Sebelum Gugur di Kongo, Serma Rama Wahyudi Sempat Video Call Istrinya

Berencana ambil cuti bulan Agustus!

Pekanbaru, IDN Times - Gugurnya Serma Rama Wahyudi, salah satu prajurit TNI AD yang menjadi bagian dari kontingen pasukan penjaga perdamaian PBB (MONUSCO) di Republik Kongo, Afrika, menjadi duka yang mendalam bagi keluarga dan rekan-rekannya.

Pria yang dikenal berkepribadian baik dan tegas ini meninggal setelah aksi penyerangan yang dilakukan Pasukan Aliansi Demokratik (ADF) di Republik Demokratik Kongo (DRC), Senin (22/6) malam.

1. Sempat video call dengan istrinya

Sebelum Gugur di Kongo, Serma Rama Wahyudi Sempat Video Call Istrinya(Idntimes.com/dok.istimewa)

Serma Rama Wahyudi yang bertugas di Detasemen Perlengkapan (Denpal) 04 Pekanbaru ini, meninggalkan seorang istri bernama Anita dan 3 anak yang masih kecil.

Keluarga kecilnya itu tinggal di Jalan Garuda Sakti, Kilometer 6, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, bersama dengan orang tuanya.

Adik ipar almarhum bernama Arfan Nur Fahri menyebut, Serma Rama sempat komunikasi dengan istrinya sehari sebelum kepergiannya pada Minggu (21/6) malam.

"Terakhir kontakan kakak saya, bersama anak-anaknya dengan almarhum, itu jam 9 malam hari Minggu. masih video call-an. Awalnya begini, dia (almarhum) bilang mau kerja sebentar, mau ambil air. Nanti dihubungi lagi kalau sudah selesai kerjanya," ungkap Arfan, Kamis (25/6).

Baca Juga: Gugur di Kongo, Jenazah Serma Rama Wahyudi Diterbangkan ke Pekanbaru

2. Serma Rama sosok yang tegas

Sebelum Gugur di Kongo, Serma Rama Wahyudi Sempat Video Call IstrinyaIlustrasi aparat keamanan (IDN Times/Lia Hutasoit)

Arfan menyebut, kakak iparnya tersebut merupakan sosok yang tegas. Dia selalu menunjukkan kepada saudara-saudaranya mana yang benar dan salah.

"Saya sebagai adik iparnya, almarhum kayak abang sendiri. Dimana dia nunjukin hal yang benar, nunjukin hal yang salah. Dia suka diam, tapi tegas. Banyak teman-temannya juga yang bilang beliau orangnya baik, pokoknya susah untuk dijelaskan," sebutnya.

Almarhum juga pernah menghubungi Arfan lewat sambungan telepon sebelum meninggal. Mereka berbincang soal rencana kepulangan Serma Rama beberapa bulan lagi.

"Sempat hubungi saya terakhir teleponan, katanya bulan Agustus ini mau pulang (ke Pekanbaru). Dapat cuti satu bulan, kalau tidak ada Corona. Kalau dia pulang, kami sudah siapkan semuanya, ya namanya Allah berkehendak lain," tuturnya.

Ditanyai soal informasi kedatangan jenazah almarhum, Arfan memaparkan, paling lama dua minggu. "Kalau secepat-cepatnya, jenazahnya tiba di Tanah Air dua sampai lima hari," bebernya.

3. Keluarga dapat kabar duka dari komandan

Sebelum Gugur di Kongo, Serma Rama Wahyudi Sempat Video Call Istrinya(Idntimes.com/dok.istimewa)

Awal mula keluarga tahu tentang peristiwa yang menimpa almarhum kata Arfan, disampaikan langsung oleh Komandan Denpal Pekanbaru.

"Disampaikan secara langsung kepada keluarga, kepada kita semua di rumah. Bertatap muka pukul 7.15 WIB kemarin," ungkapnya.

Pihak keluarga disebutkan Arfan, sudah ikhlas dan menerima kepergian almarhum.

Diceritakan saat kejadian, Serma Rama sedang patroli bersama sejumlah rombongan. Tiba-tiba dia diserang, sekitar 20 kilometer dari Kota Beni di Provinsi Kivu Utara.

Serma Rama Wahyudi gugur akibat serangan itu. Sementara satu anggota TNI lainnya yaitu Pratu Syafii Makbul mengalami luka-luka dan harus menjalani perawatan intensif.

Baca Juga: Satu Anggota Pasukan Perdamaian PBB Asal RI Tewas Terbunuh di Kongo

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya