Warganet Berharap Nama ATC Agung Disematkan di Bandara Palu

Jakarta, IDN Times - Air Traffic Controller (ATC) AirNav Indonesia berduka. Salah satu personel layanan navigasi penerbangan di Palu, Anthonius Gunawan Agung meninggal dunia saat menjalankan tugasnya ketika terjadi gempa 7,4 Skala Richer di Sulawesi Tengah pada Jumat (29/9) petang.
Ungkapan belasungkawa membanjiri akun Twitter resmi AirNav Indonesia.
1. Sejumlah warganet menyampaikan keinginan agar nama Agung disematkan di Bandara Palu

Pada Senin (1/10), foto turut berduka cita yang dibagikan @AirNav_Official tersebut, berhasil menyentuh hati para warganet bahkan ada yang meminta agar nama Agung disematkan di nama bandara Palu, tempatnya bertugas.
Antara lain, seperti cuitan akun @Moenthelicious. “Kalau boleh nama Anthonius Gunawan Agung disematkan di nama bandara tempat beliau bertugas. Sebagai bentuk apresiasi untuk jasa beliau dan tentunya sebagai pengingat bahwa kita pernah punya orang hebat seperti beliau,” tulisnya serta menggunakan tanda pagar #RIPAnthoniusGunawanAgung #RIPAgung #PrayforSulteng.
2. Keluarga besar Airnav berduka atas wafatnya Agung

Direktur AirNav Novie Riyanto menyatakan pihaknya telah menaikkan pangkat dua tingkat ATC Anthonius Gunawan Agung sebagai bentuk apresiasi terhadap dedikasi yang dilakukannya. Pangkat tersebut akan diserahkan untuk keluarga yang ditinggalkan.
“Keluarga besar AirNav berduka atas berpulangnya Almarhum yg telah menunjukkan dedikasi luar biasa dalam memberikan pelayanan untuk mewujudkan keselamatan penerbangan," Kata Novie, ditulis di akun resmi @AirNav_Official.
3. Kronologi kejadian

Agung sedang melayani pesawat Batik Air ID6231 yang akan terbang dari Palu menuju Makassar sebelum gempa terjadi. Hal tersebut dilansir dari Twitter resmi AirNav Indonesia @AirNav_Official.
Kemudian pada saat sedang terjadi gempa, Agung telah memberikan “clearance” kepada Batik Air. Kala itu, para personel AirNav lainnya yang tidak sedang melayani memilih turun saat gempa mulai terasa makin kuat.
Sedangkan, Agung memutuskan bertahan di tempat duduknya karena pesawat belum take-off sempurna. Agung tampaknya menunggu pesawat Batik hingga airbone, sayangnya kondisi gempa sudah semakin kuat.
Akhirnya, Agung memutuskan melompat dari cabin tower (lantai 4) yang memang ambruk hingga mengalami patah kaki. Lalu, saat proses Personel AirNav di Palu saat itu langsung melarikan Agung ke rumah sakit.
Rencananya Agung akan dirujuk ke Balikpapan menggunakan helicopter. Namun, sebelum helicopter tiba, Agung menghembuskan napas terakhirnya.