Warga Tolak Kilang Petrokimia, Moeldoko: Ini untuk Kepentingan Negara

Moeldoko menilai warga kurang paham kepentingan nasional

Jakarta, IDN Times - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko angkat suara terkait aksi warga Dusun Pomahan, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur yang menolak pembangunan kilang petrokimia, yang akan dikelola oleh Pertamina. Akibat dari aksi penolakan tersebut, tiga orang warga ditangkap kepolisian.

Terkait hal itu, Moeldoko menyampaikan bahwa masyarakat perlu diberi pemahaman terkait kilang minyak Petrokimia tersebut. Menurut dia, kilang minyak Petrokimia bukan lagi kepentingan pribadi tetapi negara.

Baca Juga: 3 Warga Tuban Diciduk Sebelum Jokowi Meninjau Kilang Minyak Pertamina

1. Moeldoko sebut kilang Petrokimia untuk kepentingan nasional

Warga Tolak Kilang Petrokimia, Moeldoko: Ini untuk Kepentingan NegaraKepala Staf Kepresidenan Moeldoko memberikan keterangan pers di Gedung KSP, Jakarta Pusat, Selasa 26 November 2019. (IDN Times/Teatrika Handiko Putri)

Menurut Moeldoko, kilang minyak Petrokimia untuk kepentingan nasional, sehingga masyarakat harus diberi pemahaman.

"Kita bicara kepentingan nasional, bukan kepentingan perorangan atau kepentingan perusahaan, tapi kita bicara tentang kepentingan nasional dan pride sebuah bangsa," kata Moeldoko di Gedung KSP, Jakarta Pusat, Senin (23/12).

2. Masyarakat yang belum paham tentang kepentingan negara akan diberi pemahaman

Warga Tolak Kilang Petrokimia, Moeldoko: Ini untuk Kepentingan Negara(Ilustrasi pabrik PT Petrokimia Gresik) IDN Times/Uni Lubis

Moeldoko menilai, warga yang menolak kilang tersebut belum paham bahwa itu merupakan kepentingan negara. Karena itu, pemerintah akan memberikan pemahaman lagi ke depannya.

"Jadi ada mungkin masyarakat yang belum paham itu, jadi kita akan memberikan pemahaman semakin baik. Saya pikir langkah-langkah mitigasi harus dijalankan dengan baik," ucapnya.

3. Persoalan kilang Petrokimia bisa dikomunikasikan dengan warga

Warga Tolak Kilang Petrokimia, Moeldoko: Ini untuk Kepentingan NegaraDirektur Keuangan, SDM & Umum Petrokimia Gresik Dwi Ary Purnomo. Dok. IDN Times/Istimewa

Pembangunan kilang Petrokomia sudah berhenti cukup lama, Moeldoko menduga ini terjadi karena komunikasi dengan warga setempat sempat terputus. Oleh karena itu, kata dia, pemerintah akan kembali membangun komunikasi dengan warga sekitar.

"Saya pikir ini persoalan yang cukup lama berhenti. Bisa juga terjadi stagnan dalam berkomunikasi. Tapi yakinlah bahwa persoalan itu gak terlalu sulit untuk dikomunikasikan," tutur Moeldoko.

4. Menolak kilang Petrokimia, 3 warga Tuban diciduk polisi

Warga Tolak Kilang Petrokimia, Moeldoko: Ini untuk Kepentingan Negara(Lokasi Megaproyek GRR Tuban, Jawa Timur) IDN Times/Dwifantya Aquina

Tiga warga Dusun Pomahan, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban diciduk oleh kepolisian setempat lantaran menolak pembangunan kilang minyak Grass Root Refinery yang akan dioperatori oleh Pertamina.

Penangkapan tersebut terjadi pada Sabtu (21/12) atau sebelum Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengunjungi kilang minyak yang dana investasinya juga dibantu oleh Rosneft PJSC, perusahaan asal Rusia.

“Warga yang mayoritas petani sejak setahun belakangan ini makin gencar menolak pembangunan kilang minyak. Mereka mengalami berbagai ancaman, intimidasi hingga upaya kriminalisai. Beberapa waktu terakhir ini tingkat tekanan kepada warga penolak cukup tinggi,” kata Kepala Bidang Kasus Tanah dan Lingkungan di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Surabaya, Moh. Soleh, melalui keterangan tertulis yang diterima IDN Times, Minggu (22/12).

Sebelumnya, menurut Soleh, Kapolres Tuban sempat mengimbau warga untuk tidak melakukan aksi penolakan. Berbagai atribut aksi, seperti poster atau spanduk, juga dilarang karena dianggap memprovokasi. Dia bahkan mengatakan berani mengambil tindakan apabila imbauan tidak diindahkan.

5. Warga kecewa dengan keputusan pemerintah

Warga Tolak Kilang Petrokimia, Moeldoko: Ini untuk Kepentingan NegaraKilang minyak Pertamina. IDN Times/Surya Aditya

Setelah serangkaian aksi dan pernyataan intimidatif dari aparat, pada Sabtu pagi, tiga orang warga bernama Wawan, Mashuri, dan Basori ditahan oleh polisi Tuban. Spanduk milik mereka dirampas. Gawai milik salah seorang warga yang berisi gambar serta video dokumentasi aksi, diambil paksa.

“Alasan penahanan tersebut diduga terkait kunjungan Jokowi beserta pejabat tinggi negara ke tapak kilang minyak. Dan juga penahanan tersebut dikarenakan ketiga warga ini berniat membentangkan spanduk penolakan mereka,” beber Soleh.

Adapun spanduk yang ingin mereka bentangkan bertuliskan, “Tanah Tidak Dijual, Pak Jokowi Jangan Paksa Kami Jual Lahan.”

Pada dasarnya, aksi warga merupakan akumulasi kekecewaan karena lahannya hendak diambil paksa untuk kepentingan proyek. Menurut Soleh, hal tersebut merupakan pelanggaran HAM karena negara melarang warga negaranya untuk berkumpul, berserikat, dan menyampaikan pendapat.

“Apa yang menimpa warga penolak kilang minyak ini, sesungguhnya masuk dalam upaya Strategy Lawsuit Against Public Participation atau dikenal dengan SLAPP. Pada dasarnya tindakan yang digunakan dalam konteks membungkam penolak, memiliki tujuan untuk membungkam protes terhadap suatu kebijakan,” jelas Soleh yang merupakan pengacara publik itu.

Baca artikel menarik lainnya di IDN Times App, unduh di sini http://onelink.to/s2mwkb

Baca Juga: Dirut Petrokimia Gresik: Petani Adalah Profesi yang Sangat Millennial

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya