Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Chipset dengan Performa Setara Helio G200

MediaTek Helio G200 (mediatek.com)
Intinya sih...
  • Performa Helio G200 setara dengan chipset kelas menengah, memiliki peningkatan 10% dibanding pendahulunya.
  • UNISOC T760, Exynos 1280, UNISOC T8300, MediaTek Dimensity 800, dan MediaTek Dimensity 820 adalah pesaing setara Helio G200.
  • Kelima chipset tersebut memiliki skor benchmark AnTuTu yang berselisih tipis dengan Helio G200.

MediaTek baru saja merilis chipset Helio G200 yang diumumkan pada 10 Mei 2025. Chipset ini membawa peningkatan clock speed GPU Mali-G57 MC2 menjadi 1,1 GHz, naik dari 1,0GHz pada Helio G99 dan Helio G100. TECNO Spark 40 Pro+ dikabarkan akan menjadi smartphone pertama yang menggunakan chipset tersebut.

Melansir PR Newswire dan GSMArena, TECNO menjanjikan peningkatan performa Helio G200 sebesar 10 persen dibandingkan pendahulunya, Helio G100. Ia juga mengklaim skor benchmark AnTuTu Helio G200 menembus angka 470.000++ poin. Meski baru dirilis, performa Helio G200 diperkirakan setara dengan beberapa chipset kelas menengah tertentu. Tak heran jika banyak yang penasaran, kira-kira Helio G200 bisa menyaingi chipset apa saja?

Jika kamu ingin mengetahui chipset dengan performa setara Helio G200, paling tidak kamu perlu melihat chipset mana yang performanya mampu melebihi atau mendekati angka tersebut. Lantas, chipset apa saja yang bisa dianggap setara Helio G200? Temukan jawabannya melalui ulasan berikut!

1. UNISOC T760 (472.470 poin)

Motorola Moto G35 tercatat sebagai satu-satunya smartphone yang mengadopsi UNISOC T760 (motorola.in)

UNISOC T760 merupakan salah satu chipset baru yang menarik perhatian karena dianggap sebagai penantang sepadan untuk Helio G200. Diperkenalkan pada 9 Juli 2024, chipset ini dibangun menggunakan fabrikasi 6 nanometer dari TSMC yang mampu menawarkan kombinasi efisiensi daya dan kinerja solid di kelas menengah. Hingga saat ini, Motorola Moto G35 tercatat sebagai satu-satunya smartphone yang mengadopsi UNISOC T760. Meskipun masih cukup langka di pasaran, chipset ini menarik untuk dinantikan kinerjanya di smartphone lain.

Chipset ini mengusung arsitektur delapan inti (octa-core) yang terdiri dari empat inti Cortex-A76 berkecepatan hingga 2.2 GHz dan empat inti Cortex-A55 hingga 2.0 GHz. Kombinasi ini dirancang untuk menghadirkan keseimbangan antara performa harian dan efisiensi baterai. Di sisi grafis, UNISOC T760 dipersenjatai GPU Mali-G57 MP4 berbasis arsitektur Valhall generasi pertama yang berjalan pada frekuensi 650 MHz yang dibekali empat pipeline dan total 128 unit shading. Performa grafisnya diklaim mampu mencapai 166,4 GFLOPS. Sangat cukup untuk mendukung aktivitas visual seperti gaming kasual maupun streaming multimedia.

Dari sisi performa benchmark, UNISOC T760 mencatatkan skor AnTuTu sebesar 472.470 poin. Angka ini hanya berselisih sekitar 2.470 poin dari skor Helio G200 berdasarkan klaim dari TECNO. Angka ini menunjukkan bahwa keduanya berada di level performa yang terbilang setara Pada pengujian GeekBench 6, UNISOC T760 mencetak skor 744 poin untuk single-core dan 2.390 poin untuk multi-core.

Untuk kebutuhan kecerdasan buatan, chipset ini dibekali NPU (Neural Processing Unit) yang mendukung berbagai fitur berbasis AI. Dukungan memorinya mencakup LPDDR4X yang berjalan pada frekuensi hingga 2133 MHz dan kapasitas maksimum hingga 32 GB. Chipset ini juga mendukung penyimpanan berkecepatan tinggi berkat opsi eMMC 5.1 dan UFS 3.1.

Di sektor multimedia, UNISOC T760 mampu menangani kamera hingga resolusi 108MP serta perekaman dan pemutaran video 4K pada 60 frame per second (fps). Codec yang didukung meliputi H.264, H.265, dan VP9 untuk video, serta AAC, MP3, dan WAV untuk audio. Untuk konektivitas, chipset ini sudah mendukung jaringan 5G, LTE Cat.15, Wi-Fi 5, dan Bluetooth 5.0, serta sistem navigasi global seperti GPS, GLONASS, Beidou, dan Galileo.

