga pagi itu bertugas melakukan pendinginan, atau memastikan tidak ada lagi kebakaran susulan.

3. Warga kesulitan fasilitas MCK 

Mengais Puing Sisa Kebakaran di TamboraIDN Times/Teatrika Putri

Tak jauh dari lokasi kebakaran, warga terlihat memenuhi posko utama korban kebakaran RW 03 tersebut. Terlihat juga bungkus makanan berserakan. Sumbangan berupa pakaian juga sudah mulai berdatangan di posko itu.

Sebagian warga ada yang masih manikmati sarapan, sebagian liannya tertidur di posko yang hanya beralaskan karpet. Sebagian warga memilih tinggal di posko karena tidak ada sanak saudara. 

“Ya paling di sini saja (posko). Mau dimana lagi, rumahnya sudah gak ada,” ucap Zumroh, korban kebakaran.

Tinggal di posko memang fasilitas sangat minim. Warga pun kesulitan fasilitas MCK. Untuk buang air dan mandi, warga harus berjalan cukup jauh ke toilet umum yang berada di Jembatan Besi. 

4. Korban kebakaran berharap mendapat bantuan biaya pembangunan rumah dari pemerintah

Mengais Puing Sisa Kebakaran di TamboraIDN Times/Teatrika Putri

Baik Yayan maupun Zumroh yang kala itu tak tahu lagi harus berbuat apa saat kebakaran, kini hanya berharap mendapat perhatian dari pemerintah dan uluran tangan orang lain. Mereka juga berharap pemerintah bisa memberikan bantuan untuk membangun kembali rumah mereka.

“Harapan saya sih minta kalau bisa mah rumah saya bahan-bahan bangunan, gitu ya, mintanya sih bisa dibenerin lagi. Harapan saya sih itu. Mudah-mudahan pemerintah bisa membantu untuk bangun rumah,” ujar Zumroh.

Baca juga: Api Lahap Pemukiman di Tambora

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya