Senior PKB Sebut Warga NU Coblos Prabowo karena Diayomi Jokowi

Hubungan antara Cak Imin dan PBNU juga beri pengaruh

Jakarta, IDN Times - Politisi senior Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Lukman Edy menyoroti fenomena PKB memperoleh suara yang cukup tinggi dalam Pileg 2024.

Menariknya, kata dia, Calon Wakil Presiden (cawapres) Nomor Urut 1, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) yang berasal dari PKB kalah dalam pilpres. Dia mengungkapkan? lebih banyak pemilih dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU) dan PKB yang mencoblos Calon Presiden Nomor Urut 2, Prabowo Subianto.

“Ada peristiwa yang menarik ini, PKB-nya meningkat tetapi calon presiden-nya, ketua umum PKB-nya kalah. Lebih banyak Nahdliyin dan pemilih PKB memilih 02. Ini harus diterima, fakta ini,” kata dia dalam forum diskusi di Hotel Bidakara, Jakarta, Sabtu (24/2/2024).

Baca Juga: Politikus Senior PKB Anggap Hak Angket Sia-sia, Tak Ubah Hasil Pemilu

1. Lukman menyebut nahdliyin merasa diperhatikan Jokowi

Senior PKB Sebut Warga NU Coblos Prabowo karena Diayomi JokowiPresiden Jokowi hadir di resepsi peringatan hari lahir (Harlah) ke-101 Nahdlatul Ulama (NU) di Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta (Youtube.com/YouTube TVNU Televisi Nahdlatul Ulama)

Lukman menyiratkan, beberapa faktor dapat mempengaruhi preferensi pemilih PKB dan Nahdliyin (warga NU), termasuk performa dalam debat dan kampanye, serta tema-tema yang diangkat selama masa kampanye. Selain itu, penggunaan media sosial juga dapat mempengaruhi persepsi pemilih.

Terlebih lagi, ada kemungkinan bahwa pendekatan kampanye yang agresif atau menyerang tidak disukai oleh pemilih Nahdliyin yang mungkin merasa diuntungkan oleh kebijakan pemerintahan Presiden Joko "Jokowi” Widodo.

Oleh karena itu, retorika yang menyerang pemerintahan Jokowi dalam kampanye, dinilainya tidak disukai oleh sebagian besar pemilih dari kalangan Nahdliyin.

“Sepertinya Nahdliyin itu tidak suka dengan cara menyerang, apalagi mungkin Nahdliyin itu selama ini merasa diopeni (dipelihara) oleh pemerintahan Jokowi ‘lho kok, selama ini kita diopeni oleh pemerintahan Jokowi, dibangunkan kampus, universitas NU di mana-mana, kemudian dikasih fasilitas macam-macam, tapi kok diserang’,” tuturnya.

Baca Juga: PKB Dukung Hak Angket: Kecurangan Tidak Boleh Terjadi di Negeri Ini

2. Kurang harmonisnya hubungan Cak Imin dan PBNU juga berdampak

Senior PKB Sebut Warga NU Coblos Prabowo karena Diayomi JokowiCawapres nomor urut satu, Muhaimin Iskandar ketika lakukan rapat virtual di DPP PKB. (www.x.com/@cakimiNow)

Lukman menyoroti beberapa pernyataan Cak Imin di suatu podcast yang mungkin menjadi bahan pertimbangan para Nahdliyin dalam memutuskan untuk memilih Cak Imin atau tidak dalam Pemilu 2024.

Dia menekankan, pemilih NU, PKB, dan Nahdliyin cenderung memiliki kesadaran dan pemahaman yang cukup terkait isu-isu politik. Mereka tidak hanya terpengaruh oleh retorika kampanye semata, tetapi juga melakukan pemilihan berdasarkan pertimbangan yang lebih luas.

Jadi, sebagai pemilih, mereka tetap mempertimbangkan dengan cermat dan mungkin memilih calon lain yang dianggap lebih sesuai dengan keinginan dan kepentingan mereka.

Selain itu, hubungan yang kurang harmonis antara Cak Imin dan PBNU juga dapat memiliki dampak negatif terhadap hasil pemilihan. Oleh karena itu, perbaikan dalam hubungan tersebut menjadi penting ke depannya.

“Saya kira hubungan yang tidak baik dengan PBNU, tengkar sama PBNU, menurut saya itu punya implikasi negatif juga terhadap suara yang diperoleh oleh 01. Sepanjang masa kampanye 2024 ini, sepanjang itu juga tengkarnya itu sama PBNU misalnya, itu kan kontraproduktif. Nah, ini ke depan harus diperbaiki,” ujarnya.

Baca Juga: Cerita di Balik Petisi Bulaksumur yang Kritisi Jokowi

3. Perlu ada evaluasi atas banyaknya kalangan NU yang memilih paslon 02

Senior PKB Sebut Warga NU Coblos Prabowo karena Diayomi Jokowiilustrasi pemilu (IDN Times/Esti Suryani)

Dia menekankan pentingnya melakukan evaluasi dan introspeksi untuk memahami apa yang sebenarnya diinginkan oleh konstituen PKB, NU, dan Nahdliyin.

Menurutnya, perlu adanya pemahaman dengan lebih baik terkait preferensi dan kebutuhan pemilih agar partai dapat mengambil langkah yang lebih tepat dalam meresponsnya. Hasil dari evaluasi tersebut akan membantu merumuskan strategi politik yang lebih efektif ke depannya.

Lukman juga menyatakan bahwa hasil dari quick count dan real count pemilu akan memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai preferensi pemilih yang dapat menjadi acuan dalam proses evaluasi.

“Elite-elite ini harus bisa membaca secara clear psikologi massa Nahdliyin dan konstituen PKB itu seperti apa sih sebenarnya ya. Sehingga kemudian ketika dihitung, bacaan quick count itu memang bacaannya ya seperti itu, NU-nya banyak memilih 02,” tambah Lukman.

Baca Juga: Temui Sri Sultan HB X, Menko Hadi Klaim Tak Ada Pesan dari Jokowi

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya