UN Women Dorong Peran Perempuan dalam Pengurangan Risiko Bencana

Jakarta, IDN Times - Dalam peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) yang diinisiasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), UN Women bersama UN OCHA mengadakan dialog kebijakan untuk mendorong pendekatan terpadu, dalam memperkuat ketahanan Indonesia terhadap bencana, konflik sosial, dan radikalisasi.
UN Women menyoroti pentingnya pendekatan yang menempatkan perempuan di pusat pengambilan keputusan, dalam pengurangan risiko bencana dan perdamaian berkelanjutan.
"Melalui hal tersebut, perempuan dan anak perempuan mampu bertahan dari dampak buruk konflik dan bencana bahaya alam, serta mampu berkontribusi pada resiliensi dan perdamaian berkelanjutan,” kata Country Representative Officer-in-Charge UN Women Indonesia, Dwi Yuliawati Faiz, dikutip Rabu (9/10/2024).
1.Tsunami Aceh 2024 jadi contoh kaitan antara bencana dan konflik sosial
Dialog yang digelar di Banda Aceh ini bertajuk “Membangun Nexus Humanitarian Development Peace (HDP): Peran Sektoral dalam Penanggulangan Bencana saat Situasi Konflik Sosial.”
Kegiatan ini menyoroti pentingnya koordinasi lintas sektoral untuk mengelola risiko bencana dan konflik, dengan fokus pada peran penting Klaster Nasional (KLASNAS) dalam merespons isu-isu tersebut.
Tsunami Aceh pada 2004 jadi contoh yang menunjukkan keterkaitan antara risiko dari bencana alam dan konflik sosial, yang mengakibatkan ketidaksetaraan sosial dan konflik.
Hal ini memengaruhi kelompok yang paling rentan secara tidak proporsional, terutama perempuan yang sering menghadapi keterbatasan akses terhadap sumber daya dan proses pengambilan keputusan. Maka, strategi pemerintah untuk kesiapsiagaan yang responsif gender dalam penanggulangan bencana dikonteks multidimensi, harus ada.