Oposisi Kritik Foto 'Solo' Jokowi di Banten, Benarkah Pencitraan?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pasca terjadi tsunami yang melanda Banten dan Lampung pada Sabtu (22/12) malam, Presiden Joko "Jokowi" Widodo langsung mengunjungi para di Banten, Senin (24/12).
Rupanya, kunjungan Jokowi tersebut malah disindir kubu sebelah. Mereka menyoroti pose 'solo' Jokowi yang dilakukan saat meninjau lokasi dampak tsunami di Banten. Menurut mereka, foto-foto Jokowi tersebut dianggap pencitraan belaka.
Lalu, bagaimana tanggapan Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf atas tudingan tersebut?
1. Fadli sebut foto 'solo' Jokowi hanyalah sebuah pertunjukan
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menganggap foto 'solo' Jokowi di Banten sebagai pencitraan. Bahkan, dalam akun Twitter-nya @fadlizon, ia mengatakan bahwa itu adalah pertunjukan Jokowi belaka.
"One man show," tulis Fadli saat mengomentari postingan seseorang tentang foto 'solo' Jokowi.
Kemudian, Fadli menyinggung bahwa pemerintah harus melakukan evaluasi terhadap Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
"Harus ada evaluasi total terhadap BMKG. Negara ring of fire seperti kita butuh orang-orang profesional dan benar-benar ahli," terang Fadli.
Baca Juga: Ahli BPPT Widjo Kongko Ingatkan Ada Potensi Tsunami 57 Meter
2. Ferdinand sebut Jokowi mengurus negara dengan sandiwara
Selain Fadli, Ketua DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean juga mengomentari pose yang dilakukan oleh Jokowi tersebut. Dalam akun Twitter-nya @Ferdinand-Haean, Ferdinand menyinggung bahwa apa yang dilakukan oleh Jokowi itu hanyalah sandiwara.
"Jast tek e poto (Just take a photo)," kata Ferdinand mengomentari postingan seseorang tentang foto Jokowi.
"Drama..!! Ya Drama..!! Negara diurus dengan cara-cara sandiwara..!" lanjutnya dalam postingan lainnya.
3. Andi Arief: Jaga selalu hatimu, bukan fotomu
Editor’s picks
Sementara, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat juga ikut mengomentari foto Jokowi. Dalam akun Twitter-nya @AndiArief_ , ia menyindir foto Jokowi dengan lagu band Seventeen.
"'Jaga Slalu Hatimu' kata seventeen, bukan 'fotomu'," sindir Andi.
"Pemimpin-pemimpin dunia mengucapkan duka cita atas tsunami Selat Sunda. Presiden Jokowi mengirim foto sembari bilang bencana harus masuk kurikulum. Pengetahuan manusia tergambar dalam hatinya," kritik Andi selanjutnya.
4. Karding: Nyinyiran oposisi karena mereka iri
Mendengar serangan dari oposisi, Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf, Abdul Kadir Karding, membantah tudingan pencitraan tersebut. Karding menyampaikan bahwa kunjungan Jokowi ke Banten memang murni memberikan perhatian kepada rakyat yang tengah alami musibah.
"Saya tahu bahwa beliau baru saja dari Sulawesi Selatan, lalu lanjut ke Tanah Toraja, perjalanan cukup padat dan melelahkan, kemudian beliau masih menyempatkan hadir meninjau langsung lokasi-lokasi bencana dan memberi intruksi dan mengeluarkan kebijakan, serta langkah-langkah untuk mengantisipasi dan menangani korban," ujar Karding kepada IDN Times, Rabu (26/12).
"Itu jauh lebih penting dari segala sesuatu yang dituduhkan, bahwa protokoler Istana misalnya mengatur bagaimana baiknya dan sebagainya, itu menjadi hak dan kewenangan protokoler Istana," tambahnya.
Menurut Karding, apa yang yang ditudingkan oleh oposisi hanyalah bentuk 'nyinyir' karena dianggapnya iri dengan prestasi Jokowi.
"Mereka iri bahwa Pak Jokowi bekerja cepat, perhatian luar biasa, mereka takut elektabilitas mereka semakin stuck dan Pak Jokowi semakin naik, maka mereka cari-cari kesalahan," ungkapnya.
5. Jokowi disebut sering meminta waktu sendirian kemana pun pergi
Sedangkan, Juru Bicara TKN Jokowi-Ma'ruf, Arya Sinulingga, menyampaikan bahwa saat meninjau bencana, Jokowi memang selalu memiki waktu untuk menyendiri. Kemana pun Jokowi pergi, dikatakannya, selalu meminta waktu sendiri.
"Apakah mengambil waktu untuk sendiri itu salah? Artinya dia keliling saja, bisa saja dia melihat-lihat semua sendirian. Pengawalan dari luar. Karena tahu kebiasaaan Pak Jokowi itu ya," terang Arya di Posko Cemara, Jakarta Pusat, Rabu (26/12).
Baca Juga: Ini Hal Penting Selain Teknologi untuk Mencegah Korban Tsunami