DKI Resmikan Pembangunan Pengolah Sampah Modern di Sunter, Ini 5 Hal tentang Proyek ITF

Proyek ITF akan dibangun di empat wilayah di Jakarta

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah meresmikan Intermediate Treatment Facility (ITF) atau Fasilitas Pengolahan Sampah dalam Kota. Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno meresmikan pembangunan ITF di Sunter, Jakarta Utara, hari ini.

Kepala Unit Pengelola Sampah Terpadu Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto mengatakan, pembangunan ITF Sunter ini akan memakan waktu tiga tahun, hingga akhirnya bisa dioperasikan.

“Pembangunan butuh tiga tahun. Tiga tahun ini dari proses perizinan sampai konstruksi. Jadi bisa kita langsung operasikan. Jadi kalau ini 2018, tiga tahun kemudiannya sekitar 2021,” kata Asep.

1. Pemprov DKI Jakarta meresmikan proyek pembangunan pengolahan sampah

DKI Resmikan Pembangunan Pengolah Sampah Modern di Sunter, Ini 5 Hal tentang Proyek ITFIDN Times/Teatrika Putri

Pemprov DKI Jakarta bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), yaitu PT Jakarta Propertindo (Jakpro) akan segera membangun ITF. Wakil Gubernur Sandiaga Uno mengatakan, ITF ini nantinya akan berfungsi sebagai tempat pengolahan sampah DKI ke depan.

“Nah, ini InsyaAllah akan menjadi lembaran baru dari pengolahan sampah ke depan, sehingga sampah InsyaAllah akan lebih bersih,” ujar Sandi di Sunter, Jakarta Utara, Minggu (20/5).

Fasilitas pengolahan sampah yang akan dibangun Jakpro dan Fortum sebagai mitra kerjanya ini, direncanakan akan mampu mengolah hingga 2.200 ton sampah per hari dan menghasilkan listrik 35 MW.

2. Pembakaran sampah menggunakan teknologi tinggi

DKI Resmikan Pembangunan Pengolah Sampah Modern di Sunter, Ini 5 Hal tentang Proyek ITFIDN Times/Teatrika Putri

Direktur Pengembangan Bisnis PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Hendra Lesmana menjelaskan dalam pembakaran sampah, nantinya akan menggunakan teknologi tinggi, sehingga bisa melakukan pembakaran dengan baik.

“Kemudian masuk ke pembakaran sampahnya sendiri. Di sini state of the art daripada pengelolaan sampah kita. Karena di sini yang membutuhkan teknologi cukup tinggi, sehingga bisa melakukan pembakaran dengan baik,” ujar Hendra.

Dengan pembakaran sampah itu, nantinya energi panas tersebut bisa diubah menjadi listrik. “Sehingga nanti dari energi panasnya, bisa kita convert menjadi listrik,” kata Hendra.

Baca juga: Dirjen KLHK: Pengelolaan Sampah Jakarta Harus Contoh Surabaya

3. Emisi gas buang akan diperlakukan secara khusus agar tidak mencemari lingkungan

DKI Resmikan Pembangunan Pengolah Sampah Modern di Sunter, Ini 5 Hal tentang Proyek ITFIDN Times/Teatrika Putri

Tidak hanya itu, kata Hendra, emisi gas buang yang dihasilkan dari pembakaran sampah tersebut, juga akan diperlakukan secara khusus, sehingga tidak akan mencemari lingkungan.

“Semua ini merupakan teknologi yang tepat guna. Sehingga Insya Allah ini akan memberikan banyak manfaat untuk Jakarta,” ujar dia.

4. Proyek ITF akan dibangun di empat wilayah di Jakarta

DKI Resmikan Pembangunan Pengolah Sampah Modern di Sunter, Ini 5 Hal tentang Proyek ITFIDN Times/Teatrika Putri

Sandi mengungkapkan, untuk ITF Sunter, sampah berasal dari beberapa kecamatan di Jakarta Pusat dan Jakarta Utara. Antara lain seperti Tanjung Priok, Kelapa Gading, Menteng, Gambir, Setiabudi, dan Sawah Besar.

“Sampahnya dari ada beberapa kecamatan di daerah Jakarta Utara dan Jakarta Pusat,” kata Sandi.

Sementara, Sandi menambahkan, ITF tak hanya dibangun di Sunter tapi juga akan dibangun di beberapa wilayah Jakarta.

“Ada empat, pertama di sini (Sunter), lalu kita ada satu lagi di Jakarta Utara di Marunda, akan ada di Jakarta Barat di Kosambi dan ada di Jakarta Timur,” ujar Sandi.

5. Dana proyek pembangunan ITF mencapai Rp 3 triliun

DKI Resmikan Pembangunan Pengolah Sampah Modern di Sunter, Ini 5 Hal tentang Proyek ITFIDN Times/Teatrika Putri

Asep menambahkan, anggaran yang dibutuhkan dalam proyek pembangunan ITF Sunter ini mencapat Rp 3 triliun. Anggaran tersebut 30 persen berasal dari modal gabungan dari Jakpro dan Fortum, dan 70 persennya adalah pinjaman dari World Bank.

“Kalau untuk finansial akan 30 persen nya oleh equity Jakpro sama Fortum. Jakpro dan Fortum akan membuat join venture company. Kemudian 70 persen nya dari loan. Loannya sendiri IFC (International Finance Cooperation) World Bank,” jelas Asep.

Baca juga: Begini Solusi Penanganan Sampah di Daerah Menurut Menteri Tjahjo Kumolo

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya