[WANSUS] Cerita Nyoman Nuarta di Balik Desain Istana Presiden di IKN

Nyoman mengerjakan desain istana negara IKN selama 2 tahun

Jakarta, IDN Times - Desain istana negara di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara telah diumumkan ke publik oleh Presiden Joko "Jokowi" Widodo. Bentuknya yang sekilas seperti burung Garuda dengan sayap terkembang di sisi kanan dan kiri, sukses menuai sorotan publik.

Beragam komentar menghampiri karya seniman asal Kabupaten Tabanan, Bali, Nyoman Nuarta itu. Ada yang mengkritik, tapi banyak juga yang kagum.

Lepas dari itu semua, perjalanan Nyoman untuk membuat desain istana negara IKN Nusantara tak mudah. Ia bahkan menghabiskan waktu dua tahun hanya untuk mencari kesempurnaan dalam karya yang ia ciptakan.

“Kami menggodok (desain) ini dua tahun, baru kali ini asistensi. Baru kemarin Presiden appreciate,” ujar Nyoman dalam wawancara khusus di program Ngobrol Seru by IDN Times.

Nyoman menceritakan pertemuan pertamanya secara langsung dengan Presiden Jokowi di Istana Negara Jakarta, pada 3 Januari 2022 lalu. Nyoman bercerita bahwa itu adalah kali pertama ia mempresentasikan desain istana negara IKN Nusantara pada Jokowi.

Lalu, bagaimana cerita Nyoman Nuarta di balik pembuatan desain Istana Negara IKN Nusantara?

Baca Juga: UU Disahkan, Pembangunan Akses ke Lokasi Istana Presiden IKN Dikebut

Bagaimana awal mula Pak Nyoman bisa ikut mendesain istana negara IKN Nusantara?

[WANSUS] Cerita Nyoman Nuarta di Balik Desain Istana Presiden di IKNIstana Kepresidenan di IKN (Instagram/@nyoman_nuarta)

Saya itu dapat undangan dari Menteri PUPR untuk ikut mendesain 12 desain. Antara lain istana, DPR, dan beberapa rumah ibadah dan sebagainya. Tapi waktunya pendek sekali, 10 hari.

Kita bisa ikuti dan saya bisa selesaikan walau tidak semua bagus, yang dipilih istana dan masjid agung. Yang lainnya kita belum dapat perintah, dan saya juga cukuplah kompleks istana. Itu aja sudah ada 12 gedung apa 8.

Jadi kami dalam waktu 10 hari bisa menyelesaikan dengan baik, tanpa diminta kami juga membuat video-video pendeknya supaya lebih mudah dirasakan desainnya.

Jadi lima arsitek-arsitek terkenal diundang. Ada empat grup. Yang saya juga gak tahu dasar pemilihannya apa. Barangkali saya ini sebenarnya dari tahun 75 itu sudah mendirikan perusahaan konsultan. Karena pada saat itu, kalau kita membuat patung selalu ada perusahaannya, karena tidak pernah lepas dari pekerjaan arsitek.

Untuk konsep desain istana, apakah ada masukan dari Presiden Jokowi atau pihak istana lainnya?

Gak ada. Yang ada cuma untuk kebutuhan ruang, dibesarkan, dikecilkan. Beliau tidak ikut campur masalah bentuk dan saya juga tidak mau. Makanya saya bilang, banyak sekali orang yang pongah ngatur-ngatur orang. Presiden saja tidak demikian.

Menteri PU juga tidak demikian. Tapi ada orang-orangnya yang seperti itu, yang lebih hebat dari senimannya. Ini bangsa nerabas-nerabas, ini harus bisa kita hentikan dengan karya. Ya kita kan susah ngelawan mereka, tapi kita perlihatkan karya kita.

Dalam proses mendesain istana negara, sudah berapa kali ganti desain?

Itu saya sendiri mencari bentuk. Saya harus buat model berkali-kali untuk mendapatkan kepuasan. Tidak ada dari mereka (pihak pemerintah). Tapi dari saya, mencari bentuk itu proses kerja saya. Proses kreativitas, makanya jangan terlalu cepat puas. Saya bisa 8 model. GWK ada 5 model.

Ya tidak dalam gambar-gambar gitu saja, gak. Sketsa, bikin modelnya, ternyata beda. Waktu di gambar kelihatan oke, tapi begitu diperbesar ke 3D, lihat dari bawah kok gak enak, dari samping kok gak enak, jadi perlu ada modifikasi. Tapi jangan cepet capek. Begitulah kalau mau jadi sesuatu yang bagus.

Kita menggodok ini dua tahun, baru kali ini asistensi. Baru kemarin Presiden appreciate. Jadi saya merasa Beliau sudah pernah saya kirim gambar, tapi waktu ada ulang tahun di PSI (Partai Solidaritas Indonesia), ditayangkan yang lain. Saya ‘loh padahal saya sudah ngasih yang baru’.

Patung Garuda di dalam desain juga sempat mendapat kritikan karena dinilai tidak modern. Sebenarnya apa filosofi dari patung Garuda itu?

[WANSUS] Cerita Nyoman Nuarta di Balik Desain Istana Presiden di IKNNagara Rimba Nusa sebagai pemenang sayembara desain IKN (IDN Times/ Kemenkoinfo RI)

Garuda kita ambil, saya gak tahu burung Garuda ada yang modern atau kuno. Kenapa saya ambil Garuda? Garuda merupakan simbol bangsa yang sudah kita sepakati. Bangsa ini terdiri dari 240 suku. Kalau seandainya saya pakai misalnya ciri khas rumah suku tertentu, terus suku yang lain apa gak marah? Merasa di anak tirikan.

Kita kan namanya istana rakyat ya harus bisa diterima oleh masyarakat banyak. Kita ini bukan membuat untuk arsitek lho. Ini membuat untuk rakyat. Tapi kita memenuhi semua pihak, tidak mudah. Kalau ada yang tidak suka dan suka itu relatif.

Sekarang gini aja, orang lihat tampang kita apa semua suka? Ada orang lain bilang cantik tapi si A bilang gak. Ya itu relatif sekali.

Tapi kalau kita melihat dari sifat yang strategis, dan mau menyatukan bangsa ini, kenapa Garuda sayapnya saya buat melengkung ke depan, supaya seolah-olah merangkul bangsa ini untuk bersatu kembali. Jadi kita ingin bangsa ini kembali bangga dengan budayanya. Tidak harus ngutip dari bangsa-bangsa lain.

Karena kita saat ini lagi senang meninggalkan budayanya sendiri gitu, itu kenyataannya, coba kebaya sudah lewat, sanggul sudah lewat. Itu fakta. Ini sekarang kita haruslah kembali menjadi diri sendiri, emang gak gampang, begitu juga arsitek kita, kiblatnya jangan hanya Barat saja, sekali-kali diri kita sendiri, bisa gak? 

Saat presentasi desain pertama kali depan Presiden, apa yang disampaikan Pak Jokowi?

Saya terus terang aja surprise sekali ngelihat Pak Presiden ya. Dia begitu appreciated, padahal itu saya baru pertama kali ketemu. Pertama kali semenjak saya diberi tugas untuk basic design, belum pernah ketemu sama sekali. Karena ya baru kemarin itu kurang lebih 2 tahun ya, saya sih kirim gambar videonya gak nyampai itu. Sehingga dia agak bengong ngeliat, loh sudah jauh seperti ini.

Kebetulan Pak Jokowi ya dia itu pengennya seperti apa, sebenarnya dia sampaikan. Nah kita ini kan sebagai orang yang dipercaya, untuk begitu saya tentu berkoordinasi dengan kolega saya yang ahli dalam bidang botani ya kan? Tapi saya buat konsep-konsepnya gitu kenapa harus demikian? Ini akan terpadu kita nih, selalu bekerja bersama dengan para ahli yang lain. Jadi supaya mendapatkan hasil maksimal.

