Jadi sebenarnya data kematian ini atau data apapun data pandemik, salah satunya data kematian data kasus ini sangat penting untuk dua hal, yang pertama bagi kebijakan-kebijakan itu kenapa, misalnya ketika ada data kematian isoman yang meningkat di suatu daerah itu sebenarnya indikator nyata bahwa fasilitas kesehatan yang kolaps sudah tidak memadai lagi sudah tidak bisa menampung pasien.
Sehingga kebijakannya harusnya apa? Harusnya mau tidak mau dari sisi hulunya menekan penularan, agar laju kasus aktif itu tidak melebihi kapasitas faskes, itu yang pertama.
Dari sisi hilirnya kalau fasilitas kesehatan memang tidak memadai mau tidak mau memang harus dibentuk salah satu adalah di antaranya track triase, memilih mana yang harus ditangani prioritas mana yang tidak.
Selalu meningkatkan tempat-tempat isolasi mandiri terpusat, sebenarnya jadi daerah-daerah yang kematian isoman tinggi harus segera dibentuk pusat-pusat isolasi mandiri yang itu ada faskes tim support yang baik itu dari sisi kebijakannya.
Nah kalau dari sisi masyarakatnya ini juga penting untuk membangun, memperbaiki persepsi risiko, sebenarnya jika angka Kematian ini tidak ditampilkan secara transparan masyarakat masih mengira bahwa tingkat kematiannya kecil, bahkan banyak orang yang berpikir yang meninggal itu hanya sakit jadi kalau ke rumah sakit nanti akan di-covid-kan dan seterusnya.
Data yang tidak transparan, data yang tidak benar dan kemudian dibiarkan ke publik ini bisa membiaskan persepsi risiko masyarakat. Masyarakat merasa seolah-olah aman padahal sebenarnya tidak, prinsip komunikasi risiko itu kan harusnya transparansi data dan informasi, tujuannya apa? Untuk meningkatkan kewaspadaan dan kemampuan masyarakat dalam mitigasi risiko.
Sebenarnya kita kan selama ini seolah-olah komunikasi risiko itu menenangkan masyarakat dengan menutupi data under-reported data seolah-olah kematiannya kecil angka kesembuhan yang diglorifikasi, dan seterusnya jadi padahal sebenarnya angka kesembuhan itu bukan variabel. Dalam pandemik sebenarnya kan, kalau kasusnya tinggi apalagi dengan COVID-19 yang tingkat kematian yang rendah, relatif rendah, kan covid bukan penyakit yang sangat mematikan, akan tetapi bahaya covid adalah tingkat menular yang tinggi, yang ketika itu dibiarkan akan membanjiri faskes dan melumpuhkan rumah sakit.
Ini prinsip-prinsip yang seharusnya disadari benar, bahwa tingkat kematian covid itu tidak terlalu tinggi, tetapi kalau orang yang tertular banyak dan butuh perawatan banyak misalnya, kemudian angka kasus aktifnya tinggi melebihi kapasitas kesehatan, ya kalau juga orang akhirnya meninggal jadi banyak bukan hanya karena covid saja yang meninggal, tetapi juga karena berbagai penyakit lain yang harusnya butuh penanganan tidak bisa tertangani, karena rumah sakit dikontrol untuk pasien covid, itulah yang disebut excess deaths yang berlebih.
Masyarakat harus tahu konsep ini, harus tahu tentang risiko ini sehingga tidak mengabaikan tentang risiko, hati-hati, prokes dan seterusnya jadi kadang-kadang saya bingung juga ketika satu sisi pemerintah mengajak masyarakat prokes tetapi di sisi yang lain masyarakat tidak diberikan informasi yang benar yang transparan, yang apa adanya mengenai resikonya dan apa yang harus dilakukan. Jadi kemudian jadi tidak nyambung komunikasinya seperti itu.