3000 Produk Kreatif Nusantara Digelar di Telcom Craft 2018

Pameran digelar di JCC 22-25 Maret

Jakarta, IDN Times –  Di tangan Dyan Ekawati (56), kain perca bisa menjadi asesoris keren dan modern.  Dipadukan dengan beragam bebatuan termasuk cangkang kerang mutiara, kerajinan tangan ini laku dijual jutaan rupiah.  

“Bakat yang kita miliki jangan disia-siakan.  Banyak barang yang terbuang, bisa kita jadikan benda berharga dan layak jual jika dikelola secara kreatif,” ujar Dyan, pemilik Dian Art, produsen asesoris asal Sidoardjo.

Dian Art menjadi salah satu dari 200 Rumah Kreatif BUMN (RKB) yang diundang menyajikan produk kreatifnya dalam Telcom Craft Indonesia 2018.  Acara ini digelar di Jakarta Convention Center tanggal 22 – 25 Maret 2017.  Pada acara yang digelar untuk kedua kalinya ini, 3.000-an produk usaha kecil dan menengah (UKM) mendapatkan dukungan platform BLANJA.com dari Telkom, badan usaha milik negara di bidang telekomunikasi.

“Telcom Craft Indonesia 2018 adalah kegiatan offline dari rumah kreatif BUMN,” ujar Presiden Direktur PT Telkom Indonesia Tbk, Alex. J. Sinaga.  Acara dibuka Menteri BUMN Rini Mariani Soemarno.   

RKB dicetuskan Rini untuk mendorong BUMN menjadi agen pembangunan di lokasi operasional masing-masing.

1. Perajin merindukan ajang pameran untuk promosi penjualan

3000 Produk Kreatif Nusantara Digelar di Telcom Craft 2018Dyan Ekawati, perajin asesoris dari Sidoarjo. IDN Times/Uni Lubis

Dyan mengakui ajang pameran membuka peluang promosi produk.  “Sejak awal asesoris yang saya buat dipromosikan lewat online, dan dari mulut ke mulut,” ujar ibu empat anak ini. 

Dian Art tak pernah absen dari ajang pameran produk nusantara Inacraft, yang digelar setiap tahun di JCC juga.  “Lima hari pameran di JCC biasanya minimal dapat penjualan Rp100 jutaan.  

Ongkos sewa booth sekitar Rp10 juta lebih.  Jadi ya lumayan,” kata Dyan, kepada IDN Times (23/3).

Telcom Craft Indonesia tidak memungut biaya dari peserta pameran yang semuanya UKM binaan Rumah Kreatif BUMN.  Telkom, misalnya, mengundang 200 UKM binaannya untuk ikut di Telcom Craft tahun ini. 

Ada 400 UKM yang dilibatkan.  Selain binaan Telkom, ada 150 UKM binaan BUMN lain dan 50 UKM komunitas dan asosiasi.

“Jika ditotal, ada 3.000 an jenis produk nusantara dalam bentuk fesyen, kerajinan tangan dan kuliner yang ikut kali ini,” ujar Alex Sinaga.

2. Telkom mendukung UKM lewat platform BLANJA.com

3000 Produk Kreatif Nusantara Digelar di Telcom Craft 2018IDN Times/Istimewa

Untuk Telcom Craft Indonesia ke-2, Telkom mendukung fasilitas penjualan melalui platform dagang daring (e-commerce) BLANJA.com. Pasar di ranah maya ini hasil patungan antara Telkom Indonesia dengan eBay.  Pembeli produk Telcom Craft 2018 mendapatkan potongan harga sampai Rp75 ribu jika membeli melalui BLANJA.com.

“Bu, saya mau mengambil kalung yang ini,” kata Silvy, seorang pembeli, seraya menunjukkan gambar di telpon seluler dan bukti pembayarannya kepada Dyan.  

Baca juga: Telkom Buka Peluang Bagi Pelaku Usaha Kecil Melalui SOBAT-UKM

Silvy mengecek model asesoris secara daring.  Dia membelinya seketika khawatir terlanjur dibeli orang lain.  “Memang asesoris yang saya buat nyaris eksklusif.  Masing-masing dibuat berbeda,” ujar Dyan yang memulai usaha ini tahun 2008.

Dyan mengaku baru bergabung dengan BLANJA.com enam bulan lalu.  “Belum signifikan pengaruhnya ke penjualan,” ujar perempuan yang aktif memberikan pelatihan ke komunitas di Sidoardjo dan Surabaya.
Karena gratis, termasuk ditanggung tiket pulang-pergi Surabaya-Jakarta, penginapan dan makan, Dyan semangat ikut Telcom Craft 2018.  

“Lumayan kalau bisa dapat pelanggan baru,” kata dia.  Silvy yang tadinya membeli sepotong kalung, tergoda membeli kalung lainnya setelah datang ke gerai Dian Art di JCC.  “Aduh, cantik-cantik semua,” puji karyawan sebuah bank ini.

3. Telcom Craft membuka akses ke pasar internasional

3000 Produk Kreatif Nusantara Digelar di Telcom Craft 2018IDN Times/Uni Lubis

“Tadi ada pembeli orang bule ke sini.  Dia sangat tertarik karena batik Banten mengangkat motif tentang sejarah kami, dari artefak yang didokumentasikan di museum maupun warisan leluhur” ujar Uke.  Perempuan berusia setengah abad ini memulai produksi Batik Banten 15 tahun lalu.

Uke menceritakan bagaimana dia dan suami mengembangkan 50-an motif batik Banten berdasarkan sejarah Keraton Banten.  Misalnya motif “Madhe Mundhu”, adalah nama ruang penjagaan Istana. “Memoloan” adalah motif yang mendapatkan inspirasi dari konstruksi bangunan atap menara masjid dan pendopo Kesultanan Banten.

Uke mengaku tak kekurangan pembeli.  Sebagai perintis Batik Banten, dia memiliki jejaring pembatik hampir di semua wilayah di provinsi tetangga Ibukota Jakarta.  “Pesanan seragam dari instansi maupun sekolah juga banyak,” ujar Uke.

Kegemaran generasi millennial yang suka warna-warna batik yang berani dan mencolok, juga dijadikan peluang pasar. Batik Banten yang sudah menndapatkan beragam penghargaan termasuk bintang 4 dari One Village, One Product (OVOP) ini, diproduksi dalam warna-warna yang beragam.  Motif dan warnanya keren.  Ada yang bahannya katun, ada yang berbahan sutra.

“Saya berharap ikut pameran, menambah peluang jualan ke negara lain,” ujar Uke.  Dia menunjukkan foto dengan Menteri Rini yang sempat berkunjung ke booth Batik Banten.
Batik Banten juga binaan RKB Telkom.  

“Ya, siapa tahu kalau dijual lewat BLANJA.com, Batik Banten makin dikenal di luar negeri,” kata Uke.

Masih ada dua hari acara, kalian bisa mampir ke JCC untuk mengoleksi sejumlah produk Nusantara.

Baca juga: Millennials Disarankan untuk Berwirausaha

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya