Belajar dari Putrajaya, 26 Tahun Jadi Pusat Pemerintahan Malaysia

Putrajaya dibangun bertahap, saat ini baru 75 persen

Jakarta, IDN Times - 2 Juni 1993, Pemerintah Malaysia mengumumkan keputusan penting: memindahkan pusat pemerintahannya dari ibu kota Kuala Lumpur ke Putrajaya. Jarak antara dua wilayah ini sekitar 25 kilometer, atau 30 menit jika berkendara mobil.

Konsep pemisahan pusat pemerintahan dan bisnis di negeri jiran ini diakui Presiden Joko "Jokowi" Widodo menjadi salah satu acuan Indonesia memutuskan pindah ibu kota dari Jakarta ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Putrajaya sendiri diambil dari nama Perdana Menteri Malaysia pertama, Tunku Abdul Rahman Putra Al-Haj, yang merupakan putra Sultan Kedah ke-24. Ia memerintah sejak 31 Agustus 1957 hingga 22 September 1970. Seperti apa sekarang kota ini?

1. Groundbreaking dilakukan setelah dua tahun pengumuman pindah pusat pemerintahan

Belajar dari Putrajaya, 26 Tahun Jadi Pusat Pemerintahan MalaysiaKantor Perdana Menteri Malaysia di Putrajaya. (IDN Times/Umi Kalsum)

Goundbreaking Putrajaya dilakukan pada 29 Agustus 1995 oleh Perdana Menteri Malaysia saat itu, Mahathir Mohammad. Sebelumnya konsep pembangunan yang mengacu pada garden city sudah disetujui pada April 1994. Begitu pula dengan masterplan-nya yang disetujui pada 5 Februari 1995.

Saat IDN Times bersama rombongan Ikatan Setia Kawan Wartawan Malaysia-Indonesia melawat ke Putrajaya pada 28 Juni hingga 1 Juli 2022, konsep garden city sangat terasa, di mana ruang hijau terlihat di mana-mana, termasuk bangunan-bangunan yang mengusung green building. Tak heran kalau kota ini beberapa kali menyabet penghargaan kota terbersih dan terhijau di ASEAN dan dunia.

2. Juni 1999, empat tahun setelah groundbreaking perdana menteri Malaysia pindah ke Putrajaya

Belajar dari Putrajaya, 26 Tahun Jadi Pusat Pemerintahan MalaysiaGedung konvensi di Putrajaya, Malaysia. (IDN Times/Umi Kalsum)

Baca Juga: Ketika Media Jadi Jalur Diplomasi Perekat Hubungan Indonesia-Malaysia

Belajar dari Putrajaya, 26 Tahun Jadi Pusat Pemerintahan MalaysiaOrnamen kubikel di halaman gedung Perbadanan Putrajaya, Malaysia. (IDN Times/Umi Kalsum)

Makan waktu empat tahun sejak groundbreaking hingga kepindahan pemerintahan ke Putrajaya, tepatnya Juni 1999. Yang pertama kali pindah adalah kantor perdana menteri.

Sebelum proses kepindahan, pada 1 Maret 1996, pemerintah Malaysia membentuk Perbadanan Putrajaya, lembaga otorita yang mengelola Putrajaya. Dengan terbentuknya Perbadanan Putrajaya, maka proses konstruksi pun dimulai, tepatnya Oktober 1996. Dan, tiga tahun kemudian, gedung-gedung yang dibangun mulai dihuni dan dioperasikan.

Pada 1 Februari 2001, pemerintah Malaysia mendeklarasikan Putrajaya sebagai wilayah federal yang ketiga. Di tahun 2011, sebanyak 95 persen kementerian sudah menempati berbagai gedung di wilayah ini.

Menurut Pengarah SDM Perbadanan Putrajaya Shamsul Joehari bin Zainal Mokhtar, bangunan-bangunan di Putrajaya terinspirasi dari kota Isfahan di Iran. Karena itu, tak heran jika setiap bangunannya terselip unsur-unsur Islami.

"Kami juga terinsipirasi dari Champs Elysees, Paris. Karenanya ada jalan lurus yang membentang 4,2 kilometer menuju gedung Perdana Menteri," katanya.

Tak hanya itu setiap bangunan di Putrajaya tidak ada yang dicat dengan warna mencolok. Rata-rata bangunan di Putrajaya memiliki elemen tanah dengan dominasi warna krem. Selain gedung perkantoran, saat ini terdapat 37.394 unit tempat tinggal atau (50,7 persen) dari target sebanyak 73.767 unit di tahun 2025.

3. Putrajaya memiliki luas 49 kilometer persegi

Belajar dari Putrajaya, 26 Tahun Jadi Pusat Pemerintahan MalaysiaJembatan di Putrajaya, Malaysia. (IDN Times/Umi Kalsum)

Luas wilayah Putrajaya sendiri mencapai 4.931 hektare atau 49 kilometer persegi, yang terdiri dari 20 presint atau wilayah, di mana presint 1-5 merupakan presint utama. Sesuai dengan konsepnya, 40 persen wilayah ini didesain sebagai daerah hijau terbuka yang dilengkapi danau. Sedikitnya ada 13 taman yang dibangun dengan tema dan fungsi yang berbeda, antara lain Taman Botani, Taman Wetland, Saujana Hijau, Cabaran, dan Taman Warisan Pertanian.

Taman Wetland, misalnya. Di taman kota seluas 200 hektare ini terdapat hampir 100 spesies burung. Taman ini juga jadi tempat berharga bagi 1.800 spesies serangga, 16 jenis amfibi, 22 reptil, dan 16 jenis mamalia. Lokasi taman ini hanya berjarak 2 kilometer dari kantor perdana menteri Malaysia.

Sedangkan Cabaran, merupakan taman seluas 30 hektare yang memiliki wahana olahraga ekstrem seperti panjat tebing, area skateboard dan sepeda gunung. Di Taman Warisan Pertanian yang luasnya 36 hektare ini, pengunjung bisa mendapat informasi soal pertanian lokal. Bahkan bisa merasakan bercocok tanam.

Di pusat pemerintahan ini juga terdapat danau sepanjang 4 kilometer dengan lebar 2 kilometer. Di sisi danau terdapat taman, jalur joging, dan sepeda. Danau yang dirancang sebagai pendingin alami ini memiliki kedalaman 3 meter hingga 14 meter. Butuh waktu dua tahun untuk memenuhi air di danau buatan ini dari dua sungai terdekat. Jika ingin menelusuri danau, empat kapal pesiar dengan muatan 70 orang hingga 120 orang juga tersedia dengan tarif 30-50 Ringgit Malaysia untuk penumpang dewasa.

4. Sampai saat ini Putrajaya baru dihuni 120 ribu penduduk

Belajar dari Putrajaya, 26 Tahun Jadi Pusat Pemerintahan MalaysiaPengarah SDM Perbadanan Putrajaya Shamsul Joehari bin Zainal Mokhtar di Malaysia. (IDN Times/Umi Kalsum)

Pertumbuhan penduduk di wilayah Putrajaya termasuk lambat. Sejak mulai beroperasi hingga saat ini, jumlah penduduknya masih sekitar 120 ribu orang atau 34,3 persen dari target 350 ribu di tahun 2025. Sementara jumlah penduduk yang melaju setiap harinya saat ini tercatat 170.000 orang dari target 500 ribu orang.

Shamsul Joehari mengakui tidak mudah membuat orang dengan senang hati pindah ke Putrajaya, terutama di awal operasional wilayah ini. Karena itu perumahan dinas bagi karyawan pemerintah menjadi target pertama yang dibangun di wilayah ini, dilanjutkan fasilitas lain seperti sekolah, rumah sakit, masjid, dan pusat belanja.

"Sebab yang pertama kali ditanya oleh mereka fasilitas ini, bagaimana sekolah anak mereka nantinya. Maka itu, inilah yang pertama kami bangun," katanya.

Selain fasilitas, ketika melakukan pemindahan karyawan pemerintahan, Perbadanan Putrajaya juga memberikan insentif untuk meyakinkan karyawan mau pindah ke Putrajaya. Perbadanan Putrajaya kemudian mengatur area tempat tinggal di beberapa presint, di mana setiap presint memiliki sekolah, rumah sakit, dan masjid, yang bisa dijangkau dengan berjalan kaki.

Shamsul memastikan, seluruh wilayah Putrajaya aman, karena hampir seluruh area diawasi oleh kamera pengawas, sehingga warga aman melakukan aktivitas hingga malam hari.

Saat ini baru 75 persen wilayah yang dibangun, masih ada sisa 25 persen yang diperuntukkan bagi sektor komersial. "Untuk pemerintahan sudah cukup, tidak ada yang dibangun lagi, tinggal komersial," katanya.

Sementara untuk kedutaan besar negara sahabat, menurutnya, sebagian besar masih berlokasi di Kuala Lumpur. Baru Brunei Darussalam saja yang kini menghuni salah satu area di Putrajaya. "Dari 65 area untuk kedutaan, masih ada 5 negara yang belum membeli. Sisanya sudah terjual, termasuk untuk KBRI. Tapi yang pindah ke sini baru Brunei saja," kata Shamsul.

Belajar dari Putrajaya, 26 Tahun Jadi Pusat Pemerintahan MalaysiaJembatan di Putrajaya, Malaysia. (IDN Times/Umi Kalsum)

Topik:

  • Umi Kalsum
  • Rendra Saputra

Berita Terkini Lainnya