Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Hanif Faisol
Menteri LH Hanif Faisol Nuofiq saat disambut warga di Pasar Rakyat Cisarua, dalam kegiatan penyerahan simbolis tempat sampah dan pohon untuk ditanam di wilayah Puncak Bogor, Jumat (3/10/2025). IDN Times/Linna Susanti.

Intinya sih...

  • Hampir semua segmen Ciliwung tercemar berat, kecuali bagian hulu

  • Sampah menumpuk, Ciliwung jadi tempat buangan limbah

  • Aksi bersih-bersih harus terus berjalan, bukan sekadar seremoni

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bogor, IDN Times - Tutupan hutan di daerah hulu Ciliwung terus mengalami penyusutan. Dari sekitar 7.000 hektare, kini hanya tersisa 6.000-an hektare. Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol, mengatakan penanaman pohon harus menjadi gerakan yang terus berlanjut, bukan sekadar seremoni.

"Kita perlu penanaman terus. Kita dengan semua Komunitas Ciliwung, dengan komunitas Bogor Selatan dan semua yang ada, mari kita menanam terus, karena apa yang sampean tanam akan bermanfaat buat di daerah," ujarnya di Puncak Bogor, Jumat (3/10/2025).

1. Hampir semua segmen Ciliwung tercemar berat, kecuali bagian hulu

Menteri LH Hanif Faisol (tengah, baju hitam, pegang plastik)saat bersih-bersih Sungai Ciliwung di area hulu, sekitar Pasar Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (3/10/2025). IDN Times/Linna Susanti.

Kondisi sungai Ciliwung dinyatakan memprihatinkan. Menurut Hanif, seluruh segmen sungai—dari segmen 1 hingga 4—mengalami pencemaran berat, kecuali di bagian hulu. Ini menunjukkan aktivitas manusia di sepanjang aliran sungai memberikan dampak signifikan terhadap kualitas air.

"Sungai kita, di semua segmen, segmen 1, 2, 3, 4 semuanya tercemar berat. Ciliwung itu tercemar berat, kecuali yang hulu," katanya.

2. Sampah menumpuk, Ciliwung jadi tempat buangan limbah

Menteri LH Hanif Faisol (ketiga dari kanan, baju hitam) saat bersih-bersih Sungai Ciliwung di area hulu, sekitar Pasar Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (3/10/2025). IDN Times/Linna Susanti.

Krisis persampahan makin parah ketika Tempat Pembuangan Akhir (TPA) ditutup. Akibatnya, sungai seperti Ciliwung menjadi tempat pelampiasan sampah warga. Hal ini dinilai Menteri LH sebagai persoalan serius yang perlu keterlibatan semua pihak untuk ditangani bersama.

"Sampah kita menumpuk, begitu TPA ditutup, maka semua sampah turun ke Ciliwung," jelas Hanif.

3. Aksi bersih-bersih harus terus berjalan, bukan sekadar seremoni

Menteri LH Hanif Faisol saat bersih-bersih Sungai Ciliwung di area hulu, sekitar Pasar Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (3/10/2025). IDN Times/Linna Susanti.

Gerakan pembersihan sungai, menurut Hanif, bukan sekadar program pemerintah, tetapi membutuhkan kerja sama semua elemen masyarakat. Mulai dari pemerintah daerah, dunia usaha, hingga masyarakat dan pelajar. Sungai Ciliwung yang panjangnya 118 kilometer seharusnya bisa dibersihkan bila ada kemauan bersama.

"Kegiatan semacam ini, pegiat lingkungan jadi motor utama. Pemerintah daerah jadi supporting utama, dunia usaha, jadi supporting penuh. Masa sungai yang hanya 118 kilometer kita gak bisa dibersihkan?"

Hanif juga mengapresiasi dukungan dari berbagai pihak, termasuk camat, lurah, kapolsek, dan pelajar yang ikut terjun ke lapangan membersihkan Ciliwung.

Editorial Team