Rumah Kerajinan Amai Setia yang didirikan Rohana Kudus di Koto Gadang, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatra Barat. (Google Street View)
Pada 11 Februari 1911, Ruhana Kuddus mendirikan Yayasan Kerajinan Amai Setia yang berfokus pada keterampilan. Kendati ditentang oleh para pemuka adat dan masyarakat laki-laki, Ruhana tak pantang menyerah. Di yayasan tersebut, Ruhana mengajari anak-anak perempuan berbagai macam keterampilan seperti menjahit, menyulam, dan merajut.
Dia menjalin hubungan kerja sama dengan pemerintah Belanda berupa pemesanan peralatan dan kebutuhan menjahit untuk mengajari para muridnya. Hasilnya, karya mereka berhasil diekspor ke Belanda.
Tak hanya mengajar keterampilan, Ruhana juga memberikan pelajaran umum seperti baca tulis, agama, budi pekerti, dan Bahasa Belanda.
Hingga saat ini, Yayasan Kerajinan Amai Setia masih berdiri di Koto Gadang kendati tak seramai dulu. Pepi, cucu Ruhana Kuddus, mengisahkan bagaimana yayasan tersebut tetap bergerak di tengah desakan bisnis kain pabrikan.
Yayasan Kerajinan Amai Setia menjual berbagai jenis kerajinan tangan, seperti selendang sulam dan kerajinan perak. Harganya pun bervariasi, mulai dari Rp3-6 juta.
Karya kerajinan tangan Yayasan Kerajinan Amai Setia juga dapat ditemukan di kawasan Gandaria, Jakarta. Salah seorang anggota yayasan dengan suka rela menghibahkan tempat tinggalnya sebagai cabang kerajinan.