Jembatan Jemarat, Mina, Arab Saudi (IDN Times/Umi Kalsum)
Teman-teman ada yang jual 27 ribu dolar AS, itu satu orang dalam satu kamar, tergantung paketnya, maktab juga ada VIP yang ada di Mina dan Arafah itu tergantung paketnya, yang terpenting haji khusus itu dia maktab tersendiri, maktab haji khusus yang dekat dengan pelontaran di Mina, kalau itu terjadi kemudian yang paling depan paling mahal, belakang itu sesuai dengan paket masing-masing penyelenggara.
Untuk pelaksanaan haji khusus dan reguler itu ada perbedaan?
Biasanya haji khusus itu berangkatnya diakhir menjelang wukuf di Arafah. Tapi kalau haji regular itu tentu kita rapat juga dengan Dirjen juga, di ruang VIP itu, kita sampaikan walaupun pemerintah Arab Saudi belum mengumumkan jumlah kuota, kita terutama Kementerian Agama harus menyusun rencana perjalanan haji (RPH), jadi kita sudah siap berapapun kita dikasih kuota, itu RPH-nya sudah ada. Sehingga tentu, kita tidak terburu-buru untuk melakukan kegiatan tersebut, tentu kita sudah mempunyai pengalaman bertahun-tahun sehingga RPH ini dari sebelum ditetapkan BPIH, kita sudah buat RPH
Selain membahas RPH apalagi?
Kita bernegosiasi atau berdiskusi dengan Pak Menteri dan Pak Dirjen, mengenai bagaimana tentang jemaah yang manula ini, bagaimana supaya bisa terlayani dengan baik, sehingga Kementerian Agama ini bisa memberikan layanan sebaik-baiknya dengan jemaah lansia ini. Begitupun juga dengan Pak Dirjen diskusi juga bagaimana menyusun RPH ini, sehingga kita tidak terkendala apabila kuota diumumkan dekat dengan keberangkatan, karena sesungguhnya RPH itu penting sekali, karena haji di masa pandemik itu beda sekali dengan sebelum pandemi, dan kita tahu sekarang bahwa Saudi Arabia
Kalau misalkan kuota haji tahun ini tidak full, bagaimana sosialisasi AMPHURI ke jemaah?
Ini juga kita sudah bicarakan kepada Pak Dirjen, waktu kita rapat di pameran di Saudi, bahwa jumlah kuota yang akan diberikan kepada kita, kepada Indonesia, itu tentu kita usahakan maksimal, karena kenapa ini akan berdampak bilamana tidak kita maksimalkan kuota dari Saudi, karena pada saat yang akan datang Saudi Arabia tentu akan segan untuk menambah kuota yang kita inginkan, karena dikasih saja tidak penuh, gimana minta. Jadi, bagaimana kita mendapatkan kuota maksimal, dan tentu kita harus usahakan maksimal.
Apakah sudah ada sinyal dari Arab Saudi soal kuota?
Ini jadi untuk jumlah belum dibicarakan oleh Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi kepada Menteri Agama kita pada saat pertemuan tersebut. Sebenarnya Menteri Agama juga berharap, jumlah kuota juga bisa diberikan, tapi kita berharap dalam waktu dekat jumlah kuota tersebut bisa disampaikan Kementerian Haji Arab Saudi untuk Indonesia. Karena kita sudah menunggu dua tahun, mudah-mudahan bisa cepat diumumkan.