Jakarta, IDN Times - Pandemik virus corona atau COVID-19 kini menjadi musuh bersama masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Bahkan, data per 2 Mei 2020, angka penyebaran kasus virus corona di Indonesia sudah mencapai lebih dari 10.843 kasus, dengan kematian 831 orang, dan pasien sembuh 1.665 orang.
Sejak kasus virus corona diumumkan masuk Indonesia 2 Maret lalu, berita-berita di media sosial soal virus mematikan itu pun bertebaran. Masyarakat tak tahu mana yang sumber yang harus dipercaya. Untuk mengatasi hal itu, pemerintah akhirnya membentuk Tim Gugus Tugas COVID-19 yang dipimpin Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo.
Sebagai informasi resmi terkait penanganan COVID-19, pemerintah juga telah menunjuk Achmad Yurianto sebagai juru bicara pemerintah soal kasus virus corona. Tak hanya itu, pemerintah juga mengimbau masyarakat untuk terus update informasi terkait virus corona di laman situs covid19.go.id, agar masyarakat tak termakan hoaks.
Menyoal hoaks di media sosial, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkomifo) Johnny G Plate mengatakan kementeriannya telah menemukan 500 hoaks di media sosial. Ia pun menyayangkan hal itu dan mengimbau masyarakat mencari tahu informasi mengenai COVID-19 melalui situs resmi pemerintah.
"Acuan data resmi adalah data yang disampaikan oleh pemerintah melalui Gugus Tugas, medisnya disampaikan melalui Jubir Yuri, yang non-medisnya melalui jubir-jubir pemerintah yang disampaikan melalui konpers yang dilakukan, baik di kantor BNPB atau konpers resmi pemerintah," kata Johnny dalam wawancara live Instagram IDN Times, Selasa (14/4).
Johnny juga memaparkan berita-berita hoaks yang sudah tersebar di media sosial. Beberapa di antara para penyebar hoaks juga telah ditindak aparat. Tak hanya berbicara soal hoaks, Menkominfo juga berbicara tentang internet gratis di tengah pandemik virus corona dan juga kontroversi platform-platform di Kartu Prakerja.
Yuk simak selengkapnya wawancara khusus IDN Times bersama Menkominfo Johnny G Plate.