2. Exynos 1280 (477.316 poin)

Samsung Exynos 1280 (semiconductor.samsung.com)

Samsung Exynos 1280 adalah chipset besutan Samsung yang diperkenalkan pada 17 Maret 2022. Dibangun pada proses fabrikasi 5 nanometer, chipset ini dirancang untuk menghadirkan performa efisien namun tetap bertenaga di segmen smartphone kelas mid-range. Di sektor CPU, Exynos 1280 mengusung arsitektur octa-core yang terdiri dari 2 inti Cortex-A78 berkecepatan 2,4 GHz untuk menangani beban berat, serta 6 inti Cortex-A55 berkecepatan 2,0 GHz untuk efisiensi daya saat menjalankan tugas ringan. 

Berdasarkan data benchmark AnTuTu v10 versi NanoReview, Exynos 1280 mencatatkan skor 477.316 poin sehingga berhasil menunjukkan kinerja kompetitif di kelasnya. Pengujian di GeekBench 6 menghasilkan skor 851 poin untuk single-core dan 1.913 poin untuk multi-core. Di sisi grafis, chipset ini dilengkapi GPU Mali-G68 MP4 berarsitektur Valhall generasi kedua yang berjalan pada frekuensi hingga 897 MHz.

GPU Mali-G68 MP4 memiliki 4 pipelines dan total 128 shading units, serta mampu menghasilkan performa komputasi grafis hingga 229,6 Gigaflops. Dukungan API grafis lengkap mulai dari Vulkan 1.3 hingga OpenCL 2.0 sehingga mumpuni untuk gaming ringan hingga menengah. Untuk kebutuhan AI, Exynos 1280 menyematkan Neural Processing Unit (NPU) berkat performa teoretis mencapai 4,3 TOPS. Tenaga ini dinilai cukup untuk mendukung fitur kamera cerdas, pengenalan wajah, dan asisten virtual berbasis kecerdasan buatan.

Chipset ini mendukung memori LPDDR4X berkecepatan hingga 2133 MHz, bandwidth maksimal 17 Gbit/s, dan kapasitas memori hingga 8 GB. Sisi penyimpanan kompatibel dipadukan bersama UFS 2.2 yang mampu menawarkan kecepatan baca/tulis yang baik untuk aktivitas sehari-hari. Pada sektor multimedia, chipset ini mampu mendukung kamera hingga 108MP dan perekaman video 4K@30fps. Dukungan codec mencakup H.264, H.265, VP8, dan VP9, serta audio codec populer seperti AAC, MP3, WAV, dan lainnya.

Untuk konektivitas, Exynos 1280 mendukung jaringan 5G yang ditenagai kecepatan unduh hingga 2.550 Mbps dan unggah hingga 1.280 Mbps. Selain itu, chipset ini juga mendukung Wi-Fi 5, Bluetooth 5.2, serta sistem navigasi global seperti GPS, GLONASS, Beidou, dan Galileo. Sejauh ini, Exynos 1280 telah digunakan pada beberapa smartphone mid-range Samsung, seperti Galaxy A25, Galaxy A33 5G, Galaxy M33 5G, dan Galaxy M34 5G. 

3. UNISOC T8300 (479.599 poin)

UNISOC T8300 (unisoc.com)

Dari deretan chipset pesaing Helio G200, UNISOC T8300 menonjol sebagai pendatang baru yang layak diperhitungkan. Dirilis pada 13 Maret 2025, chipset ini menawarkan keseimbangan antara efisiensi daya dan performa berkat fabrikasi 6nm dari TSMC. Di sektor CPU, UNISOC T8300 mengusung arsitektur 8-core yang terdiri dari 2 inti Cortex-A78 berkecepatan 2,2 GHz untuk performa tinggi, serta 6 inti Cortex-A55 berclock 2,0 GHz untuk efisiensi daya. Seluruh inti ini bekerja melalui instruksi ARMv8.2-A sehingga sangat layak diandalkan untuk multitasking kelas menengah.

Performa chipset ini tercermin dari hasil benchmark. Berdasarkan data AnTuTu v10 dari NanoReview, UNISOC T8300 mencetak skor 479.599 poin. Sementara itu, pengujian lewat GeekBench 6 menunjukkan skor 752 poin (single-core) dan 2.209 poin (multi-core). Saat ini, ZTE Nubia Neo 3 5G menjadi satu-satunya smartphone yang mengadopsi UNISOC T8300 sebagai dapur pacunya.

Untuk olah grafis, chipset ini menggunakan GPU Mali-G57 MP2 berbasis arsitektur Valhall generasi pertama. GPU ini memiliki 2 pipeline, total 64 shading units, serta mendukung standar grafis terbaru seperti Vulkan 1.3, OpenCL 2.0, dan DirectX 12. Di sisi AI, T8300 juga telah dilengkapi neural processor (NPU) untuk menunjang kebutuhan kecerdasan buatan. Chipset ini mendukung memori tipe LPDDR4X berkecepatan hingga 2133 MHz, bandwidth maksimum 17,07 Gbit/s, dan kapasitas maksimal 32 GB. Untuk penyimpanan, UNISOC T8300 mendukung UFS 2.2 sehingga memastikan proses baca-tulis data berjalan cepat dan efisien.

Kemampuan multimedia juga tak kalah menarik. Chipset ini mampu menangani kamera hingga 108MP, serta merekam dan memutar video 4K@60FPS. Dukungan codec video seperti H.264, H.265, dan VP9, serta codec audio seperti AAC, MP3, WAV, hingga AIFF yang semakin menambah fleksibilitasnya dalam hiburan. Dari sisi konektivitas, UNISOC T8300 siap untuk era modern melalui dukungan 5G, Wi-Fi 5, Bluetooth 5.3, serta sistem navigasi global seperti GPS, GLONASS, Beidou, dan Galileo.

4. Dimensity 800 (481.286 poin)

MediaTek Dimensity 800 (mediatek.com)

Agak lawas, tapi tetap bertenaga. Itulah gambaran paling tepat untuk MediaTek Dimensity 800. Chipset ini resmi rilis pada 26 Desember 2019. Meski memiliki selisih usia sekitar enam tahun dibanding Helio G200, Dimensity 800 masih menjadi penantang tangguh di kelas menengah berkat performa yang tidak bisa diremehkan.

Dimensity 800 dibangun menggunakan proses fabrikasi 7nm dari TSMC sehingga cukup efisien dalam penggunaan daya berkat TDP hanya 8W. Chipset ini mengusung arsitektur octa-core yang terdiri dari 4 inti Cortex-A76 dan 4 inti Cortex-A55. Masing-masing core berjalan pada kecepatan 2.0 GHz.

Performa CPU ditopang oleh L3 cache sebesar 2 MB yang mampu memberikan pengalaman multitasking untuk penggunaan saat ini. Dalam pengujian sintetis, Dimensity 800 mencatatkan skor AnTuTu v10 sebesar 481.286 poin. Sementara itu, pada platform GeekBench 6, chipset ini meraih 638 poin untuk single-core dan 2.255 poin untuk multi-core.

Di sektor grafis, Dimensity 800 dibekali GPU Mali-G57 MP4 berbasis arsitektur Valhall generasi pertama dan frekuensi hingga 748 MHz. GPU ini memiliki 4 pipelines dan total 128 shading units sehingga mampu menghasilkan performa hingga 191.5 Gigaflops. Chipset ini juga mendukung teknologi grafis modern seperti Vulkan 1.3 dan OpenCL 2.0, memberikan pengalaman visual memadai.

MediaTek menyematkan APU 3.0 sebagai unit pemroses AI yang mampu menghasilkan performa hingga 2.4 TOPS. Untuk urusan memori, Dimensity 800 mendukung LPDDR4X dimana frekuensinya mencapai 2133 MHz, bandwidth maksimal 17.07 Gbps, dan kapasitas hingga 16 GB. Kemampuan multimedia chipset ini juga tak kalah menarik. Dimensity 800 mendukung kamera hingga 64MP, atau dua kamera 16MP, serta perekaman dan pemutaran video 2K di 30FPS.

Penyimpanan berbasis UFS 2.2 juga sudah tersedia sehingga mumpuni untuk kecepatan baca-tulis. Untuk konektivitas, chipset ini mendukung jaringan 5G, Wi-Fi 5, Bluetooth 5.1, serta sistem navigasi lengkap seperti GPS, GLONASS, Beidou, Galileo, dan QZSS. Kecepatan unduhnya mampu mencapai 2770 Mbps dan unggah hingga 1250 Mbps.

Menariknya, sejauh ini OPPO A92s 5G tercatat sebagai satu-satunya smartphone yang memakai Dimensity 800 sebagai dapur pacunya. Meski begitu, performa dan efisiensinya membuat chipset ini masih relevan hingga saat ini, terutama sebagai pembanding bagi SoC kelas menengah yang lebih baru seperti Helio G200.

