Pramono Anung: Kenapa PDIP dapat 6 Kursi Menteri? Sudah Ada Itungannya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan, Presiden Joko "Jokowi" Widodo sudah menghitung jatah partai politik di kabinet. Jokowi, kata Pramono, juga sudah menyampaikan kepada partai politik bahwa jatah menteri ada aturan mainnya.
"Memang ada aturan main, itungan, yang sudah disampaikan Presiden ke partai sebelum pelaksanaan Pilpres berlangsung. Sehingga ada gambaran karena ini kan Presiden pada periode kedua, jadi aturan mainnya sudah ada," kata Pramono di Gedung Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta Pusat, Senin (25/11).
Baca Juga: 6 Menteri Jokowi dengan Utang Paling Banyak, ada Luhut dan Sri Mulyani
1. Pramono sebut Jokowi sudah pikirkan jatah partai pendukungnya
Pramono menjelaskan, penentuan menteri, wakil menteri, dan staf khusus menjadi hak prerogatif Jokowi. Jokowi, lanjut Pramono, telah menghitung jatah yang didapatkan partai pendukungnya.
"Tentunya Presiden memikirkan semua partai yang pada waktu itu memberikan dukungan kepada beliau. Nah mengenai tempat dan sebagainya, Presiden yang akan memutuskan," ujar Pramono.
2. Jatah kursi menteri juga berdasarkan jumlah suara partai
Editor’s picks
Pramono menerangkan, komposisi jatah di kabinet itu sudah ada hitungannya, salah satunya juga melihat perolehan suara partai. Karena itu, sebagai pemenang pemilu dengan perolehan suara terbanyak, PDIP mendapatkan jatah 6 kursi di kabinet.
"Tentunya kalau kita lihat yang mendapatkan komposisi dan sebagainya, kenapa PDIP dapat 6, kenapa Golkar dapat 3 dan seterusnya, ada itungannya," ucap politikus PDIP itu.
3. PBB dan Hanura belum mendapatkan jatah, keputusan di tangan Jokowi
Terkait partai yang belum mendapatkan jatah, seperti Partai Bulan Bintang (PBB) dan Hanura, Pramono mengatakan, semua adalah kewenangan Jokowi.
"Ya itu kewenangan Presiden," kata Pramono.
Baca Juga: Pramono Sudah Teken Surat Penunjukan Dirut PLN Baru, Rudiantara?