Tanaman apa yang cocok di sana, di sana banyak hujan, hujan cukup tinggi, angin gak begitu besar, apa yang cocok di sana kan begini. Tempat di sana kalau misalnya tanamannya pakai tanaman berbuah saya kira monyetnya pada datang ke situ. Kalau monyet-monyet pada datang kan repot tuh.

Katanya Pak Nyoman sempat minta penambahan lahan juga ya untuk Istana Kepresidenan?

[WANSUS] Cerita Nyoman Nuarta di Balik Desain Istana Presiden di IKNNyoman Nuarta (instagram.com/nyoman_nuarta)

Betul, saya bilang 'barangkali mimpinya Pak Presiden tidak kesampaian ini lho', 'apa itu?', 'iya ini Botanical Gardennya kecil, lahannya kecil, tebing-tebing lagi.

Jadi ini perlu dimaklumi, ya di sana hampir tidak menemukan tempat yang rata, artinya apa? 200 meter aja sulit menjadi tempat rata, itu jadi harus kita buat, makanya itu di tebing-tebing, sedangkan Presiden bilang gedung-gedung yang lainnya itu kalau bisa jangan tampak dari istana.

Nah jadi gimana caranya yaitu kita buat ke tebing, semua bagus. Kalau itu di Bali pasti mahal banget tuh tanah yang begitu di tebing-tebing, bagus kan buat vila-vila. Tapi ingat ini kantor yang lalu-lalang orang banyak. Jadi artinya apa, konstruksinya pasti agak mahal tapi bagus ya, itu yang bagus tentu ada risiko lebih mahal dari yang itu, tapi tidak selalu, tapi ini kebetulan itu.

Kita tidak boleh terlalu dalam, karena nanti ketemu tanah yang tidak bagus ya. Jadi ini memerlukan studi-studi yang matang, pilihan-pilihan konstruksi seperti apa supaya benar, tidaklah mudah.

Apa saja ruangan yang ada di Istana Kepresidenan di IKN?

Ya itu yang ada pilar banyak itu, itu nanti belakang adalah kredensial untuk ruang tamu agung Presiden, perdana menteri itu diterima di sana ya, itu luasnya bisa menampung 5 ribu orang yang misalnya acara 17-an tamu-tamu yang diundang oleh negara itu bisa di sana. Di samping, di luar bikin tambahan tenda biasanya kan seperti itu, jadi masyarakat bisa tinggal di sana tuh yang di depan.

Terus paling depan lapangan upacara, yang besar misalnya untuk upacara 17-an yang itu sudah tradisi kita kan. Nah itu akan bisa dilakukan di situ.

Kemudian di belakang tadi dinamakan Kantor Garuda itu adalah Kantor Presiden, mereka bisa naik ke sana pakai eskalator atau panikular. Panikular itu lift yang miring ya, supaya orang yang handicap bisa naik juga tanpa ada hambatan. Tapi bisa juga dari belakang karyawan-karyawan, bisa dari belakang ada pintu gate di belakang.

Nah lantai untuk presiden itu cuma 4, cuma dia berada di puncak agak ke tebing gitu kan ke bawah samping sayap-sayapnya. Sayapnya kita gunakan untuk taman, tadinya yang diminta untuk ruangan Sekretariat Presiden segala macam, sekarang pindah keluar. Itu sekarang hutannya saya bawa masuk ke dalam, jadi tanpa AC, nanti kalau anginnya bagus berembus itu kan dia bisa cross ventilasi, gak perlu pakai AC begitu, ya itu bisa dipakai untuk diskusi santai atau ruang tunggu. Kalau yang mau kita seperti di tengah hutan juga gitu ya.

Kita harapkan sejuk karena di sana panas. Jadi gini rasanya, untuk berjalan di sana pada siang hari itu rasanya sulit, panas berkeringat kita aja panas, kita panas sekali, jadi yang saya usulkan di sana kendaraan untuk karyawan ke kantor satu kantor yang lain yang agak jauh, itu sebaiknya pakai kendaraan listrik, bagaimana itu bagus.

