Fakta Gempa Magnitudo 5,9 di Jawa Timur, BMKG: Bukan Megathrust

Tidak berpotensi memicu tsunami, namun bersifat merusak

Jakarta, IDN Times - Gempa bumi dengan magnitudo 5,9 mengguncang kabupaten Blitar, Jawa Timur, pada Jumat (21/5/2021) pukul 19.09 WIB. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan gempa tersebut bukanlah megathrust.

"Gempa ini bukan gempa megathrust, karena pusatnya berada di kedalaman menengah di bawah, cukup jauh bidang kontak kuncian antar lempeng," ujar Koordinator Mitigasi Gempa dan Tsunami BMKG, Daryono dalam keterangan resminya pada Sabtu (22/5/2021).

Diketahui episenter gempa ini terletak di laut pada jarak 57 kilometer (km) arah tenggara kabupaten Blitar, Jawa Timur pada kedalaman hiposenter 110 km.

1. Gempa terjadi akibat adanya patahan batuan

Fakta Gempa Magnitudo 5,9 di Jawa Timur, BMKG: Bukan MegathrustIlustrasi gempa bumi. (IDN Times/Sukma Shakti)

Gempa yang terjadi di Jawa Timur ini dijelaskan oleh Daryono merupakan jenis gempa menengah akibat adanya deformasi atau patahan batuan di zona Benioff, yaitu bagian slab lempeng samudera (Indo-Australia) yang sudah tersubduksi dan menukik di bawah lepas pantai selatan Jawa Timur.

"Gempa ini memiliki mekanisme sumber yang merupakan kombinasi antara sesar geser dan sesar naik yang dominan atau disebut oblique thrust fault," ujar Daryono. 

Selain itu, Daryono juga menambahkan bahwa gempa ini merupakan gempa baru, bukan gempa susulan dari gempa berkekuatan 6,1 magnitudo yang terjadi pada 10 April 2021.

"Dari segi lokasi episenternya, jaraknya terpisah sekitar 27 km, sedangkan kedalaman hiposenternya terpaut 29 km, mekanisme sumber kedua gempa juga agak berbeda. Dari segi magnitudonya, gempa 5,9 ini juga terlalu besar untuk dikatakan sebagai gempa susulan dari gempa 6,1 magnitudo pada 10 April 2021," kata Daryono.

Baca Juga: Gempa Blitar Dimutakhirkan Jadi M 5,9, Terjadi 2 Kali Gempa Susulan

2. Dirasakan di sebagian besar wilayah Jawa Timur

Fakta Gempa Magnitudo 5,9 di Jawa Timur, BMKG: Bukan MegathrustIDN Times/Galih Persiana

Walaupun gempa Jawa Timur bukan gempa susulan dari gempa 6,1 magnitudo pada 10 April 2021, Daryono mengatakan gempa ini juga memiliki jenis yang sama, yaitu gempa intraslab, yang mampu meradiasikan ground motion atau guncangan yang lebih besar dari gempa lain dengan magnitudo sekelasnya. 

Terlebih lagi, hiposenter gempa Jawa Timur yang berada di kedalaman menengah, menurut Daryono memiliki spektrum guncangan dalam wilayah yang luas hingga Lombok di timur dan Cilacap di barat. 

"Guncangan gempa ini dirasakan di sebagian besar wilayah Jawa Timur dalam skala intensitas IV-V MMI," ujar Daryono. 

3. Tidak berpotensi tsunami, namun bersifat merusak

Fakta Gempa Magnitudo 5,9 di Jawa Timur, BMKG: Bukan Megathrust(Ilustrasi) ANTARA FOTO/Izaac Mulyawan

Berdasarkan hasil pemodelan BMKG, gempa Jawa Timur tidak berpotensi tsunami karena hiposenternya yang cukup dalam dengan magnitudo yang relatif kecil untuk dapat mengganggu kolom air laut. Namun, gempa ini dikatakan oleh Daryono bersifat merusak. 

"Data sementara tercatat kerusakan ringan terjadi pada banyak bangunan rumah warga dan fasilitas umum di berbagai daerah di Jawa Timur seperti kabupaten Malang, kabupaten Blitar, kabupaten Lumajang, kota Malang, kabupaten Pasuruan, serta wilayah lain yang belum terlaporkan," ujar Daryono. 

Ia juga menambahkan bahwa gempa Jawa Timur ini merupakan gempa urutan ke 12 dari rentetan gempa merusak di selatan Malang sejak 15 Agustus 1896. 

4. Produktivitas gempa susulan lambat

Fakta Gempa Magnitudo 5,9 di Jawa Timur, BMKG: Bukan MegathrustIlustrasi Berlindung Saat Gempa (IDN Times/Sukma Shakti)

Produktivitas gempa Jawa Timur dikatakan lambat, karena hingga Jumat malam (21/5/2021) pukul 23.00 WIB aktivitas gempa susulan (aftershock) baru terjadi sebanyak empat kali dengan magnitudo berkisar 2,7 dan 3,1. Namun, masyarakat diimbau untuk tetap waspada. 

Baca Juga: Pasca Gempa, Puluhan Rumah di Kabupaten Malang Rusak

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya