Ekonomi DKI Jakarta Tumbuh 5,59 Persen pada Triwulan II-2022
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Ekonomi DKI Jakarta tumbuh sebesar 5,59 persen secara year on year (yoy) pada triwulan II 2022. Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yakni sebesar 4,62 persen yoy.
Direktur Eksekutif Bank Indonesia, Onny Widjanarko, mengungkapkan pertumbuhan ekonomi DKI pada triwulan II-2022 juga lebih tinggi dari ekonomi nasional.
“Lebih tingginya pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta tersebut sejalan dengan terus meningkatnya mobilitas masyarakat,” kata Onny dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Senin (8/8/2022).
1. Konsumsi rumah tangga dan investasi jadi pendorong
Dia menuturkan, dari sisi permintaan, kinerja ekspor, konsumsi rumah tangga dan investasi menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta pada triwulan II 2022.
Sementara itu, dari sisi Lapangan Usaha (LU), pertumbuhan terutama bersumber dari LU Perdagangan, LU Informasi dan komunikasi, serta LU Industri Pengolahan.
Dari sisi permintaan, kinerja ekspor pada triwulan II 2022 tumbuh sebesar 10,68 persen (yoy) dengan andil sebesar 5,60 persen terhadap PDRB DKI Jakarta.
“Meningkatnya kinerja ekspor utamanya didorong oleh meningkatnya ekspor jasa yang tercermin dari peningkatan jumlah kedatangan wisatawan mancanegara,” kata Onny.
Editor’s picks
Baca Juga: Perkokoh Perekonomian dan Identitas Negara Melalui E-Commerce
2. Konsumsi rumah tangga tumbuh positif
Sedangkan kinerja konsumsi rumah tangga pada triwulan II 2022 juga tumbuh positif sebesar 5,27 persen (yoy) dengan andil sebesar 3,12 persen terhadap PDRB DKI Jakarta.
Pertumbuhan tersebut didorong oleh peningkatan mobilitas masyarakat serta peningkatan konsumsi yang tercermin dari peningkatan impor barang konsumsi dan konsumsi listrik rumah tangga.
3. Investasi tumbuh 5,78 persen
Selanjutnya, investasi tercatat tumbuh sebesar 5,78 persen (yoy) dengan andil sebesar 2,11 persen (yoy) sejalan dengan akselerasi sektor konstruksi serta peningkatan belanja modal pemerintah dan impor barang modal.
“Namun, Konsumsi Pemerintah mengalami kontraksi sebesar 9,58 persen (yoy) dan menjadi penahan laju pertumbuhan,” ujarnya.
Baca Juga: Pemerintah Optimistis Pertumbuhan Ekonomi 2022 Tembus 5,4 Persen