5. Dimensity 820 (487.164 poin)

MediaTek Dimensity 820 pada Redmi 10X (mi.com)

Diluncurkan pada 18 Mei 2020, MediaTek Dimensity 820 merupakan chipset 8-core yang dibangun menggunakan proses fabrikasi 7 nanometer dari TSMC. Arsitekturnya menggabungkan 4 core performa Cortex-A76 berkecepatan hingga 2,6 GHz, dan 4 core efisiensi Cortex-A55 berkecepatan hingga 2,0 GHz. Didukung oleh set instruksi ARMv8.3-A, chipset ini memiliki total cache L1 sebesar 512 KB, L2 sebesar 1 MB, dan L3 sebesar 2 MB, serta TDP 8 watt untuk menjaga efisiensi daya.

Di sektor grafis, Dimensity 820 mengandalkan GPU Mali-G57 MP5 berbasis arsitektur Valhall generasi pertama yang berjalan pada frekuensi 900 MHz yang dibekali 5 pipeline dan total 160 shading units sehingga menghasilkan performa teoritis hingga 288 Gigaflops. Untuk mendukung kebutuhan kecerdasan buatan, chipset ini telah dibekali MediaTek APU 3.0 (AI Processor Unit) yang mampu memproses hingga 2,4 TOPS.

Dalam pengujian benchmark, Dimensity 820 mencatatkan skor 487.164 poin pada AnTuTu v10 versi NanoReview. Sementara itu, pada GeekBench 6, chipset ini meraih skor 845 untuk single-core dan 2.484 untuk multi-core. Angka tersebut mampu mencerminkan performa yang solid di kelas menengah.

Untuk urusan memori, chipset ini mendukung LPDDR4X hingga frekuensi 2133 MHz, lebar bus 2x16-bit dan bandwidth maksimum 17,07 Gbps. Kapasitas maksimal RAM yang didukung mencapai 16 GB. Media penyimpanan pun sudah kompatibel dengan teknologi UFS 2.2.

Kemampuan multimedia-nya pun cukup mengesankan. Dimensity 820 sanggup menangani kamera hingga 80 MP tunggal atau dual kamera 32 MP, serta perekaman dan pemutaran video 4K@30fps. Dukungan codec yang luas seperti H.264, H.265, VP9 untuk video, dan AAC, FLAC, HE-AAC, MP3 untuk audio membuatnya fleksibel untuk berbagai format media.

Dari sisi konektivitas, Dimensity 820 sudah mendukung jaringan 5G yang mana kecepatan unduhnya bisa mencapai 2770 Mbps dan unggah hingga 1250 Mbps. Dimensity 820 juga sudah didampingi oleh Wi-Fi 5 dan Bluetooth 5.1. Untuk kebutuhan navigasi, chipset ini mendukung sistem GPS, GLONASS, Beidou, Galileo, dan QZSS. Hingga saat ini, Xiaomi Redmi 10X Pro tercatat sebagai satu-satunya smartphone yang menggunakan Dimensity 820, sebagaimana dilansir oleh Kimovil. Meski eksklusivitasnya terbatas, performa dan efisiensi daya yang ditawarkan membuat chipset ini masih relevan sebagai salah satu pilihan solid di kelas menengah.

Kelima chipset yang telah disebutkan di atas dinilai memiliki performa setara Helio G200. Menariknya, chipset penantang didominasi oleh UNISOC dan MediaTek itu sendiri. Namun, bedanya ada di seri Dimensity. Sementara yang dibandingkan kali ini adalah dari seri Helio.

Kelima chipset tersebut layak dipertimbangkan sebagai alternatif menarik di kelas menengah. Menariknya, empat dari lima chipset tersebut saat ini baru digunakan oleh satu smartphone sebagai dapur pacunya. Pengecualian berlaku untuk Exynos 1280 yang sudah digunakan oleh empat perangkat Samsung sekaligus. Perlu dicatat bahwa perbandingan performa dengan Helio G200 mengacu pada data dari NanoReview, khususnya estimasi skor AnTuTu. Masing-masing chipset penantang menunjukkan selisih skor yang tergolong tipis.

Selain itu, skor benchmark AnTuTu bisa saja berubah. Ini lantaran TECNO Spark 40 Pro+ yang akan menjadi smartphone pertama Helio G200 baru akan dirilis pada Juli 2025. Tidak menutup kemungkinan, ke depannya akan hadir lebih banyak smartphone yang mengadopsi chipset ini, sehingga skor benchmark-nya pun berpotensi mengalami perubahan.

Pada akhirnya, keputusan akan tetap di tangan calon pembeli. Informasi ini bisa menjadi gambaran saat kamu akan mencari perangkat yang punya performa setara Helio G200. Apakah kamu adalah tim yang menunggu perilisan TECNO Spark 40 Pro+ di bulan Juli 2025 sebagai smartphone pertama yang mengusung chipset Helio G200 atau menginginkan smartphone alternatif yang menggunakan chipset dengan performa setara Helio G200? Kira-kira menurut kamu siapa yang paling layak jadi pesaing yang siap bersanding melawan Helio G200?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us