Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Wakil Menteri Agama Romo Muhammad Syafi’i. (Dok. Kemenag).
Wakil Menteri Agama Romo Muhammad Syafi’i. (Dok. Kemenag).

Intinya sih...

  • Pesantren dianggap setara dengan pendidikan umum lewat UU Nomor 18 Tahun 2019.

  • Wamenag sebut dana abadi pesantren jadi fokus utama di era Prabowo.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Wakil Menteri Agama (Wamenag), Romo Muhammad Syafi’i, mengatakan, dana abadi pesantren akan menjadi agenda utama di pemerintahan Presiden Prabowo dalam hal pesantren.

Dana tersebut tidak akan disatukan dengan dana abadi lain yang sudah ada agar alokasinya tepat sasaran.

"Dana ini tidak akan disatukan dengan dana abadi lainnya yang sudah ada untuk memastikan alokasinya tepat sasaran," kata dia dalam Sarasehan Pimpinan Pesantren Alumni Gontor, di Aula Nyi Ageng Serang Buperta Cibubur, Jawa Barat, Sabtu (13/9/2025), dikutip dari siaran pers.

1. Pesantren dianggap setara dengan pendidikan umum lewat UU Nomor 18 Tahun 2019

Sarasehan Pimpinan Pesantren Alumni Gontor di Aula Nyi Ageng Serang Buperta Cibubur, Cimanggis Depok, Jawa Barat, pada Sabtu (13/9/2025). (Dok. Kemenag)

Wamenag mengatakan, pengesahan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren, menjadikan pesantren sebagai subsistem pendidikan nasional mandiri dan kini dianggap setara pendidikan umum.

"Artinya, semua jenis dan jenjang pendidikan di pesantren kini dianggap setara dengan pendidikan umum yang memungkinkan alumni pesantren diterima di mana saja sesuai jenjang ijazahnya," kata dia.

2. Indonesia tidak boleh lupakan pesantren

Ilustrasi pesantren/IDN Times/Kevin Handoko

Wamenag mengatakan, Indonesia tidak boleh melupakan pesantren karena pesantren adalah salah satu model pendidikan tertua di indonesia.

Menurut data Kementerian Agama, ada lebih dari 42 ribu pesantren dengan lebih dari 10 juta santri di seluruh Indonesia.

"Pesantren adalah Indonesia dan bicara Indonesia tidak boleh melupakan pesantren," ujar Wamenag.

3. Dari tradisi lesehan hingga impian 200 perguruan tinggi pesantren bisa terwujud

Perwakilan Mahasiswa Mahasiswi KKN Unida Gontor dan Dosen Pembimbing Lapangan KKNI Unida Gontor

Selain itu, Wamenag Romo juga berharap agar impian untuk mendirikan 200 perguruan tinggi pesantren seperti yang ada di Gontor, Jawa Timur, dapat terwujud di era Prabowo.

Dia juga menyatakan, pesantren yang berawal dari tradisi lesehan kini telah berembang pesat.

"Meskipun berawal dari tradisi lesehan, pesantren kini telah berkembang pesat dan tetap relevan," kata dia.

Editorial Team