Jakarta, IDN Times - Penyebaran wabah virus corona kian meresahkan penduduk di berbagai belahan dunia. Sebagai gambaran dalam waktu dua bulan, virus itu telah merenggut 213 jiwa dan hampir 10 ribu orang didiagnosa positif terjangkit 2019-nCoV ini.
Virus corona ini juga sudah terdeteksi di 23 negara selain di Tiongkok, yakni Thailand, Jepang, Australia, Taiwan, Malaysia, Macau, Korea Selatan, Hong Kong, Singapura, Amerika Serikat, Jerman, Uni Emirat Arab, Italia, Vietnam, Finlandia, India, Nepal, Filipina, Sri Lanka, Prancis, Kanada, dan Kamboja.
Sejauh ini, Pemerintah Indonesia mengklaim belum ada orang yang dinyatakan terinfeksi virus corona. Walaupun jutaan turis asal Wuhan, Tiongkok, masuk ke Bali sebelum kota tersebut diisolasi akhir Januari lalu.
Maka, tak heran bila Pemerintah Indonesia memasang status siaga agar virus ini tidak ikut menjangkit warga di Tanah Air. Apalagi tingkat mobilitas warga asal Tiongkok ke Indonesai dan sebaliknya tergolong tinggi.
Yang jadi pertanyaan kini, perlu kah publik menunjukkan rasa kekhawatiran secara berlebihan? Apa cara yang paling sederhana untuk mencegah agar kita tidak terjangkit virus mematikan itu? IDN Times mengupas lebih lanjut mengenai virus corona dengan Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Prof. Amin Soebandrio.
IDN Times berkesempatan berbincang dengan pengajar di Fakultas Kedokteran UI itu, pada Rabu (22/1) lalu. Berikut hasil wawancaranya: