Ilustrasi pelaksanaan Makan Bergizi Gratis (MBG). (IDN Times/Tunggul Damarjati)
Melihat besarnya potensi nilai ekonomi, Abi mengingatkan perlunya pengawasan ketat terhadap wacana tersebut. Dia menilai, lembaga seperti KPK, BPK, dan Kejaksaan perlu turun tangan agar tidak muncul penyimpangan.
“Kita perlu sama-sama menjaga, agar BGN tidak menjadi lembaga percaloan. Dengan adanya niat Kepala BGN ini ada potensi Rp620 milyar pertahun. Saya rasa KPK, BPK dan Kejaksaan perlu memperkuat pengawasan,” ujar Abi.
Sebelumnya, Kepala BGN Dadan Hindayana menjelaskan alasan di balik rencana penjualan minyak jelantah MBG ke Singapore Airlines. Ia menilai ekspor memberikan nilai ekonomi lebih besar.
"Ini jelantahnya tidak dibuang, ditampung oleh para entrepreneur dan kemudian diekspor dengan harga yang dua kali lipat karena salah satu penggunanya adalah Singapore Airlines," kata Dadan di Kantor Bappenas, Jakarta Pusat, Rabu (19/11).
Dadan juga menegaskan potensi bisnis minyak jelantah sangat besar karena konsumsi minyak goreng SPPG cukup tinggi.
"Satu SPPG memproduksi atau menggunakan 800 liter minyak goreng setiap bulan dan 70 persen menjadi minyak jelantah," tutur dia.