Timnas AMIN Kritik KPU Terkait Debat Capres: Minim Akses Disabilitas
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Timnas AMIN melontarkan kritik kepada KPU terkait debat calon presiden (capres) yang telah dihelat pada Selasa (12/12/2023). Kritik tersebut terkait aksesibilitas penyandang disabilitas yang dinilai kurang maksimal.
“Ada catatan buat aksesibilitas untuk penyandang disabilitas dalam debat capres yang pertama kemarin,” kata Surya Tjandra selaku Jubir Timnas Amin di Kantor KPU, Kamis (14/12/2023).
1. Harusnya pakai AI buat kasih subtitle?
Surya menyebut, KPU dan pemegang hak siar seharusnya menyediakan subtitle agar masyarakat yang memiliki keterbatasan untuk mendengar bisa memahami isi dalam perdebatan.
"Pertama tidak ada subtitle dalam perdebatan, jadi mereka (teman tuli) tidak bisa mengerti," kata Surya.
Baca Juga: Debat Capres, Ganjar Singgung Perjuangan Keras Disabilitas di NTB
2. Gerak isyarat banyak salah tafsir
Editor’s picks
Surya juga menyebut cara itu lebih efektif ketimbang mengandalkan juru bahasa isyarat. Selain itu, juru bahasa isyarat banyak salah tafsir. Ada banyak gerakan yang kini berbeda arti, namun tetap digunakan.
"Masalahnya juru bahasa isyarat ini banyak yang isyaratnya sudah ketinggalan. Jadi, sudah tidak dipakai oleh teman tuli yang sekarang," ujar Surya.
Baca Juga: BW Sentil Nawawi Pomolango yang Menyesal Nonton Debat Capres di KPU
3. Setiap kontestan debat harus punya satu juru bahasa isyarat
Surya menambahkan, setiap kontestan debat harus memiliki juru bahasa isyaratnya masing-masing. Dengan satu juru bahasa isyarat untuk semua kontestan, teman-teman tuli akan kesulitan untuk mengetahui siapa yang sedang berbicara.
"Kami juga meminta satu capres atau satu cawapres memiliki satu juru bahasa isyarat. Kenapa? Karena ini debat, ketika dia cuma satu juru bahasa isyarat, teman-teman enggak tahu siapa yang sedang bicara," kata Surya.