Apakah fondasi Istana Kepresidenan tahan gempa dan banjir?

Gini, di situ kebetulan namanya bukit tingginya paling tinggi, itu rasanya jauh kalau dia terendam seluruh kota bisa terendam, ya karena dia paling tinggi di posisinya. Kalau soal gempa di sana gempanya kecil, itu pun dampak dari Sulawesi ya, jarang gempa di situ. Tapi itu tetap kita pikirkan bagaimana kita membangun konstruksi. Ya tentu alih-alih pondasi dan sebagaimana.

Saya cuma bisa ngusulin dari pengalaman saya gitu loh, pengalaman kita, saya pengalaman di lapangan pondasi dikapur karena kebetulan rumah saya juga di tebing, rumah saya itu ketinggiannya 25 m dari bawah tebing itu, kita akali sendiri mudah-mudahan sampai sekarang aman.

Itu telah dipikirkan matang-matang, kalau pun di sana ada clay seal, ya tanahnya ekspansi sekali ya kalau kena air, tapi kalau gak nanti aja diam aja, tanah itu tidak bisa dipancang karena itu clay seal ini keras tapi kalau kena air dia jadi Lumpur.

Nah itu kalau itu ada kedalamannya, kalau hasil survei kedalamannya ada 14 meteran yang artinya kita boleh jangan sampai ke sana gitu. Jadi kita banyak karena bor dan teknik ya. Itu begitu ngebor harus ditutup supaya jangan kemasukan air, kalau masukkan air nanti berubah jadi lumpur, beda lagi ngitungnya, itu yang harus dipahami. Jadi kita studi hasil risetnya seperti apa, kemudian keputusan konstruksi dari ahli konstruksi dengan experian mereka nanti begitu.

Tapi yang jelas kalau ada clay seal itu harus tertutup, tidak boleh dibuka, kalau dibuka dia pasti berubah-berubah swallowing bisa membengkak.

Artinya Pak Nyoman menjamin desain istana negara ini semuanya telah dipikirkan dengan matang?

[WANSUS] Cerita Nyoman Nuarta di Balik Desain Istana Presiden di IKNSeniman Nyoman Nuarta. (instagram.com/nyoman_nuarta)

Sudah ya. Sudah dipikirkan. Tapi nanti kan eksekusinya kontraktor itu, kalau kontraktor itu kan yang menentukan nanti kapan dia berani buka bekas tin, kadang-kadang kalau kecepatan juga berbahaya dan sebagainya.

Baca Juga: Ahok Dijagokan Pimpin IKN Nusantara, PDIP: Keputusan Ada di Presiden

Setelah istana negara ini, apalagi karya yang akan dikerjakan?

[WANSUS] Cerita Nyoman Nuarta di Balik Desain Istana Presiden di IKNSeniman Nyoman Nuarta. (instagram.com/nyoman_nuarta)

Saya banyak desain yang sudah selesai sebenarnya, di basic design itu ya, satu airport di Batam, kemudian punya proyek sendiri di Bali, itu sendiri tapi di tanah pemerintah yang kita sewa gitu punya BUMN.

Jadi itu dua di Bali. Sebenarnya ada satu lagi tapi saya pesimis itu bisa terjadi karena suasana COVID ini. Terus ada di Sumatra Utara, bikin itu, terus di Bandung yang besar sekali di Bandung ini sudah 10 tahun saya berjuang itu, tetapi ini proyek kita sendiri dan kita usahakan tanahnya itu.

Saya baru pertama kali ini dapat proyek pemerintah. Pertama kali ini ada undangan. Sebenarnya saya jarang mau ngerjain proyek pemerintah karena saya pengen bebas, bisa pakai uang sendiri sendiri dan sebagainya, perkara nanti gagal ya saya sendiri yang terimanya, itu aja. 

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya