Pemprov DKI Dorong Konversi Angkutan Umum dari BBM ke Listrik 

Subsidi BBM hasilkan emisi karbon

Intinya Sih...

  • DPRD DKI Jakarta menyoroti polusi udara akibat penggunaan bahan bakar minyak oleh kendaraan bermotor, terutama transportasi umum.
  • Subsidi BBM untuk angkutan umum mencapai Rp7 triliun per tahun, namun gas buang kendaraan BBM menghasilkan emisi karbon yang berdampak pada kesehatan warga.
  • Emisi gas buang dari kendaraan menjadi sumber terbesar polusi di Jakarta, dengan kontribusi 57% pada musim kemarau dan 47% pada musim hujan. 

Jakarta, IDN Times - DPRD DKI Jakarta menyoroti polusi udarayang kian memburuk. Salah satu penyebab memburuknya kualitas udara adalah penggunaan bahan bakar minyak (BBM) oleh kendaraan bermotor, termasuk sarana transportasi umum.

Hal tersebut disampaikan Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta, Ismail. Menurut Ismail, salah satu penyumbang polusi terbesar di Jakarta yaitu transportasi umum, terutama armada bus.

"Persoalan polusi udara di Jakarta yang sudah lama dan semakin mengkhawatirkan itu tentu berdampak pada kesehatan warga," ucap Ismail dalam keterangannya, Rabu (15/5/2024).

Baca Juga: Batal Maju Independen, Sudirman Said Jajaki Pilkada DKI Lewat Parpol

1. Subsidi BBM ke operator angkutan umum capai Rp7 triliun

Pemprov DKI Dorong Konversi Angkutan Umum dari BBM ke Listrik ilustrasi polusi udara (unsplash.com/Ella Ivanescu)

Ismail mengungkapkan, selama ini pemerintah masih memberikan subsidi BBM kepada operator angkutan umum. Nilai subsidinya tergolong besar mencapai Rp7 triliun per tahun.

Sayangnya, gas buang dari kendaraan BBM tersebut menghasilkan emisi karbon yang menimbulkan sejumlah penyakit, terutama penyakit saluran pernapasan.

Baca Juga: Bos Pertamina Ungkap Jurus Tekan Impor BBM hingga LPG

2. Kebijakan subsidi BBM justru hasilkan emisi karbon

Pemprov DKI Dorong Konversi Angkutan Umum dari BBM ke Listrik ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Aditya Pratama)

Menurutnya, selama ini pemerintah juga memberikan subsidi kesehatan kepada masyarakat yang nilainya hampir dua kali lipat dari subsidi BBM, yakni mencapai Rp12 triliun per tahun.

“Kebijakan subsidi BBM untuk angkutan umum ini ternyata menghasilkan emisi karbon. Emisi karbon ini menimbulkan sejumlah penyakit yang ini juga menjadi beban bagi pemerintah dalam memberikan subsidi kesehatan. Nilai subsidi kesehatan ini pun cukup fantastis, mencapai dua kali lipat yaitu Rp12 triliun per tahun,” kata wakil rakyat dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.

Baca Juga: Bank DKI Beri Fasilitas Kredit Kepemilikan Kios Usaha untuk Pedagang

3. Pemprov DKI dorong peremajaan bus jadi berbasis listrik

Pemprov DKI Dorong Konversi Angkutan Umum dari BBM ke Listrik Ilustrasi pabrik. (ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)

Ismail mengatakan, jika mengutip data dari sejumlah penelitian, emisi gas buang dari kendaraan menjadi sumber terbesar polusi di Jakarta.

Kontribusi emisi gas buang kendaraan terhada polusi udara pada musim kemarau mencapai 57 persen, sedangkan pada musim penghujan mencapai 47 persen.

Tak hanya itu, kendaraan berat seperti bus dan truk menjadi penyumbang terbesar polusi udara akibat kendaraan di DKI Jakarta, yakni mencapai 32 persen. Penyumbang berikutnya adalah sepeda motor dan kendaraan light duty berbahan bakar diesel masing-masing 22 persen.

Di bidang kesehatan, polusi udara tercatat menjadi sumber penyakit penyebab kematian terbesar kelima di Indonesia, setelah tekanan darah tinggi, gula darah, merokok, dan obesitas.

Khusus penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), mencatat jumlah kasus yang cukup tinggi secara nasional, yakni mencapai 1,5-1,8 juta per tahun. Dalam hal ini, DKI Jakarta menjadi tiga besar provinsi dengan kasus ISPA terbanyak bersama Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Dengan demikian, Ismail mendorong Pemprov DKI Jakarta dan BUMD penyelenggara jasa angkutan umum untuk segera meremajakan armada bus berbahan bakar fosil menjadi armada berbasis tenaga listrik (electric vehicle/EV).

“Nah, siklus ini yang mau kita ubah. Kalau konteksnya terkait transportasi umum massal yang menjadi kontributor terhadap pencemaran udara dan memicu berbagai penyakit pernapasan di masyarakat, maka kita harus segerakan (armada bus) dikonversi menjadi EV," ujar Ismail.

Baca Juga: Deretan Nama Kandidat Potensial Maju Pilgub DKI Jakarta

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya