Mabes TNI: Ada Anggota BAIS yang Monitor Demo, tapi Bukan Provokator

- Kronologi anggota BAIS dihampiri personel Brimob Polri.
- Isi percakapan anggota BAIS TNI dengan Brimob Polri.
- Mabes menyayangkan narasi pemberitaan mendeskreditkan TNI.
Jakarta, IDN Times - Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI, Mayor Jenderal TNI (Mar) Freddy Ardianzah mengakui ada anggota Badan Intelijen Strategis (BAIS) yang ikut memonitor aksi unjuk rasa yang berujung ricuh pada pekan lalu. Salah satu yang terungkap ke publik adalah Mayor SS yang sempat ditemui oleh seorang anggota Brimob pada Jumat, 29 Agustus 2025 lalu di area Pejompongan.
Mayor SS merupakan komandan tim 2 Dev IV Satuan Intel Bais TNI. Dokumentasi ketika Mayor SS dihampiri oleh anggota Brimob Polri dan identitasnya kini tersebar luas di media sosial.
Freddy membantah dengan keras Mayor SS merupakan provokator dan ditangkap oleh Brimob Polri. "Saya sampaikan bahwa foto ini memang benar anggota BAIS TNI karena sudah jelas di situ. Yang saya sangkal adalah narasinya. Narasi pertama itu ditangkap Polri dan kedua adalah provokator. Jadi, itu tidak benar," ujar Freddy ketika memberikan keterangan pers di Mabes TNI, Cilangkap pada Jumat (5/9/2025).
Ia kembali menggaris bawahi sampai saat ini tidak ada anggota TNI yang ditangkap oleh Polri. Freddy juga menjelaskan anggota BAIS TNI bertugas untuk melakukan deteksi dan cegah dini terhadap berbagai upaya serta ancaman.
"Oleh karena itu di mana pun sekiranya ada situasi mengancam, pasti ada rekan-rekan kami yang bertugas di situ. Mereka melakukan tugas negara," imbuhnya.
1. Kronologi anggota BAIS dihampiri personel Brimob Polri

Lebih lanjut, Freddy menjelaskan kronologi Mayor SS dihampiri oleh anggota Brimob Polri ketika tengah memonitor situasi di daerah Pejompongan, Jakarta Pusat. Massa dilaporkan bentrok di bawah flyover Slipi pukul 15.25 WIB hingga 17.05 WIB. Lalu, pukul 17.05 WIB hingga 22.00 WIB, massa dapat dipukul mundur oleh pasukan Brimob menuju ke Jalan Raya Pejompongan.
Kemudian pukul 22.00 WIB hingga 22.30 WIB, massa terbagi dua kekuatan sampai ke pertigaan Pejompongan dan Benhil. Pada pukul 22.30 WIB hingga 23.15 WIB, pasukan Brimob yang memukul mundur massa di Benhil selanjutnya pindah ke pasukan Brimob yang mengarah ke Pejompongan.
"Sehingga, Mayor SS, yang sekarang sudah diketahui oleh publik, karena surat izinnya terbaca jelas di situ, pindah dengan Pasukan Brimob yang mengarah ke Pejompongan. Mayor SS bersama dengan satu rekannya," tutur dia.
Kemudian pukul 23.25 WIB, Mayor SS dan rekannya memonitor unjuk rasa di depan pom bensin. Namun, Mayor SS dan rekannya berbagi jarak sekitar 50 meter karena ada asap gas air mata.
"Ketika dalam keadaan terpisah, Mayor SS yang duduk di atas motor di dekat pom bensin dihampiri oleh rombongan Brimob. Salah satu yang tertua di kelompok Brimob menarik Mayor SS ke arah mobil rantis," katanya.
2. Isi percakapan anggota BAIS TNI dengan Brimob Polri

Freddy juga menjelaskan ada pembicaraan antara Mayor SS dengan anggota Brimob yang tertua di sana. Anggota Brimob itu sempat bertanya kepada Mayor SS dengan nada tinggi apakah ia ada di dekat pom bensin untuk ikut aksi demo.
"Dijawab oleh Mayor SS 'saya tidak ikut demo, Pak'. Kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan berikutnya 'kamu ngapain di sini kalau tidak ikut demo?' Disampaikan oleh Mayor SS bahwa ia sedang menjalankan tugas," kata Freddy menirukan kalimat Mayor SS yang disampaikan pada 29 Agustus 2025 lalu.
"Kamu tugas apa? Kamu dari mana?" ujar Freddy menirukan respons anggota Brimob ketika itu.
"Saya dari BAIS," kata Freddy menirukan kalimat Mayor SS.
"Oh, kamu dari BAIS? Berpakaian preman?" tanya anggota Brimob itu seperti ditirukan oleh Freddy.
Anggota Brimob itu kemudian memerintahkan Mayor SS untuk menunjukkan identitasnya. Permintaan itu pun dipenuhi.
Anggota Brimob yang tertua di grup itu sudah melihat surat tugas Mayor SS dan meminta diambil dokumentasi foto. Pegangan kepada Mayor SS dilepas begitu mengetahui ia adalah yang tertua di kelompok BAIS yang bertugas malam itu.
Mayor SS pun juga menjelaskan bahwa posisinya selalu berada di belakang Brimob Polri.
3. Mabes menyayangkan narasi pemberitaan mendeskreditkan TNI

Di dalam pemberian keterangan pers itu, Freddy turut menyayangkan meski sudah diklarifikasi tetapi narasi yang beredar di ruang publik justru mendeskreditkan TNI. Bahkan, narasi tersebut, kata jenderal bintang dua itu sudah ada di tahap membenturkan antara institusi TNI dan Polri.
"Dampak dari pemberitaan yang meluas terkait dengan TNI dalang kerusuhan, TNI tertangkap atau ditangkap Polri, TNI provokator, itu betul-betul bagi kami statement maupun pemberitaan itu melukai hati para prajurit dan instansi TNI," kata Freddy.
Padahal, kata Freddy, prajurit TNI yang bertugas membantu Polri untuk meredam aksi kerusuhan. Personel TNI di lapangan, katanya, juga kepanasan, kena lempar batu, bom molotov hingga menghirup gas air mata.