Jakarta, IDN Times - Setara Institute ikut menyoroti penunjukkan Mayjen TNI Novi Helmy Prasetya sebagai Direktur Utama Bulog pada akhir pekan lalu. Dalam pandangan Setara, penempatan prajurit TNI aktif di instansi sipil menandakan tidak ada niat di pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming untuk melakukan reformasi TNI. Padahal, sesuai amanat di dalam Undang-Undang TNI, prajurit seharusnya fokus sebagai alat negara di bidang pertahanan.
Peneliti HAM dan sektor keamanan Setara Institute, Ikhsan Yosarie mengatakan, dengan penunjukkan Mayjen TNI Novi menandakan pemerintah tidak mendengarkan evaluasi dan kritikan dari publik.
Peristiwa serupa pernah terjadi ketika Mayor Teddy Indra Wijaya dilantik oleh Prabowo sebagai Sekretaris Kabinet. Padahal, problematika yang dihadapi serupa.
"Persoalan ini merupakan bentuk keberulangan atau keberlanjutan dari era kepemimpinan sebelumnya. Artinya, harapan bahwa pemimpin baru dapat memperbaiki kondisi regresi reformasi militer 10 tahun di era presiden sebelumnya, sejauh ini masih sebatas imajinasi," ujar Ikhsan di dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu (12/2/2025).