Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kondisi proyek revitalisasi Monas sisi seletan pada Rabu (26/2) (IDN Times/Gregorius Aryodamar P)

Jakarta, IDN Times – Sehari setelah banjir besar kembali menerjang Jakarta dan sekitarnya pada Selasa 25 Februari 2020, pekerja di area selatan Monumen Nasional (Monas) masih berjibaku menyelesaikan proyek revitalisasi. Mereka seolah tak terpengaruh dengan kondisi cuaca, demi bisa menyelesaikan proyek tersebut sesuai tenggat waktu.

Saat IDN Times memasuki area proyek revitalisasi Monas, Rabu (26/2), bersama Tim Asistensi Komisi Pengarah (Komrah) Pembangunan kawasan Medan Merdeka, yang datang untuk menginvestigasi dugaan pelanggaran hukum atas revitalisasi Monas, tampak alat berat masih mengeruk tanah persis di depan tugu Monas. Sejumlah truk terparkir dan kawat besi masih menumpuk.  

Tidak sembarang orang bisa memasuki area proyek revitalisasi Monas yang ditutup pagar seng ini. Hanya saat-saat tertentu, seperti saat kunjungan pejabat awak media bisa menyaksikan proses revitalisasi tersebut. Seperti pada awal Februari lalu, seorang petugas sempat tidak mengizinkan memasuki area proyek. Tapi petugas itu akhirnya pasrah setelah IDN Times menyebutkan mengikuti rombongan DPRD DKI yang sidak ke tempat tersebut.    

Begitu pintu seng proyek terbuka, pemandangan kontras langsung terlihat. Kawasan Monas bagian selatan yang sebelumnya berupa tanah ditutupi rumput hijau, telah berubah. Tampak sebagian besar tanah sudah tertutup beton, sebagian lagi tertutup kerangka besi yang siap ditumpahi adukan semen. Terik matahari pun terasa menyengat, karena tak ada lagi pohon rindang yang menghalau panas matahari.  

Proyek revitalisasi Monas berada persis di seberang kantor Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Proyek yang berada di bawah tanggung jawab Dinas Cipta Karta, Tata Ruang dan Pertanahan Pemprov DKI Jakarta ini dikerjakan oleh PT Bahana Prima Nusantara, yang disebutkan sebagai kontraktor pemenang lelang.   

1. Pelaksanaan proyek revitalisasi berbeda dari desain awal, 191 pohon lenyap dari selatan Monas

Kondisi proyek revitalisasi Monas sisi selatan pada Rabu (26/2) (IDN Times/Gregorius Aryodamar P)

Demi proyek ini, 191 pohon hilang dari kawasan selatan Monas. Dari jumlah itu, sekitar 106 pohon ditebang, sementara sisanya disebutkan dipindahkan dari area itu. Tak heran jika panas matahari sangat leluasa menembus tanah di area tersebut. Gara-gara penebangan pohon ini juga, proyek revitalisasi Monas menjadi sorotan banyak pihak. Diduga proyek ini telah melanggar aturan Ruang Terbuka Hijau (RTH).

Dalam Keputusan Presiden Nomor 25 Tahun 1995, Monas merupakan kawasan hijau. Bahkan dalam Keputusan Gubernur (Kebgub) Nomor 792 Tahun 1997 tentang Rencana Tapak dan Pedoman Pembangunan Fisik Taman Medan Merdeka, luas kawasan hijau di Monas ditambah dari 53 persen menjadi 56 persen. 

Namun, proyek revitalisasi justru membuat kawasan hijau di Monas semakin tergerus. Penebangan pohon dengan alasan revitalisasi bahkan bertolak belakang dari konsep atau desain awal yang dibuat oleh pemenang sayembara revitalisasi Monas pada akhir 2018.

Dalam desain awal yang dibuat pemenang sayembara revitalisasi Monas, Deddy Wahyudi, seorang arsitek Institut Teknologi Bandung (ITB), jumlah kawasan hijau bahkan ditambah menjadi 64 persen. Guna mewujudkan konsep tersebut, Deddy bersama timnya yang bernama LABO menamai desain mereka, “Labuan Nusantara”. 

Saat berbincang dengan IDN Times, Deddy mengatakan, ada tiga konsep besar yang dia canangkan dalam desain revitalisasi Monas yakni New Monemantalism, Spirit of Conservation, dan Humble Toward Nature. Dia sengaja membawa semangat konservasi dalam desain revitalisasi, untuk menghargai nilai sejarah Monas dan juga alam.

2. DPRD DKI merasa kecolongan, Sekda sebut penebangan pohon tak bisa dihindari

Editorial Team

EditorSunariyah

Tonton lebih seru di