Jakarta, IDN Times - Tim Kampanye Nasional (TKN) Koalisi lndonesia Kerja Joko Widodo-Ma'ruf Amin menyampaikan perolehan suara penghitungan sementara real count yang dilakukan oleh Direktorat Saksi TKN. Direktorat tersebut memiliki aplikasi bernama JAMIN, sebuah aplikasi pelaporan saksi mulai dari TPS.
“Aplikasi ini memudahkan saksi untuk melaporkan hasil penghitungan suara serta foto C1 dan TPS," kata Wakil Direktur Direktorat Saksi TKN, Lukman Edi di Jakarta, Minggu (21/4).
Untuk menghasilkan data Cl yang akurat, kata Lukman, ada sekitar 250 orang. Mereka bekerja setiap hari selama 24 Jam (3 shift) untuk melakukan verifikasi C1. Hingga saat ini penghitungan suara nasional sementara mencapai 14,66 persen dari total 813.350 TPS seluruh Indonesia.
"Sesuai data aplikasi yang bisa kita monitor real time, total data suara yamg masuk per hari ini pukul 16.30 WIB adalah 119.216 dari 813.350 TPS dengan total perolehan suara 23.847.734 suara," kata Lukman.
Perolehan sementara menunjukkan paslon Jokowi-Ma'ruf Amin memperoleh 56,16 persen yakni 13.155.012 suara mengungguli Prabowo-Sandiaga yang mendapatkan 45, 84 persen atau 10.693.723 suara.
“Hasil rekapitulasi suara TKN hampir sama dengan perolehan KPU. Sedikit berada di atas hasil KPU. Ini menandakan bahwa kami sejalan dengan apa yang dilakukan KPU, termasuk kendala yang dihadapi,” tambah Lukman.
Menurut Lukman, awalnya TKN menargetkan penghitungan pada H+1 mencapai hingga 50 persen suara. Namun, ternyata terjadi beberapa kendala besar di lapangan seperti rekapitulasi yang kebanyakan baru terjadi di kecamatan.
"Ini memakan waktu cukup banyak," ungkapnya.
Ketua Harian TKN, Moeldoko menambahkan pada prinsipnya data internal real count TKN terbuka untuk siapa pun. Semua bebas mengambil gambar.
"Gak ada yang disembunyikan. Semua termanage dengan baik dan terbuka. Gak perlu lagi orang curiga, menanggapi miring, dan seterusnya," kata Moeldoko.
Menurut Moeldoko, tim memiliki mekanisme kerja, bukan asal-asalan atau sembrono. Semua bisa dipertanggung jawabkan.
"Ada standar kerja. Actually sama dengan KPU. Bukan suka-suka gua. Ini upaya kami agar bisa koreksi kalau terjadi sesuatu di KPU. Kami bisa mempertanggung jawabkan di mana penyimpanan data dan seterusnya. Ini adalah alat kontrol kami. Gak ada yang ditutup-tutupi. Gak ada dusta di antara kita," katanya.