Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Wamenaker Kena OTT KPK, Anggota DPR: Presiden Seperti Bikin Gol Bunuh Diri

20250821_115244.jpg
Anggota Komisi III DPR RI Muhammad Nasir Djamil respons OTT KPK di Kabinet Merah Putih. (IDN Times/Amir Faisol)

Jakarta, IDN Times - Anggota Komisi III DPR RI Muhammad Nasir Djamil kaget mendengar Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer alias Noel terjaring operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Nasir menyebut, Presiden Prabowo Subianto seperti melakukan gol bunuh diri akibat peristiwa ini.

Nasir menjelaskan, Presiden Prabowo sangat lantang terhadap upaya pemberantasan korupsi. Nasir pun prihatin dengan peristiwa OTT KPK terhadap anggota Kabinet Merah Putih ini.

"Presiden kan sangat, sangat gencar untuk soal ini gitu, dan tentu sangat seperti memasukkan bola ke gawang sendiri ini, jadi apa yang dialami oleh Wamenaker itu seperti memasukan bola ke gawang sendiri, atau gol bunuh diri," kata Nasir Djamil di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (21/8/2025).

Dari peristiwa ini, ia mendapatkan pesan bahwa Prabowo tidak cawe-cawe dalam urusan OTT KPK bagi anggota kabinetnya. Selain itu, ia menangkap pesan bahwa KPK bekerja secara independen tidak diintervensi kekuasaan dalam kasus ini.

"Kita salut kepada Presiden Prabowo, karena tentu saja dia tidak berusaha untuk melakukan upaya-upaya dengan kewenangan yang dia miliki untuk mencegah terjadinya peristiwa itu, ya jadi sangat mengejutkan sebenarnya," kata Legislator Fraksi PKS.

Sebelumnya, Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer terjaring dalam operasi tangkap tangan Komisi Pemberantasan Korupsi (OTT KPK) terkait pemerasan perusahaan. Hal itu diduga telah berlangsung sejak lama.

"(Pemerasan) Sudah berlangsung lama, jadi (nilai pemerasannya) cukup besar," ujar Wakil Ketua KPK Fitroh Rohcahyanto pada Kamis (21/8/2025).

Sejauh ini ada 10 orang yang ikut terjaring operasi senyap tersebut. Namun, identitasnya belum dibuka karena pemeriksaan masih berlangsung.

Fitroh menjelaskan, rangkaian tangkap tangan sudah berlangsung sejak Rabu, 20 Agustus 2025. Tangkap tangan ini dilakukan karena ada dugaan pemerasan terhadap perusahaan-perusahaan dalam pengurusan sertifikasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

Sejauh ini bukti yang ditemukan saat tangkap tangan ada uang, puluhan mobil, dan motor Ducati.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dheri Agriesta
EditorDheri Agriesta
Follow Us