Surabaya, IDN Times - Gubernur Jawa Timur, Soekarwo meninjau langsung pelaksanaan hari pertama Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) 2018 tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Senin (2/4).
Pada hari pertama pelaksanaannya UNBK, Soekarwo meninjau pelaksanaan UNBK di SMKN 2 Surabaya. Di sini Pakde, sapaan akrab Soekarwo, mengapresiasi seluruh stake holder sekolah, lantaran sudah mempersiapkan matang UNBK tahun ini. Ujian ini sendiri nantinya berlangsung selama 4 hari.
Pakde Karwo mengatakan, pelaksanaan UNBK SMK tahun 2018 sudah seratus persen. Pada tahun ini, di Jatim tercatat sebanyak 1.885 lembaga yang terdiri 222.264 siswa mengikuti UNBK. "Jumlah ini mengalami peningkatan di tahun sebelumnya. Tahun ini sudah 100 persen terlaksana," ujarnya. Karena tahun lalu tercatat 1.779 lembaga dengan 199.079 siswa SMK.
Dari jumlah peserta UNBK SMK se-Jatim, Kota Surabaya memiliki jumlah peserta terbanyak, yakni 19.775 siswa dengan lembaga penyelenggara sebanyak 104 SMK. Sementara, Kabupaten Sidoarjo penyumbang kedua terbanyak karena diikuti 13.552 siswa dengan 78 lembaga. Peserta terbanyak ketiga berada di Kabupaten Jember dengan 12.796 siswa yang tersebar di 160 SMK.
Selain pelaksanaan yang sudah 100 persen di Jatim, UNBK tahun 2018 ini lanjut Pakde Karwo, pun dibantu dengan pengawasan CCTV. "Jadi teknisnya pengawas di luar. Di dalam diserahkan CCTV. Ini trial dan eror efeknya pada kejujuran siswa. Nah, semangat melakukan UNBK antara siswa dan guru-guru yang kompak ini harus dijaga," tuturnya.
Pakde menambahkan, listrik yang ada di Jatim memang belum merata. Ia menyampaikan baru 91 persen yang mempunyai jaringan listrik. Namun, untuk pelaksanaan UNBK ia menjamin semua akan lancar. "Di kepulauan sudah disediakan komputer dan genset dari Pemprov. Sementara yang menjadi kendala memang jaringan. Maka dari itu, kami siapkan jaringan khusus yang terhubung ke daratan sehingga pelaksanaannya lancar," kata Pakde Karwo.
Sementara itu, Kepala SMKN 2 Surabaya Djoko mengatakan, pelaksanaan UNBK di sekolahnya sudah memasuki tahun ketiga. Dari tahun pertama, sekolah ini sudah menerapkan sistem komputerisasi 100 persen. "Tahun ini ada 914 siswa yang mengikuti. Tiap ruangan ada 20 siswa, kami sediakan satu server utama dan dua server cadangan. Untuk genset juga sudah kami siapkan."