Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
default-image.png
Default Image IDN

Jakarta, IDN Times - Beberapa hari terakhir muncul informasi di media sosial Facebook yang menyatakan vaksin COVID-19 dapat mengakibatkan disfungsi ereksi atau lemah syahwat pada pria.

Bahkan, informasi tersebut menyebar melalui aplikasi WhatsApp dengan tambahan vaksin COVID-19 dapat menyebabkan kemandulan.

Lalu benarkah vaksin COVID-19 dapat menyebabkan disfungsi ereksi dan kemandulan?

1. Tidak ada bukti ilmiah

Ilustrasi laboratorium (ANTARA FOTO/Moch Asim)

Kandidat PhD dari Fakultas Kedokteran Universitas Kobe, Jepang dr. Adam Prabata menegaskan sampai saat ini tidak ada tidak ada bukti ilmiah vaksin COVID-19 dapat menyebabkan lemah syahwat dan disfungsi ereksi pada pria.

"Baik itu Sinovac atau AstraZeneca. Itu hoax," tulis Adam via laman Instagramnya dikutip IDN Times, Senin (12/4/2021).

2. Kondisi lemah syahwat belum tentu efek vaksin

Default Image IDN

Adam menjelaskan, kondisi lemah syahwat yang dialami seseorang setelah mendapat imunisasi COVID-19, belum tentu diakibatkan oleh vaksin.

"Perlu penelitian lebih lanjut untuk membuktikan bahwa lemah syahwat tersebut memang diakibatkan oleh vaksin Covid," imbuh Adam.

3. Vaksin COVID-19 menjadi salah satu metode mencegah disfungsi ereksi

Default Image IDN

Dia mengatakan penelitian skala kecil mengungkap fakta,  pria yang terkena COVID-19 berisiko 5 hingga 6 kali mengalami lemah syahwat. Justru, vaksin covid menjadi salah satu metode mencegah disfungsi ereksi.

"Terkena COVID-19 justru menyebabkan lemah syahwat pada pria, sehingga vaksin merupakan salah satu metode menurunkan resiki terjadinya lemah syahwat," ujar Adam.

 

Editorial Team