Jakarta, IDN Times - Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta mengkritisi pengesahan Perppu Cipta Kerja (Ciptaker) menjadi Undang-Undang (UU).
Melalui jejaring media sosial Instagram resminya @Demauinjkt_official, Dema UIN membagikan meme berupa sejumlah tokoh politik bertanduk dan bermata merah. Hal itu sebagai bentuk penolakan terhadap UU Ciptaker.
Terlihat dalam postingan tersebut, sejumlah tokoh yang digadang-gadang mendukung Perppu Ciptaker, digambarkan dengan meme sebagai sosok bertanduk.
Adapun tokoh tersebut di antaranya, Presiden Joko "Jokowi" Widodo, Ketua DPR RI Puan Maharani, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menko Polhukam Mahfud MD, dan Duta Besar RI untuk Amerika Serikat (AS) Rosan Perkasa Roeslani.
Namun, dalam keterangan poster yang dibagikan, jabatan Jokowi diganti sebagai Presiden Oligarki dan Puan sebagai Ketua Dewan Perwakilan Oligarki.
Kemudian dalam tulisan yang tertera, tertulis bahwa nama-nama tersebut merupakan "aktor-aktor jahat di balik Perppu Ciptaker".
Selain itu, Dema UIN Jakarta juga menilai pengesahan Perppu jadi UU sebagai bentuk pengkhianatan terhadap rakyat.
"Rakyat dibohongi lagi DPR sahkan Perppu Cilaka jadi UU Cilaka. UU Ciptaker dan Perppu Ciptaker sama saja, isinya 99 persen sama, dampaknya sama-sama menyengsarakan rakyat," bunyi narasi dalam postingan tersebut.
Dema UIN Jakarta menilai, Perppu Ciptaker hanya alat pelicin dari rencana investor dan oligarki. Di samping itu, UU Ciptaker juga dinyatakan inkonstitusional bersayarat karena dibuat tanpa melibatkan partisipasi masyarakat luas.
"Bukannya memperbaiki UU Ciptaker dengan melibatkan partisipasi publik yang bermakna, pemerintah justru secara otoriter mengeluarkan perppu yang proses pembentukannya sama sekali tidak melibatkan masyarakat," tulisnya.