Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Banjir Sumatra, bantuan udara, TNI AU
Warga di Tukka dan Lumut Sumatra Utara ketika menerima bantuan yang didistribusikan lewat udara. (www.instagram.com/@bobbynst)

Intinya sih...

  • Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto memperbaiki metode distribusi bantuan melalui udara setelah keluhan warga di Sumatra Utara.

  • Perbaikan metode airdrop menggunakan helibox dan payung udara untuk mencegah bantuan hancur saat jatuh ke tanah.

  • Metode distribusi bantuan dengan airdrop sudah dilakukan di Kabupaten Aceh Tamiang yang masih terisolir, serta menggunakan carry delivery system (CDS) dengan pesawat CN-295 dan Hercules.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengatakan, sudah memperbaiki metode distribusi bantuan melalui udara. Langkah ini merespons keluhan dari warga di Sumatra Utara yang merasa kecewa karena bantuan yang diterima dalam keadaan hancur.

Momen itu terekam kamera video dan menjadi viral. Di dalam video dengan durasi kurang dari dua menit itu, terlihat beras yang diterima oleh warga dalam keadaan bungkusnya sudah rusak. Alhasil, beras yang diterima berceceran di permukaan tanah liat.

Salah satu langkah perbaikan dari metode airdrop sebelumnya yakni menggunakan helibox kemudian didistribusikan kepada warga. "Barang atau bantuan dijatuhkan dari pesawat dalam boks-boks pakai baling-baling. Sehingga saat jatuh ke tanah, bantuan tidak hancur. Selain itu, menggunakan payung udara. Bantuan didrop menggunakan Hercules C-130," ujar Agus ketika memberikan keterangan pers di posko bantuan bencana Sumatra di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu (3/12/2025).

Metode distribusi bantuan dengan airdrop sudah dilakukan di Kabupaten Aceh Tamiang yang masih terisolir. Selain itu, ada pula metode carry delivery system (CDS) dengan menggunakan pesawat CN-295 dan Hercules.

Ia pun menjelaskan soal bantuan yang didistribusikan hancur terkait dengan instruksinya kepada personel di lapangan. Jenderal bintang empat itu berpesan kepada para prajurit agar tetap menjaga keamanan personel dan alutsista yang digunakan.

"Sebab, di Padang ada tiga personel, dua dari POM dan satu dari Babinsa, saat melakukan penanganan bencana terbawa arus. Beberapa hari kemudian ditemukan dalam keadaan meninggal dunia," kata pria yang pernah menjadi KSAD itu.

Agus tak ingin lagi ada personel TNI yang menjadi korban. Ketika melakukan distribusi bantuan, di lokasi sempat terlihat ada kabel. Sehingga pilot helikopter memutuskan untuk tidak turun lebih rendah.

"Akhirnya diputuskan bantuan tetap didrop, walaupun ada beberapa beras tercecer. Tetapi daripada dibawa lagi ke pangkalan udara, lebih baik didrop dan dimanfaatkan oleh masyarakat," tutur dia.

Editorial Team