Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Polisi memukul mundur massa di DPRD Sumut dengan gas air mata pada demo, Jumat (29/8/2025) (IDN Times/Prayugo Utomo)
Polisi memukul mundur massa di DPRD Sumut dengan gas air mata pada demo, Jumat (29/8/2025) (IDN Times/Prayugo Utomo)

Intinya sih...

  • Tim LNHAM mengidentifikasi temuan awal dari enam LNHAM yang turun ke lapangan sejak peristiwa unjuk rasa dan kerusuhan pada 25 Agustus 2025.

  • Tujuh elemen fokus penyelidikan termasuk pengerahan aparat hingga aktor negara, perlakuan pada demonstran hingga jumlah korban, dan mekanisme investigasi internal.

  • Tim Independen LNHAM melakukan pendalaman melalui koordinasi dengan pihak-pihak berwenang selama dua pekan ke depan untuk mendapatkan informasi serta melakukan analisis terkait unjuk rasa dan peristiwa kerusuhan Agustus-September 2025.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Tim Independen Pencari Fakta Lembaga Nasional Hak Asasi Manusia (LNHAM) tengah mengidentifikasi temuan awal dari enam LNHAM yang telah turun ke lapangan sejak peristiwa pertama unjuk rasa dan kerusuhan pada 25 Agustus 2025.

Tim yang terdiri dari Komnas HAM, Komnas Perempuan, LPSK, KPAI, Ombudsman RI, dan Komisi Nasional Disabilitas ini akan melakukan pendalaman melalui koordinasi dengan pihak-pihak berwenang selama dua pekan ke depan.

"Selain itu juga akan turun ke lapangan, mengundang sejumlah pihak dan ahli untuk mendapatkan informasi serta melakukan analisis terkait unjuk rasa dan peristiwa kerusuhan Agustus-September 2025" tulis Tim Independen LNHAM dalam keterangan tertulis, Minggu (21/9/2025).

1. Tujuh elemen fokus penyelidikan

Demonstran berjalan kaki di sepanjang Jalan Gatot Soebroto, Jakarta, usai demo di depan gedung DPR RI, Senayan, Senin (25/8/2025). (IDN Times/Lia Hutasoit)

Sejak dibentuk pada tanggal 12 September 2025, Tim independen Pencari Fakta LNHAM tengah melakukan langkah-langkah untuk pengumpulan fakta terkait unjuk rasa dan peristiwa kerusuhan Agustus-September 2025.

"Tim telah menyusun ruang lingkup Pencarian Fakta yang meliputi tujuh elemen," terangnya.

2. Pengerahan aparat hingga aktor negara

Barier dan pagar besi Gedung DPR/MPR RI, dilapisi cairan oli untuk antisipasi aksi demo. (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Elemen tersebut yakni pertama, peristiwa (pra, peristiwa dan paska): penyebab aksi, pola & dinamika kerusuhan, identifikasi pihak-pihak yang terlibat, respons aparat serta peran media massa dan media sosial.

Kedua, perencanaan dan pengerahan aparat: rantai komando, strategi keamanan, negosiasi atau mediasi, perspektif aparat terhadap hak konstitusional penyampaian pendapat.

Lalu penggunaan kekuatan oleh aktor negara (state) dan non-negara (non state): senjata api, gas air mata, bom molotov, water canon, pemukulan; kesesuaian dengan prinsip legalitas, kebutuhan, proporsionalitas, serta akuntabilitas.

3. Perlakuan pada demonstran hingga jumlah korban

Suasana Rumah Duka Affan Kurniawan, Ojol yang dilindas mobil Polisi. (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Kemudian elemen keempat, perlakuan terhadap demonstran dan tahanan mulai prosedur penangkapan, akses bantuan hukum, akomodasi yang layak bagi disabilitas, perlakuan terhadap perempuan dan anak berhadapan dengan hukum, dugaan penyiksaan, pelecehan serta tindakan kekerasan lainnya.

Kelima jumlah korban tewas, korban koma, luka-luka (ringan dan berat), trauma psikologis, kerugian sosial-ekonomi/harta benda, fasilitas umum, serangan digital seperti doxing, intimidasi melalui sosial media terhadap lembaga pegiat HAM, pembela HAM, termasuk perempuan & anak Pembela HAM, dan pemengaruh (influencer), serta kerentanan berlapis yang dialami perempuan, anak, disabilitas, lansia dan kelompok minoritas lainnya.

4. Mekanisme investigasi internal

Demo di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat berujung ricuh pada Kamis (28/8/2025) sore. (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Ruang lingkup berikutnya yakni respons dari korban, keluarga korban, aparat penegak hukum maupun keamanan, pemda (hingga tingkat RT), fasilitas layanan kesehatan, LNHAM, organisasi internasional dan media.

Dan terakhir, mekanisme investigasi internal, peran lembaga independen, serta akses korban termasuk kelompok rentan pada pemulihan dan reparasi komprehensif, berpusat pada korban, responsif gender dan untuk kepentingan terbaik bagi anak.

"Tim menyampaikan apresiasi kepada para pihak, yang telah memberikan berbagai bentuk dukungan dan masukan kepada tim, serta respons cepat tim medis dan rumah sakit dalam menindaklanjuti penangan medis bagi korban luka maupun meninggal dunia," ucapnya.

Editorial Team