Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pratu Handika Novaldo (tengah) ikut memberikan klarifikasi ketika dipiting anggota Brimob di depan DPRD Sumatra Selatan.
Pratu Handika Novaldo (tengah) ikut memberikan klarifikasi ketika dipiting anggota Brimob di depan DPRD Sumatra Selatan. (Dokumentasi Istimewa)

Intinya sih...

  • Mayjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah klarifikasi tindak kekerasan terhadap anggota Yonkav 5/DPC, Pratu Handika Novaldo, yang bukan termasuk salah satu demonstran.

  • Komandan Satuan Brimob Polda Sumsel sudah berikan klarifikasi terkait penindakan berlebihan dan kesalahpahaman yang terjadi.

  • Mabes TNI membantah Mayor SS merupakan provokator dan ditangkap Brimob Polri serta menegaskan soliditas TNI dan Polri dalam menjaga keamanan nasional.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI, Mayjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah mengklarifikasi soal tindak kekerasan yang sempat dialami anggota Yonkav 5/DPC, Pratu Handika Novaldo, dalam demonstrai di Sumatra Selatan pada Minggu dini hari, 31 Agustus 2025.

Menurut Freddy, Pratu Handika bukan termasuk salah satu demonstran, dan tidak pernah menjadi bagian dari aksi unjuk rasa pada akhir Agustus lalu yang berujung kerusuhan. Namun, sikap anggota Brimob yang sempat memiting Handika direkam dan tersebar luas di media sosial hingga viral.

"Ditegaskan oleh Kapendam bahwa prajurit tersebut sama sekali tidak terlibat aksi unjuk rasa maupun provokasi. Melainkan, dia sedang mencari makan dan mengisi BBM motor di SPBU," ujar Freddy di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (5/9/2025).

Saat itu, kata jenderal bintang dua tersebut, sedang terjadi aksi unjuk rasa besar-besaran di DPRD Sumsel. Demo yang semula damai berujung kerusuhan.

"Penanganannya memang agak keras, dengan dipiting begitu," ujar Freddy.

1. Komandan Satuan Brimob Sumsel sudah berikan klarifikasi

Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI, Mayjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah (memegang mikrofon) tengah memberikan keterangan jumpa pers di Balai Media. (IDN Times/Santi Dewi)

Lebih lanjut, Freddy mengatakan, Komandan Satuan Brimob Polda Sumsel sudah memberikan klarifikasi terkait hal ini. Ia memohon maaf atas penindakan berlebihan dan kesalahpahaman yang terjadi.

Sementara, Komandan Satuan Brimob Polda Sumsel, Kombes (Pol) Sunadi sudah membuat video klarifikasi yang menjelaskan duduk perkara. Pada pekan lalu, Sunadi sudah melakukan pertemuan dengan Komandan Batalyon Kavaleri dan Pratu Handika.

"Pada Minggu sudah terjadi kesalahpahaman di lapangan pada saat melakukan penindakan terhadap pelaku geng motor yang membakar dan merusak beberapa tempat di Palembang," kata Sunadi dalam video, dikutip Jumat (5/9/2025).

Sejumlah fasilitas yang dibakar dan dirusak yakni Gedung DPRD dan pos lalu lintas. Kemudian, anggota Brimob melakukan pengejaran terhadap pelaku hingga ke SPBU di samping Hotel Amaris di Jalan Demang Lebar Daun.

"Pada saat penindakan, kami lakukan pemeriksaan awal di lapangan. Kemudian di lokasi ada anggota dari Batalyon Kavaleri 5 atas nama Pratu Handika Novaldo. Setelah kami periksa di lapangan bahwa pelaku memang tidak ada indikasi terlibat dengan peristiwa pembakaran atau perusakan gedung DPRD tersebut," tutur dia.

2. Mayor SS yang merupakan anggota BAIS tidak ditangkap Brimob

Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI, Brigjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah di Mabes TNI. (Dokumentasi Puspen TNI)

Isu lain yang diklarifikasi Mabes TNI adalah anggota Badan Intelijen Strategis (BAIS), Mayor SS, yang sempat diperiksa anggota Brimob di Pejompongan, Jakarta Pusat, Jumat, 29 Agustus 2025.

Mayor SS merupakan komandan tim 2 Dev IV Satuan Intel Bais TNI. Dokumentasi ketika Mayor SS dihampiri anggota Brimob Polri dan identitasnya kini tersebar luas di media sosial.

Freddy membantah Mayor SS merupakan provokator dan ditangkap Brimob Polri.

"Saya sampaikan bahwa foto ini memang benar anggota BAIS TNI karena sudah jelas di situ. Yang saya sangkal adalah narasinya. Narasi pertama itu ditangkap Polri dan kedua adalah provokator. Jadi, itu tidak benar," ujar dia.

Freddy kembali menegaskan sampai saat ini tidak ada anggota TNI yang ditangkap Polri. Dia juga menjelaskan anggota BAIS TNI bertugas melakukan deteksi dan cegah dini terhadap berbagai upaya serta ancaman.

"Oleh karena itu, di mana pun sekiranya ada situasi mengancam, pasti ada rekan-rekan kami yang bertugas di situ. Mereka melakukan tugas negara," imbuhnya.

3. TNI dan Polri tetap solid hadapi situasi keamanan di Tanah Air

Prajurit TNI ketika berkeliling saat melakukan patroli skala besar di Jakarta. (Dokumentasi TNI AD)

Freddy menjelaskan pihaknya selalu mewaspadai pihak tertentu yang ingin memecah belah kebersamaan TNI dan Polri. Apalagi potensi untuk membenturkan aparat dengan masyarakat juga besar.

"Itu otomatis akan memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Sampai dengan saat ini TNI dan Polri itu solid, dalam menjaga keamanan nasional. Kami akan terus bersinergi untuk menciptakan rasa aman, tertib, dan kondusif," kata jenderal bintang dua itu.

Editorial Team